DikisahkanÂ
pada suatu hari, Mullah Nasruddin memberi tahu isterinya bahwa ia akan menjual keledai kesukaannya ke pasar. "tapi suamiku", kata isterinya "keledai itu engkau pakai setiap hari, lalu, esok engkau naik apa". Mullah Nasruddinpun menjawab "aku akan memasang harga yang sangat tinggi, sehingga tak ada seorang yang berani membelinya"
Sering kita dapati para remaja "jual mahal", yakni memasang tarif yang sangat tinggi dalam pergaulan dan percintaan, pilah pilih dalam mencari bestie, karena begitu ketatnya syarat yang diajukan, maka mereka hanya memiliki segelintir teman, bahkan sering meledek atau merendahkan orang lain, tujuannya ? agar dirinya bisa dihargai lebih tinggi?
Bisa kita perhatikan dalam perdagangan, kadang seseorang menawarkan harga yang terlalu tinggi, bahkan di luar perhitungan logika dan harga pasaran. Tujuannya agar pembeli mengurungkan niat, pun toh bila terpaksa menyetujui harga yang ditawarkan, maka ada hal lain yang turut menyertai.
Emosi seseorang yang yang turutkan dalam setiap aktivitas bisa membawa ke arah bahaya, bila tidak didasari dengan kecerdasan yang membimbing emosi, bisa menjadi amarah, bahkan perseteruan yang tak kunjung berakhir.
Bila harga diri menjadai taruhan, maka berpikir logis sudah tidak lagi menjadi jalan pilihan, yang penting "tidak terkalahkan", harga dirinya tidak diinjak-injak, namun senang ketika mampu menginjak-injak bahkan merendahkan harga diri orang lain.
Kekerasan dan kekonyolan ditampakkan untuk mempertahankan harga diri, "menjual tetapi mengukuhinya", menawarkan sesuatu yang tidak memungkinkan membuat orang lain tertarik, berikut lanjutan cerita Mullah Nasruddin, pada sesi lain;
Mullah Nasruddin membawa keledainya yang sangat galak ke pasar. Keledainya ini menendang setiap orang yang menatapnya seraya meringkik. "Mullah, bagaimna akan laku keledai seperti ini" kata seseorang kepada Naruddin. "aku tak ingin menjualnya" jawab Jawab Mullah "aku hanya ingin semua orang tahu bagaimana aku harus menjalani hari-hariku bersama keledai ini"
Niat yang terselubung selalu menyertai hati seseorang ketika harus mempertahankan diri, seakan menerima padahal ingin menolak, seakan ingin dibenci padahal berharap untuk dicintai. Seorang yang menawarkan tinggi harga dirinya, karena ada gengsi yang turut menghembuskan niatnya, antara iya dan tidak.
Alasan Terselubung Seseorang Memasang Tinggi Harga Diri