Banyak menjadi bahan perdebatan tentang arti sebuah nama, karena pada masa lalu pun mungkin juga masih berlaku sampai saat ini, apa pengaruhnya nama dalam keberadaannya. Sesuatumemiliki arti karena esensi atau eksistensinya, benda atau sebutannya (nama).
Penjual soto Lamongan bernama pak Didik, cukup lama di kenal oleh penggemar soto. Kalau seseorang berbicara tentang soto Lamongan tak pernah alpa dalam menyebut nama pak Didik. Jadi pertanyaannya, pak Didik terkenal karena penjual soto Lamongan? Atau soto Lamongan terkenal karena penjualnya pak Didik?
Antara soto, Lamongan dan pak Didik adalah rangkaian kata yang apik membuat mudah diingat dan menjadi tanda tanya? Seperti beli soto di mana? sebagian menjawab di pak Didik, atau jawaban tidak lurus "soto Lamongan"
Menjadi khas ketika kata soyo bersanding mesra berpasangan dengan kata Lamongan, memiliki makna agung karena keagungan soto lamongan yang mendunia, bahkan salah satu mie instan menyajikan rasa "soto lamongan".
Janganlah ragu bahwa nama memiliki nilai tambah dan menguatkan, seperti soto, Lamongan dan pak Didik. Ketiga telah menjadi satu karakter bersandar dari kata soto.Â
Selain dari hal di atas dan pemaknaan dari teks yang ada menjelma dalam bahasan kontektual. Adalah kerinduan kepada penjual soto Lamongan di kota Lumajang, pribadi yang enak diajak ngobril dan selalu quick respon terhadap pernyataan dan pertanyaan pelanggan, bahasanya khas orang-orang jaman dulu, tentu kerinduan tak sekadar penjjualnya, juga soto yang sudah berkenan menjadi pelengkap dari berbagai masakan. Â Nama sungguh memiliki makna, ketika disandarkan dengan sesuatu menqmbah ekaostik dan eatetik.Â
Rindu Penjual Soto Lamongan
Oleh: Hamim Thohari Majdi
Lumajang, 19 Januari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H