Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Renungan di Kala Hujan tentang Keberuntungan

5 Januari 2024   21:23 Diperbarui: 5 Januari 2024   21:27 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hujan deras membuat jalanan tergenang air (Hamim Thohari Majdi)

Sore ini hujan mengguyur hampir sebagian besar kota, cukup lebat, membuat pengendara motor harus memakai jas hujan, melindungi diri agar tidak basah kuyup. sementara air mengaliri ruas jalan aspal, entah mengapa tidak mau lewat sungai atau got tepian jalan.

Jeda berkegiatan karena hujan, harusnya melanjutkan aktivitas dan berpindah tempat. urung, semua harus rela menahan diri menikmati rintik hujan, hingga turun air secara kolektif.

Mengisi kekosongan, sambil berselancar dalam imajinasi, mengolah pikiran membangun hipotesa dengan sebuah bahan renungan "

Hai orang yang beriman, bertaqwalah  kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan  diri kepadaNya, dan bersungguh-sungguhlah pada jalanNya, supaya kamu mendapat keberuntungan

TAHUN BARU APA YANG DICITA-CITAKAN

Baru saja tahun 2024 melangkah dalam hitungan hari, belum genap seminggu apalagi satu bulan. Pergantian tahun sering diartikan dengan tahun baru, melipagt kenangan tahun sebelumnya dan membuka lembaran baru setelah berganti tahun.

Kata yang bersanding dengan kata baru, memiliki semangat, ada harapan dan mendamba keberuntungan alias kesuksesan dan kebahagiaan. seperti tahun baru di dalamnya ada harapan baru, hidup baru disandangkan kepada orang yang usai menikah yang artinya ada hal-hal baru dalam mengarungi bahtera kehidupan.

Tahun baru, bagi banyak orang waktu untuk membangun impian-impian baru atau memperbarui impian tahun sebelumnya yang belum terwujud. Pertanyaannya adalah "adakah orang yang tidak ingin hidupnya penuh dengan keberuntungan?", ini penting diajukan agar menggugah jiwa-jiwa yang beku, lidah kelu dan menelan  kelamnya masa lalu.

Sebagian besar orang menginginkan kebahagiaan secara tegas dan jelas, sebagian ada yang malu untuk mengatakan, menyembunyikannya hingga ke dalam bilik kecil hatinya. bagi kebanyakan orang menikmati aliran kehidupan, apa yang menjadi nasib bagi dirinya, dijalani saja, pun toh semua sudah ada yang mengatur.

REFRESH SPIRITUALITAS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun