Bermain layang-layang, berbahagia ketiga bisa melayang di angkasa, datangnya angin menambah nikmat permainan, ada energi, ada arah dan tanda-tanda kehidupan sangat terarah. Angin dan layang-layang seperti jiwa dan napas, yang berjiwa tetapi tidak bisa bernapas, masuk pada area kritis. Butuh tindakan cepat, membutuhkan pertolongan.Â
Pandang tertuju pada satu titik, posisi layang-layang, terbawa pada posisi ketika angin meniupnya, namun yang paling indah adalah ketika memandang layang-layang sambil mendongak, seperti gerakan pepohonan ke arah kanan dan kembali ke kiri, begitu sebaliknya terus menerus, berirama bagai drama kehidupan. Manusia selalu tergoda untuk mendapatkan posisi paling tinggi.
Tingginya layang-layang, seperti angan yang kian melambung tak terkendali, hingga lupa daratan, maka jadikan bumi tempat berpijak yang kokoh agar tetap mengingat diri, tidak menjadikan perubahan posisi yang diangan-angankan menggoyahkan posisi berdirinya.
Angin yang kencang, tidaklah untuk diterjang, maka pengendali layang-layang akan mengulur benang agar tidak putus menahan kencangnya terpaan angin. Janganlah diri menjadi kaku dan terlalu kokoh mempertahankan ego untuk unjuk diri sebagai pribadi hebat. Layang-layang mengajarkan untuk mengikut arahnya sepanjang benang masih tersedia.
Mengulur dan menarik benang sebagai upaya memperindah dalam memainkan kehidupan, memahami apa yang perlu diperjuangkan, apa saja yang harus dipertahankan dan dalam situasi seperti apa harus melakukan cooling down.Â
Pribadi-pribadi yang kaku, enggan berkreasi dengan kesempatan (suasana) yang ada, bisa tergilas oleh zaman, dilewati begitu saja, tanpa memperoleh apapun. Â Begitu juga bila terlalu larut dengan keadaan bisa menghilangkan jati diri, pilahlah bila ingin larut dengan situasi yang dihadapi, yakinkan bisa menguntungkan dan semakin meningkatkan kebaikan.
Layang-layang seperti melayangnya angan-angan adalah mengumbar khayal, maka untuk memperoleh kemaslahatan berilah bingkai dan warna-warni agar terlihat ramai, heboh dan ceria. Karena hidup bukan satu warna saja, harus siap untuk degradasi dan kembali kepada warna sejati. Tidaklah ada larangan bermain layang-layang dalam kehidupan, namun sebelumnya harus diperhatikan kekuatan layang-layang dan panjang benang yang tersedia. Setiap yang diinginkan harus dipertimbangkan dengan keadaan diri, bisa mengukur kemampuan.
Bila di angkasa ada banyak layang-layang, pastikan layang-layang sendiri, boleh terpesona dengan layang-layang milik orang lain, namun harus yakin bahwa apa yang dimiliknya adalah hasil ikhtiar yang terbaik, tidak kemudian langsung menurunkan layang-layang karena memperhatikan layang-layang orang lain lebih bagus, kokoh penuh warna. Â Â
Hidup seperti memperhatikan layang-layang, selalu memperhatikan manisnya yang dimiliki dan sekan dirasakan orang lain, tapi pahitnya tak ditoleh. Pandang ke dalam untuk mengeruk butiran pasir yang mengotori hati, hilangkan prasangka dan terlalu memuja milik orang lain. Karena Tuhan sudah mengukur baju yang pantas untuk disandang setiap orang.
Seni Menikmati Hidup Seindah Layang Layang di Angkasa
Oleh : Hamim Thohari Majdi
Lumajang, 28 Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H