Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Telur Mata Sapi Senilai Tiga Telur Ori

26 Desember 2023   09:58 Diperbarui: 26 Desember 2023   10:00 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Telur mata sapi senilai tiga telur Ori (Hamim Thohari Majdi)

MUSIM LIBURAN

Sobat saat ini musim liburan, memanjakan diri dengan traveling atau kuliner. Namanya berburu bahagia, berapapun rupiah yang dikeluarkan tak jadi masalah. karena bahagia tidak ada tokonya, ya bahagia adalah rasa waooow, menghilangkan logika matematika dan beralih kepada narasi sebagai ungkapan sensasional.

Musim kiburan di banyak kota wisata dipadati pengunjung, artinya kemacetan tak terelakkan, namun para wisman tak memedulikan semuanya, bahkan ada sebagian yang beranggapan kemacetan adalah sebuah resiko dan bagian dari wisata.

Maka dalam Kewarasan pikit ada yang menghar, tidak turut serta ambil dalam kerumunan dan sesaknya manusia, maka dicarilah tempat-tempat yang tidak banyak pengunjung. 

Semuanya adal sebagai upaya memburu nikmat kebahagiaan dan meninggalkan jejak di tempat hiburan, jangan salah menilai tentang apa yang dilakukan orang lain ketika didapati berbeda dengan apa kita lakukan, semua ada alasannya meski tidak harus dikemukakan secara terang-terangan.

LIBURAN DI RUMAH

Salahkah ketika seseorang memanfatkan musim liburan hanya berputar dinrumah, pindah satu bilik ke bilik, dari deoan ke belakang, menyusurian sudut-sudut yang jarang dijamah. 

Berkumpul keluarga bagi mereka yang padat giat merupakan hal langka, maka berada di rumah bersama adalah bagian dari rekreasi yang sangat mahal harganya, iatikah zaman sekarang adalah family gathering in door, mengeratkan kebersamaan antar anggota keluarga di lingkungannrumah.

Seperti masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) bagi siswa baru, family gathering indoor adalah upaya membangun cinta dan pedulu rumah tangga. Biasanya hal yang demikian ini dilakukan bagi keluarga yang sudah mengagendakan wisata tidak saja di muaim liburan, namun terjadwal sesempat kebersamaan waktu luang yang dimiliki. Rumah adalah tempat tinggal permanen, namun sering ditinggal dan jarang menjadi tempat nyaman, kecuali saat di tempat jauh berlama-lama, kemudian merasakan kehampaan dan kehamparan rasa menikmati toga.  Itulah yang dinamakan dengan rindu rumah. 

ADA CERITA TENTANG TELUR

Pagi ini bukanlah pertama, membungkus nasi pecel, menu sarapan yang disukai keluarga, biasa lauknya tempe teoung, sudah cukup menjadi pelengkap makan, walau lirikan mata tertuju kepada telur mata sapi alias telur ceplok.

Biasanya bial makan ditempat selain temoe tepung ditampang telur mata sapi, begitu kebiasaan sarapan nasib pecel di warung yang ramai pengunjung. Ah.. sangat mengenyangkan.

Tak pernah melihatvatau memperhatikan struk pembayaran, karena begitu murah, sehingga tidak mengganjal saat membayar, istilahbya "bayar ringan pulang kenyang".

Kali ini harus berdiri mendekat pramusaji, memesan untuk dibungkus, sambil menunggu antrian, pandangan mata ini nerselancar, kelilingbdan membaca dari bagian hurupbatau angka yangbterpampang, salang satubtulisan yang menarik "tidak melayani membungjus tanpa nasi", harusnya sebagai seorang pedagang harusnya berpikir untung, apapun permintaan pelanggan dipenuhi. Teringat waktu beli air kelapa muda, penjual tidak melayani kalau hanya membeli airnya saja. Padalah harga yang ditawar senilai satu buah kelapa muda, hanya airnya saja dan kelapanya buat (diberikan) penjual. Harusnya penjual senang karena dapat keuntungan ganda. Namun setiap penjual memiliki prinsip masing-masing sebagai jimat sosialnya.

Mata tertuju pada menu, teryera harga dan tampahan lauk, sembuat pikiran berubah bolak balik mencari penguat, apa yangbharus dipilih, telur Rp. 4.000. uhui.. "bikin telir sendir" ups kliru goreng telur mata sapi sendiri. 

HARGA SEBUAH KREATIVITAS

Berkah liburan, bisa berkumpul keluarga tanpa gangguan atau jeda dengan kegiatan lain. Musim liburan sekolah kali ini sangat istimewa bersamaan dengan libur kerja hari raya natal dan cuti bersama, beda dengan liburan hri raya Idul Fitri, kebersamaan dengan keluarga menikmati mudik di kampung halaman para leluhur, yang berarti posisinya adalah sebagai tamu atas kekurga yang ada di kamoung halaman, sebagai penikmat tanpa bisa melepas kreativitas seperti ketika berada dinrumah sendiri.

Sama seperti mereka yang traveling, liburan di rumah, harus ke kuar rumah ketika hendak sarapan, seperti pagi ini membeli nasi pecel, lauk telur mata sapi, tanpa pikir panjang dan tak berbelit jumlah harga, langsung pesan tiga bungkus tambah lauk telur mata sapi. Total tambahan  Rp.12.000,- ini berarti senilai tiga butir telur ori

Di masa akal waras berfungsi, logika memounyai tugas menyeleksi dan membandingkan, hingga lahirlh konsep efisiensi, mengambil yang teringan dan murah.  Namun tatkala diawal rasio dipinggirkan dan bermanja-manja menjadi penyedapnya, maka semua tidak melewati proses perpikir kritis dan logis. 

Masa liburan salah satu penfhargaan bagi kaum yang berpikir kreatif, menjadikan sesuatu memiliki makna lebih, keberadaanya beda dan tampil lebih mempesona, serta rasa yang kian menggoda. Berbahagialah di musim liburan para penjaja jasa dan perdagangan, karena di situlah nilai harga diri dinaikkan. 

Para kreativitas yang menambahkan nilai sepoerti sosis bakar, degan jely, cilot dadar atau cilot goreng, sungguh oatut diapresiasi, hidup ini semakin semarak dari hasil kreasi dan inobasi, anda keduanya tidak ada maka hidup ini terasa sepi, datar-datar saja, ya cuma begitu saja dari hari ke hari padahal waktu telah berubah dan menjadikan usia bertambah menuju punah. Seperti penjual tekur mata sapi yang dijual Rp. 12.000,- senilai tiga butir telur ori, karena ada nilai tambah dan layak jual.

BERKREASILAH ANAK MUDA

Harus dibuang istikah "mager"-malas gerak di kalangan anak muda, karenaa gerak adalah tanda kehidupan, dengan bergerak banyak hal diciptakan.

Bergerak adalah melakukan aktivasi fisiologis, menggerakkan jiwa menjadi sebuah semangat, dengan budaya malas bergerak anak muda sudah tertinggal karya dari usianya. Jangqn terlalu lama menjadi generasi penikmat, karena anak muda masih lama menuju tua, jangan sia-siakan kesempatan berlalu tanpa hadirnya sebuah karya.

Harimau meninggalkan belang, gajah meninggalkan gading, manusia meninggalkan nama dan karya, maka karya apa yang bisa dibanggakan oleh keturunan setelahnya, siapakah yang akan menyebit namanya ketika sepi dari jejak hasta karyanya. 

Selamat menikmati liburan di manapun berada. 

Telur mata sapi senilai Tiga Telur Ori

Oleh : Hamim Thohari Majdi

Lumajang, 27 Desember 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun