Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gaya Komunikasi Menentukan Kesehatan Jiwa dan Raga

21 November 2023   20:48 Diperbarui: 21 November 2023   20:56 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Komunikasi Mentukan Kesehatan Jiwa dan Raga (Hamim Thohari Majdi)

GAYA KOMUNIKASI MENENTUKAN KESEHATAN JIWA DAN RAGA

"Beberapa kejadian nampak bahwa komunikator  yang selalu memaksa komunikan untuk menuruti kemauannya, mereka sangat rapuh jiwa raganya mudah diserang penyakit. Sedang mereka yang santun yang memanusiakan manusia dalam berkomunikasi sangat tampak ketenangan jiwanya, sehat lahir batin"

Komunikasi merupakan kebutuhan dasar dalam berinteraksi atau bersosial, tidak saja bertujuan agar pesan yang disampaikan diterima dan mendapat respon atau umpan balik (balasan), lebih dari itu ada ruh yang menyertainya.

Peran utama dalam komunikasi adalah komunikan dan komunikator, pesan dan ekspresi. Menurut Jalaludin Rahmat komunikasi efektif itu harus menghasilkan ; pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang semakin membaik dan adanya tindakan.

Memperhatikan komponen komunikasi yang efektif sebagaimana tersebut di atas, maka harusnya setiap komunikasi menghasilkan keriangan, meringankan beban, mempererat hubungan dan mau melakukan tindakan-tindakan yang diharapkan. Maka komunikasi diharapkan menjadikan umat manusia sehat, karena masalah-masalah kehidupan sudah mendapatkan pertolongan dan kesulitannya menemukan jalan keluar.

Namun dalam prakteknya, terdapat hambatan-hambatan dalam komunikasi, sehingga menjadikan hal yang baik kian memburuk, hubungan yang sudah erat kian melonggar, kepedulian menjadi acuh tak acuk, kesenangan berubah duka, proaktif menjadi enggan bertindak. Effendi menyebut beberapa hambatan komunikasi, di antaranya : perbedaan persepsi, reaksi emosional, tidak konsistenan komunikasi verbal dan non verbal, kecurigaan dan tidak adanya timbal balik.

Hambatan-hambatan komunikasi ini tidak saja memperlambat komunikasi antara komunikator dan komunikan, lebih jauh dari itu dapat mengganggu kesehatan kedua belah pihak, dan semuanya bergantung dari ketangguhan jiwa masing-masing individu. Karenanya untuk mendapatkan kesahatan prima dan hidup bergairah, berkomunikasilah secara efektif, sehingga proses komukasi berjalan lancar, pesan yang disampaiakan dapat dimengerti dan feed backnya tepat sesuai tujuannya.

KOMUNIKASI TRANSENDENTAL

Manusia sebagai ciptaan dari Tuhan, maka tidaklah bisa lepas begitu saja dalam kehidupannya, termasuk alam berkomunikasi haruslah melibatkan unsur Ketuhanan agar terjadi harmoni dan kedamaian.

Nina W. Syam dalam bukunya yang berjudul Model-Model Komunikasi Perspektif Pohon Komunikasi menyebut, sebagai salah satu wujud berpikir tentang bagaimana menemukan hukum-hukum alam dan keberadaan komunikasi manusia dengan Allah Swt. atau antar manusia dengan kekuatan yang ada di luar kemampuan pikir manusia yang bersifat Ilahiah dan keberadaannya dilandasi oleh rasa cinta.

Hal di atas sejalan dengan komunikasi transendental perspektif psikologi transendental, pada logoterapi ke arah psikologi transendental, bahwa arah spiritualisasi dalam struktur manusia  (logoterapi) pengembangan konsepsi fitrah sebagai potensi spiritual manusia.

Fungsi komunikasi transendental setidaknya ada dua arah. Pertama, menyelesaikan masalah-masalah yang tidak ditemukan jalan keluarnya -- hal ini seiring dengan pengetahuan manusia yang belum dimiliki dalam memecahkan masalah, atau karena begitu beratnya beban sehingga tidak sanggup, maka haruslah diserahkan kepada yang Maha Kuasa. Kedua, penguatan dan pelibatan transendental dalam komunikasi, bahwa disadari atau tidak untuk mewujudkan komunikasi yang efektif haruslah menggunakan kekuatan Ilahiah meniru sifat-sifat Tuhan dalam konteks mikro kosmos, sehingga poal komunikasi yang dipilih adalah memberi kesan yang baik dan mendapatkan hasil yang menyenangkan.

KOMUNIKASI HARUS MENEBAR KASIH SAYANG

Dalam konsep komuniksai transendental ada rumusan sederhana "barang siapa yang berkasih sayang dengan sesama penduduk bumi, maka akan dikasih sayangi oleh penduduk langit", konsep ini adalah sebuah konsekuensi, hubungan sebab akibat. Namun lebih jauh dari itu ada campur tangan Ilahi dalam membangun komunikasi dengan mendapatkan bimbingan dari yang Kuasa.

Salah satu ciri manusia adalah homo volens, pergerakan atau tindakan manusia berdasarkan keinginannya, begitu pula dalam berkomunikasi komunikator lebih menurutkan keinginannya, dalam ketidak sadaran manusia selalu mendahulukan keinginanya atau bahkan memaksakan keinginannya untuk terwujud dan orang lain menjadi perantaranya.

Ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku manusia termasuk di dalamnya ketika berkomunikasi yaitu, faktor personal dan situasional. Faktor personal sangat erat dengan hal-hal seperti ; kebutuhan biologis dan sosio psikologis. Sedangkan faktor situasional  berkaitan dengan ekologis, rancangan dan arsitektual, temporan, suasana perilaku, teknologi, sosial, lingkungan dan stimuli.

Untuk mewujudkan keinginannya, ada sebagian ditempuh dengan segala cara, yang penting terwujud tanpa pempertimbangkan norma yang berlaku, pola komunikasi yang digunakan melalui intimidasi, kekerasan, pekasaan dan menyudutkan agar komunikan menurut apa yang dikehendaki. Dalam posisini komunikan menjadi obyek pelucutan hak dan hilangnya kemerekaan berkomunikasi. Efek dari pola komunikasi seperti ini memunculkan rasa takut, kecemasan, depresi dan putus asa, lalu apa yang akan dilakukan oleh komunikan bila mendapati sistuasi yang sangat berat, tentu bersumpah serapah memohon kutukan dari Tuhan dan segala kemalangan komunikator.

Bukankah banyak didapati dalam kelompok atau kelas tertentu yang memberlakukan atasn dan bawahan, derajat tinggi dan rendahan, bagi mereka yang memiliki kekuasaan dengan semena-mena menerapkan gaya intimidasi dan ancaman, sehingga membuat komunikan tidak ada pilihan kecuali menuruti kemauan komunikator.

Tipe orang yang suka intimadasi, maunya sendiri, tidak lagi mendengarkan nasihat atau saran orang, pada prinsipnya telah mengalami gangguan mental, dari sinilah kemudian menyeraang badannya, sehetan dari hari ke hari semakin menurun, apalagi yang dihadapi orang-orang yang berani menolak atau mengabaikan pesannya.

Sebaliknya bila komunikan sangat santun dan selalu persuasif, membuat komunikan sangat senang. Komunikasi berjalan lancar, penuh keakrapan bahkan hambatan-hambatan sepele seperti kebisingan, tempat yang kurang nyaman tidak mempengaruhi efektivitas komunikasi.

Disadari atau tidak bahwa siapaun yang memperlakukan dengan penuh kasih sayang kepada penghuni alam semesta, termasuk di dalamnya cara berkomunikasi yang santun, memanusiakan manusia, maka penghuni langit  (malaikat) akan menyanyagi, bila para malaikan sudah sayang tentu doa-doanya diamini, permohonannya dikabulkan dan llah memberikan keselamatan dan penjagaan melalui para malaikatnya.

Jelaslah bahwa komunikasi yang tidak memanusiakan manusia, komunikatornya akan cepat emosi dan selalu berusaha mencari kemenangan, padahal dirinya sudah kalah dari awal karena tidak bisa mengontrol dan mengendalikan emosinya. Sedangkan komunikasi penuh kasih sayang menjdaikan jiwa dan raga sehat bugar, hidup penuh semangat dan berenergi serta harapannya yang tinggi.

Gaya Komunikasi Menentukan Kesehatan Jiwa dan Raga

Oleh : Hamim Thohari Majdi

Lumajang, 21 Nopember 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun