Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Sekolah Di Masa Bayi Masih Ada Yang Menolak

12 November 2023   19:58 Diperbarui: 17 November 2023   16:20 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para pakar pendidikan masih ada yang belum sepakat adanya sekolah bagi bayi, dan juga sebagian orang tua dirundung ragu untuk menyekolahkan bayinya. 

Beberapa hal yang membuat orang tau ragu, antara lain :

Pertama, waktu bersama bayi tidak ingin dicuri oleh orang lain. Kehadiran bayi sangatlah ditunggu dan bisa membuat orang tua menjadi bahagia, kerinduan dan ingin selalu bisa memandangi wajah bayi menjadi salah satu alasan orang tua rela mengasuh sendiri atau diasuh oleh orang lain tapi tetap berada di rumah.

Kedua, belum menjadi trend. di era digital ini banyak perilaku  yang digiring oleh opini, hal-hal yang sedang viral atau trend menjadikan diikuti banyak orang tanpa harus melakukan uji kebenaran. 

Ketiga, kekhawatiran yang berlebihan. banyak cerita bagaimana bayi yang dititipkan ada yang diberi obat tidur, tujuannya agar pengasuh bisa mengerjakan hal lain. karena kalau bayinya masih jaga maka menjadi masa penantian panjang dalam pengasuhan, Maka wajarlah bila kondisi ini membuat orang tua takut bayinya diperlakukan tidak baik.

Keempat, biaya yang dirasa mahal. orang tua berpikir tentang sekolah bayi adalah memandang bayi sebagai anak kecil, lantas yang terjadi dilapangan justru biaya sekolah bayi lebih banyak dari pada biaya pendidikan di SD. Orang tua berpikir "masih bayi biayanya segina ya", tidak ingin orang tua merogoh kovek terlalu dalam hanya untuk biaya sekolah bayi, lebih baik di asuh sendiri.

Memang pada kalangan masyarakat tertentu, mengasuh bayi belumlah waktunya dengan cara menyekolahkan, mereka melihat lintasan sejarah pendidikan, semolah ya di SD bukan bayi. Sehingga orang tua lebih asik kalau bayinya diasuh sendiri.

Namun bagi kalangan lain dengan keterbatasan waktu pengasuhan daan cukup finansial, menyekolahkan bayi adalah kesempatan yang sangat oke, anak aman orang tua bekerja ntenag.

Sekolah yang menerima bayi sebagai siswa seberti Taman Asuh Anak TPA TAAM Bahrusysifa Lumajang tidak saja mengasuh bayi dalam artian pendampingan saja, ada panduang pengasuhan (semakcam kurikum), ada saat bermain, waktu pengenalan pengetahuan, mengaji al-qur'an dan pembiasaan.

Pembiasan inilah yang jarang dilakukan oleh orang tua, di TPA anak-anak dilatih mandiri, berbagi, bersosial dan belajar beraktivitas secara positif bahkan dibiasakan dengan mendengarkan murattal.

Orang tua masih mampu mengasuh bayi dengan sederet program, dengan ditentukan waktu dan pembiasaan budi pekerti akhlakul karimah. orang tua masih dibentuk oleh kebiasaan lingkungan dalam pengasuhan bayi.

Maka saatnya orang tua harus memikirkan dan memutuskan pentingnya pendidikan sejak bayi, agar anak siap berkembang dan melejit potensinya. Hapus kekhawatiran, percayakan pengasuhan kepada ahlinya, lembaga-lembaga yang serius memabntu orang tua dalam pengasuhan bayi.

Pentingnya pendidikan dimulai sejak bayi, agar masa golden age bisa dieksplorasi dengan tepat karena dibentuk oleh lingkungan yang mengerti dan berbasis anak-anak. Jangan biarka masa golden age anak berlalu begitu saja.

Sekolah Di Masa Bayi Masih Ada Yang Menolak

Oleh : Hamim Thohari Majdi

Lumajang 12 Nopember 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun