Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kuatnya Budaya dalam Pembangunan Karakter

16 Oktober 2023   20:46 Diperbarui: 16 Oktober 2023   20:49 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuatnya Budaya dalam Pembangunan Karakter (Hamim Thohari Majdi)

KUATNYA BUDAYA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER

Beberapa hari lalu, saya berada di area pemandian alam, beberapa orang berenang, sekelompok lain hanya berendam. Pemandangan biasa, tetapi membuat saya terinspirasi adalah mereka yang hendak berenang atau usai berenang, sebagian besar telah menyiapkan diri dengan pakaiannya, lelaki banyak yang hanya mengenakan bawahan saja. Sementara para perempuan menyesuaikan.

Suasana tergambar di atas, bertolak belakang, ketika seseorang hendak memasuki pesantren, pakaiannya sedemikian rupa, bahkan bagi para perempuan dengan memberanikan diri tampil beda (dari kebiasaannya), agar tidak terlalu beda dengan penghuni pesantren lainnya.

 Akhirnya saya berpikir sederhana, bahwa seseorang akan lebur dan menyesuaikan diri di mana akan berada, baik perilaku, bahasa, bahkan busana. Ini artinya seseorang akan bisa mengubah kebiasaan, untuk bisa diterima dengan lingkungan barunya.

Fakta tersebut bisa ditarik ke dalam proses pembentukan karakter seseorang, bahwa karakter akan mampu dibentuk oleh budaya yang sudah mapan. Seseorang yang ingin nyaman dalam suatu lingkungan harus menyesuaikan terhadap budaya yang sudah berlaku. Inilah salah satu cara bagaimana membangun karakter.

Pembangun karakter menjadi isu besar dalam pembangunan nasional, sehingga arah pendidikan adalah membangun karakter anak bangsa, tentu karakter yang baik. Sebab penyebutan pembangunan karakter sering tidak diberi kata pelengkap, mengingat karakter sendiri terbagi dalam dua jenis yaitu karakter baik dan karakter buruk.

BERKARAKTER

Ada baiknya disajikan pengertian berkarakter, sebagai upaya merefresh ingatan tentang berkarakter itu sendiri, sehingga memudahkan pemahaman dalam memaknai apa yang ada dalam tulisan ini.

Bila memperhatikan dalam Kamus tentang definisi berkarakter, setidaknya didapati empat pengertian dasar yaitu : memiliki kepribadian, memiliki sifat, memiliki watak dan memiliki  perilaku.

Keempat pengertian dia atas bila ditarik kesimpulan bahwa berkarakter adalah sifat yang melekat kepada seseorang, memiliki kesamaan dalam melakukan tindakan, memecahkan masalah dan menggapai sesuatu. Atau sesuatu yang diulang-ulang.

MELALUI BUDAYA

Budaya adalah cara hidup dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, tidak akan menjadi budaya bila belum mapan dan tidak pernah disetuuji dalam kelompok.

Melalui adaptasi budaya tertentu, seseorang akan mampu memiliki karakter baru. Hal ini didukung oleh norma budaya yang berlalu setempat. Bila budaya sudah kuat dan melembaga, maka siapapun utamanya orang baru (pendatang) yang melanggar, akan ada kutukan sosial, masyarakat ramai-ramai memberi hukuman.

Betapa budaya menjadi salah satu penentu karakter, sehingga hal utama yang diselesaikan dalam pembangunan karakter adalah pembangunan budaya yang memanusiakan manusia. Sehingga suasana yang ada adalah ketenangan yang diawali dengan ketertiban dan penghormatan hak-hak individu serta keseimbangan dengan hak sosial.

LEMBAGA PENDIDIKAN

Maka pantaslah bahwa lembaga pendidikan menjadi salah wahana tepat dan strategis dalam mebangun karakter, karena dalam lingkungan pendidikan, seluruh penghuninya, menjunjung tinggi asas kenormalan dan menjunjung tinggi adab, sehingga melahirkan peradaban.

Dalam lingkungan pendidikan, telah tertata dan terencana dengan baik bagaimana karakter akan dibangun dan seperti apa out putnya.

Lembaga pendidikan merupakan salah satu pusat pengembangan budaya, membangun karakter para peserta didik juga para tenaga pendidik. Sedangkan masyarakat menjadi tempat uji coba dan praktek serta tolok ukur keberhasilan.

Tugas bersama adalah membangun budaya yang penuh keharmonisan, mengelola alam sebagai sumber daya abadi beriringan dengan ketenangan dan ketenteraman umat manusia.

Kuatnya Budaya Dalam Pembangunan Karakter

Oleh : Hamim Thohari Majdi

Lumajang, 16 Oktober 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun