Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Susahnya Menjadi Orangtua di Era Digital

12 Oktober 2023   08:55 Diperbarui: 12 Oktober 2023   09:05 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Susahnya Orang Tua di Era Digital Anak Ulah orang Tua Kena Getah (Hamim Thohari Majdi)

SUSAHNYA MENJADI ORANG TUA DI ERA DIGITAL

Menjadi orang tua susah ? pertanyaan yang menggelanyuti kepala para orang tua dan remaja yang menyiapkan diri menjadi orang tua.

Disadari atau tidak bahwa keputusan untuk menjadi orang tua, berarti telah memilih diri menjadi susah atau repot. Betapa tidak ? Masa berdua menjalin cinta kasih penuh mesra, lalu hadir orang ketika yang menyelinap di hati pasangan suami istri, yang bernama anak.

 Jiwa dan raga anak tumbuh menuju kekuatan dan kematangan, sementara itu orang tua menjadi semakin melemah dan berkurang  kelincahannya. Selalu saling mendahului dan berseberangan. Bila tidak sejalin dan sejalan.

ANAK POLAH ORANG TUA KENA GETAH

 Dalam peribahasa jawa dibut "anak polah bapak keprada", artinya perilaku anak akan berdampak kepada harga dari orang tuanya. Ktika polah itu baik, maka ikutlah harum nama orang tuanya "anak siapa dulu dong". Sebaliknya bila polahnya anak beraroma tak sedap maka orang tua pun kena getahnya, ibarat tidak ikut makan nangka kena getahnya".

Ada dua peristiwa ulah anak yang berimbas kepada orang tuanya. Pertama, adalah anak pejabat di salah satu kementerian dan kedua, anak legislatif.  Masalah sama, yaitu persoalan pacar.

Sungguh patut prihatin, dan turut berduka atas yang dirasakan oleh kedua orang tua, dan mungkin keduanya bukanlah satu fakta kebetulan, bisa jadi sebagai contoh, lalu dibuat pelajaran atau hanya penggenap cerita saja.

KALAH AKRAB DENGAN ANDROID

Tantangan orang di era digital adalah harmonisasi komunikasi, ada kesenjangan cara berkomunikasi yang dibangun oleh orang tuanya, dengan komunikasi yang berlaku pada anak-anaknya.

Perbedaan kebutuhan dan perlakuan itulah yang membuat komunikasi terbatas, terbatasi oleh kepentingan, bila sudah terpenuhi hajatnya, maka komunikasi dianggap cukup. Padahal masih ada sisa yang tidak mengenakkan hati, orang tua merasa terbebani, sementara anak merayakan pesta kemerdekaannya.

Era digital telah membawa dan mengasuh umat manusia ke dalam rimba mekanik, hubungan sebab akibat matematis berlandaskan kognisi. Menggerus dan menafikan perasaan bahkan hati.

Hal di atas bisa dilihat melalui game yang menyajikan pertempuran biadab, bahkan sadis, walaupun itu virtual, anak akan mengafirmasi menjadi kebenaran logika, kemudian muncul dalam menghadapi masalah kehidupannya, sebagai cara yang begitu lihai dimainkan.

Sementara orang tahu tidak mampu mengontrol aktivitas anak, apalagi harus masuk kepada dunia digital anak. Orang tua kalah akrab dan mengangkat tangannya tingi-tingi

MEMFUNGSIKAN PENGASUHAN

Salah satu hak anak adalah memperoleh pengasuhan yang tepat, agar jiwa raganya tumbuh seiring dan sejalan dengan tumbuhnya usia.

Pengasuhan bukan saja mengharuskan orang menjamin kehidupan anak (mencukupi kebutuhan pokoknya), tetapi harus mampu membangun karakter yang dikehendaki.

Orang tua perlu memiliki desain karakter anak yang diharapkan, lalu mengusahakan untuk mewujudkan melalu lembaga-lembaga yang diyakini sevisi dengan harapan orang tuanya.

Fungsi pengasuhan ini dilakukan oleh orang tua, bukan saja ketika anak lahir, sudah bisa dimulai ketika dalam kandungan. Orang tua membangun kasih sayang, agar anak merasa nyaman dalam kandungan. Sehingga lahir menjadi generasi yang sehat dan bugar.

Seperti penanam, maka orang tua perlu memberi pupuk yang tepat, agar tumbuh subur jiwa raga naka. Sumbernya adalah rasa kemanusiaan orang tua, dengan sikap gembiara dan suasana yang menyenangkan.

BEKERJA SAMA DENGAN PENGASUH

Menjadi mudah dan mampu mewujudkan harapan, ketika orang tua mampu bekerja sama dengan pengasuh.

Maksud dari pengasuh, bisa diartikan sesama orang tua, ata pengasuh lain, baik baby sister ataupun guru. Bukankah banyak didapati orang tua tidak bisa bekerja sama dengan pasangannya ?

Ibu sering menjadi obyek penderita dalam pengasuhan, ayah dengan mudah menyalahkan sang ibu ketiak mendapati anak yang tidak bisa diam atau tidak manjur untuk dinasihati. Inilah kemudian menjadikan anak bingung siapa yang harus diteladani, ibunya yang setia dan setiap hari mengasuh, di mata sang ayah ibu dipermasalhkan. Sementara sosok ayah selalu mengikat kekuasaannya, dan membuat sang anak takut dengan  kata-kata keras sang ayah.

Bekerja sama dengan pengasuh, dimulai dengan menatapkan harapan, menyetujui langkah yang ditempuh serta sepakat dengan pemberian pujian serta hukuma. Dengan kondisi ideal ini, semuanya kan berjalan dengan baik.

Konyolya! Masih banyak orang tua melimpahkan kesalahan kepada pengasuh, tidak terima bila anak diperlakukan atau diberi hukuman, padahal nyata sanga anak melakukan kesalahan.

Pembelaan dengan sebab yang salah dan cara yang tidak bijaksana inilah, kemudian anak mendapat dukungan yang salah, lalu berpolah salah. Kemudian membuat orang tua susah.

Oleh karena  itu peribahasa menyatakan "berakit-rakit ke hulu berenang ketepian", memang sangat sakit dan susah membangun karakter anak, bila hati tidak sepemuhnya dicurahkan. Padalah kesusahan pengasuhan itulah kemudian memabawa kesenangan di kemudian hari.

Masih banyak waktu dan kesempatan untuk berubah dan berbenah dari orang tua yang susah menjadai orang tua mudah, semua bergantung dari kemauan dan melepaskan segala gengsi serta ketakutan turun harga diri.

Di era digital semuanya tersedia, semuanya menjadi mudah didapati, bergantung dari diri kita, kehadiran digital dianggap menyusahkan atau mempermudah, semuanya tinggal mindset yang diatur. Sama halnya pengasuhan anak di era digital membuat komunikasi semakin mudah dan harmoni, bila sejak awal komunikasi itu sudah terjalin rapi, kedekatan hati dijahit dengan penuh ketekunan, tak lari kemana ketika anak punya masalah, hanya ke orang tuanya.

Istilah rindu rumah, menandakan bahwa semua umat manusia ktika ada masalah akan nyaman bersama orang tuanya, semoga kita semua sebagai orang tua semakin mudah dengan kehadiran digital. Menjadi mitra pengasuhan yang menyenangkan dan mencetak generasi yang sesuai dengan zaman.

 Susahnya Menjadi Orang Tua Di Era Digital

Oleh : Hamim Thohari Majdi

Lumajang, 12102023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun