Menggunakan komunikasi dengan banyak disebut sebagai "telepati" membangun gelombang yang diharapkan dan mampu berkomunikasi dengan baik sesuai dengan hajat yang dititipkan. Â
Komunikasi tanpa sua dan mengitari hati dan jiwa merupakan hal yang baik dan terbukti keberhasilanya tingkat tinggi. Mencoba untuk berkomunikasi dengan alam bawah sadar dan masuk dalam jiwa kelananya akan memudahkan pesan terkirim dari pada harus bersikukuh dalam temju muka. Komunikasi hampa sua, komunikan tidak merasa menjadi obyek, namun perilakunya berubah sesuai dengan pesan yang dikehendaki oleh komunikator.
Komunikasi hampa sua yang melibatkan ketajaman jiwa dan batin, sangat cocok dilakukan untuk penyembuhan dan pendidikan, membangun sikap pistif terhadap pasien ataupun siswa. Sehingga perawat (dokter) atau guru tidak kehabisan energi karena fokus penyelesaiannya dengan  otor.
Komunikasi Abnormal Pola Hampa Sua
Hamim Thohari Majdi
Lumajang, 23 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H