Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Terima Kasih Pak Polisi Ujian Praktek SIM Sekarang Dipermudah

9 Agustus 2023   11:08 Diperbarui: 9 Agustus 2023   11:10 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tidak semua pengendara ugal-ugalan, belih banyak yang sopan (Hamim Thohari Majdi)

TERIMA KASIH PAK POLISI UJIAN PRAKTIK SIM LEBIH MUDAH

 Terhitung sejak 7 Agustus 2023 Korp Lalu Lintas (Korlantas) POLRI melakukan perubahan pola pada Ujian pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) dari bentuk angka 8 menjadi huruf S. Hal ini menjadi harapan baru bagi pemohon pembuatan SIM baru.

TERKESAN TULISAN KAMI DRIVER BUKAN RACER

Walau perubahan ujian SIM C yang berarti untuk pengendara motor, saya teringat dengan tulisan yang ada di belakang bak truk "Kami Driver Bukan Racer",  mengingatkan kepada pengendara yang di belakangnya untuk lebih santun dan mengatur laju kendaraan dengan kecepatan yang dibutuhkan, tidak untuk ngebut.

Salah satu pesan yang didapat dari tulisan di atas, janganlah kebut-kebutan, karena jalan raya bukanlah arena balapan. Siapa yang sampai lebih awal itulah sang jawara.

Walau saya tidak tahu betul tentang pribadi sopir truk. Saya meyakini bahwa pengendaranya adalah orang yang mau memperhatikan keadaan orang lain, dan janganlah orang lain memaksakan kehendaknya. Jadi kalau ada kendaraan di depan Anda, janganlah membunyikan klakson dengan keras, tunggu sampai situasinya memungkinkan untuk mengencangkan laju kendaraan.

Artinya masih banyak sopir mengemudikan kendaraannya dalam taraf kewajaran dan mengutamakan keselamatan dari pada kecepatan.

PERIHAL ETIKA

Prakten ujian pembuatan SIM dengan rangkaian tulis dan praktek sejatinya yang diharapkan adalah melahirkan pengemudi atau pengendara yang faham tentang etika berkendara agar diri sendiri dan orang lain aman dan nyaman, bukan dibuat gelisah. Karena tidak taat aturan.

Tes yang disertakan dalam pembuatan SIM baik tes kognitif atau psikologis keduanya bertujuan agar pemohon memiliki kesiapan mental dan pengetahuan yang cukup untuk melajukan kendaraannya.

Ketika mengendarai dibutuhkan kestabilan emosi. Kecemasan dan kekhawatiran membahayaan bagi pengendara sebab mengurangi fokus dan mudah tersulut amarahnya. Sedangkan pengetahuan kelalu-lintasan adalah mempermudah memahami medan dan harus melakukan apa dan bagaimana ketika menjumpai rambu-rambu lalu lintas. Sedangkan ujian praktik bertujuan memastikan pengendara mampu mengendalikan kendaraanya dengan baik dengan situasi simulasi.

Harapannya dengan adanya tes dalam pembuatan SIM akan lahir pengendara yang memiliki etika dan ramah lingkungan. Baik di perkotaan apalagi di pedesaan saling serobot sepertinya menjadi hal biasa.  Belok ke kiri tanpa melambankan laju kendaraan juga tidak meoleh ke kanan untuk memastikan tidak ada pengendara yang mau lewat.

Semoga kemudahan ujian mendapatkan SIM ini semakin menertibkan pengendara dan membuat nyaman jalanan. Tidak lagi adanya keengganan untuk mengurus SIM dengan dalih rumit tesnya, karena sekarang semua sudah dipermudah. Terima kasih Pak Polisi.

 

ETIKA BERKENDARA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun