Salah satu penyebab kecemasan adalah kemacetan, rasa cemas menjadikan kondisi kurang nyaman, utamanya dikejar target untuk datang atau hadir dengan waktu yang ditentukan, sementara situasi jalanan ada gangguan.
Munculnya gangguan dalam suatu perjalanan dalam situasi tergesa-gesa menambah amarah mendidih, membuang dengan cara menyalahkan keadaan, seperti kemacetan arus lalu lintas karena ada lori lewat, sementara jalannya sangat lamban dan ada masalah, karena salah satu gerbong keluar dari rel, lori terpaksa harus berhenti, para operator membetulkan dan mengembalikan gerbong di rel, untung lori dalam keadaan kosong.
Betapa ketergesaan  menjadikan masalah dalam kehidupan manusia, membuat situasi sosial dianggapnya penghalang, hal-hal kecil yang mengganggu dipandang sebagai sesuatu yang mengancam.Â
Mengapa orang yang tergesa-gesa memandang semua seakan berjalan lamban ? jawabnya sangat sederhana, ketergesaan berkaiatan dengan kesempatan, yang berarti juga berhubungan dengan ketersedian waktu atau kesempatan yang sangat terbatas.Â
Bagi mereka yang tergesa-gesa dalam keadaan berkendara, maka kendaraan lain yang menghalangi laju kendaraannya membuatnya kesal dan dianggapnya lamban.
Seseorang yang sedang dalam perjalanan dalam situasi tergesa, misal menunggu kedatangan bus, apalagi tidak kunjung datang, kemudian ada pengumuman bahwa bus datang terlambat, bikin kacaulah.
Seperti halnya lalu lintas yang begitu padat di pagi hari, banyak pengendara yang tergesa-gesa, baik tujuannya ke kantor, mengantar anak sekolah, ke toko atau warung dan sebagainya, mereka saling berebut melajukan kendarannya dengan kecepatan tinggi, di sinilah penyebab munculnya ketidak nyamanan, ketertiban berlalu lintas sedikit dilanggar, bahkan ada yang sengaja menerobos lampu merah, menyalip dari kiri atau ugal-ugalan.
Memang salah satu sifat manusia adalah suka tergesa-gesa dan suka mengulang-ulang ketergesaan. Tumbuh suburnya ketergesaan berhubungan dengan kurang terampilnya mengelola diri, baik secara emosional ataupun waktu, lebih mengutamakan spontanitas daripada terencana secara rapi.Â
Untuk mengurangi ketergesaan dibutuhkan pembiasaan. Maka munculkan kesadaran untuk tertib dan teratur, tertip aturan dan teratur dalam melaksanakan sesuatu.Â
Karakter diri seseorang berasal dari kebiasaan yang diulang-ulang dan diyakini kebenarannya, maka buatlah kebiasaan yang baik dan rencanankan segala sesuatunya secara rapi, sehingga hidup semakin nikmat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H