Salah satu tujuan pendidikan adalah mengantarkan seseorang menuju dewasa sesuai dengan usia dan masa pertumbuhan serta perkembangannya.
Setiap manusia lahir dalam keadaan fitrah membawa potensi kebaikan, sedangkan dalam teori umum yang dicetuskan oleh John Locke dikenal dengan Tabula rasa, beliau berpendapat bahwa manusia lahir di dunia tidak membawa apa-apa seperti kertas putih, tanpa ada coretan atau setitik tanda baca.Â
Tentu beda antar teori tabula rasa beda dengan fitrah, namun dalam tulisan ini tidak membahas tentang perbedaan keduanya apalagi hendak mempertentangkan.
Pada prinsipnya bahwa setiap manusia lahir di dunia perlu gaidence (pengantar) tentang kehidupan dunia, yang diawali dengan pertumbuhan dan perkembangan diri sendiri, agar terarah menuju kenormalan, sehat dan cerdas. Oleh karenanya dibutuhkan lingkungan dan pendamping.
MENCIPTAKAN KENYAMANAN LINGKUNGAN
Lingkungan bagi manusia seperti air bagi ikan, tak kan bisa hidup dan tumbuh tanpa adanya lingkungan, besarnya pengaruh lingkungan bagi umat manusia yang akan membentuk karakter dari kebiasaan yang dilatih dan disepakati para penghuninya.Â
Anak-anak yang sedang mengalami masa pertumbuhan perlu dipilihkan oleh orang tua di lingkungan yang nyaman, adanya pembiasaan melakukan kebaikan. Bila anak mendapati lingkungan yang kurang nyaman dan tidak gemar dengan perilaku baik, maka anak akan tumbuh menjadi generasi yang tidak baik.
Mereka para perokok di usia anak, lebih banyak di pengaruhi oleh lingkungannya, anak-anak yang kurang bergairah, motivasi belajarnya rendah dan semangat hidupnya pas-pasan seperti api yang nyalanya tinggal seujung jari, dilatar belakangi oleh lingkungan yang kurang kompetisi, mereka mencukupkan kehidupan di bawah garis kesejahteraan, sekadar makan untuk bisa bertahan hidup.
Lingkungan yang baik agar menularkan cahaya terang, perilaku beretika memiliki sopan santun, ketertiban hidup dalam lingkup sosialnya dan memperbanyak kegiatan positif serta berbagi.
Tempat-tempat yang bisa membingkai karakter anak menjadi generasi yang tangguh jiwa raganya di antaranya sekolah, lembaga keagamaan, rumah-rumah agama.Â
Sangat kecil kemungkinannya anak-anak melakukan hal negatif di tempat yang baik, ada kontrol sosial, bagi yang tidak mengikuti norma yang ada akan menjadi malu dan terasing dengan sendirinya.
Di tempat-tempat yang memiliki ruh keagamaan dan cinta kebaikan akan melahirkan generasi yang baik, karena role model yang dilihat sangat jelas berprilaku baik da n mampu menenangkan jiwanya.
Sama halnya ketika seseorang bekerja di tempat yang tidak kondusif, banyak pekerjaan yang dilakukan di luar ketentuan, maka itulah gambaran dari para karyawannya dan tidak akan terlalu jauh dari hal tersebut serta dibangun terus menerus iklim yang bertentangan dengan ketentuan yang ada.
Para pegawai akan merasa betah dan senyum puas ketika berada dalam lingkungan yang baik, penuh dengan kata-kata positif dan saling memberi ruang untuk berbagi kasih dan saling menyemangati.Â
Maka perhatikan di mana kita bertempat tinggal itulah gambaran karakter yang ada pada diri sendiri.
MEMILIH GURU YANG BERSAHABATÂ
Tempat yang nyaman belumlah cukup bila para pendamping (orang yang ditokohkan dalam masyarakat) atau guru memiliki perilaku abnormal.Â
Orang-orang yang ada di sekitar kita dengan intensitas tinggi seperti guru di sekolah, tetangga di lingkungan domisili dan orang tua serta saudara dalam lingkup keluarga.
Bersama orang-orang yang baik adalah melihat pembiasaan berbuat baik, senyum sapa yang ramah dan karakternya penuh kesopanan.Â
Tidak bisa dipungkiri bahwa teman atau orang dekat kita itulah yang mempengaruhi masa depan kita. Alasan orang tua memilihkan sekolah untuk anaknya karena melihat guru-gurunya yang oke banget.Â
Dalam kumpulan orang yang berilmu, pecinta kebajikan dan penebar kasih sayang seseorang akan tumbuh mekar dan berbumga di hatinya. Janganlah situasi ini dibakar begitu saja dan hangus karena memilih orang-orang yang kurang demen melakukan kebaikan.Â
RIGHT MAN IN THE RIGHT PLACE
Istilah di atas bisa di artikan bahwa orang yang hebat karena berada di tempat yang nyaman menyenangkan. lingkungan yang hebat dihuni oleh orang-orang yang hebat.
Memang banyak yang memberi arti pada istilah di atas sebagai orang yang bekerja di tempat yang benar, sesuai dengan angan-angan dan cita-citanya, sesuai dengan keahliannya, sehingga menghasilkan out put berkualitas serta kinerja yang luar biasa.
Pada proses sebuah pendidikan di lembaga formal yang bernama sekolah atau madrasah, wajib bagi penyelenggara untuk menciptakan iklim belajarf yang kondusif menjunjung tinggi fitrah kemanusiaan dan mengisi lembaran tabula rasa dengan goresan yang memukau, menarik dan mempesona.
Maka yang harus dilakukan oleh penyelenggara pendidikan memenuhi standar minimal pelayanan, sehinga kegiatan belajar mengajar bisa menuju kepada pembangunan karakter peserta didik menjadi lebih smooth.Â
.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H