Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ikut Komunitas Mendapat Pengakuan, Belajar Menjadi Team Work dan Membangun Network

12 Juni 2023   14:16 Diperbarui: 12 Juni 2023   14:23 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu out put setelah mengikuti Komunitas (Hamim Thohari Majdi)

Fenomena berkomunitas adalah hal yang bagus, dengan adanya komunitas memudahkan untuk melakukan identifikasi jati diri seseorang, karenanya  dalam komunitas ada hal-hal yang harus dipatuhi dan tidak boleh dilangggar bila ingin menjadi anggota komunitas secara abadi. 

Sebagaimana namanya, bahwa komunitas adalah perkumpulan yang memiliki ciri sosial, bukan nila ekonomis yang menjadi tujuan utama, bahkan lebih berkorban meliputi waktu, finansial dan perasaan. Sehingga komunitas dalam pandangan umum lebih banyak mengarah kepada hura-hura, show of force bahkan just kill time. 

Meski begitu, kebutuhan manusia untuk berkomunitas dan menjadi bagian dari anggota sebuah komunitas sangat penting, beberapa hal yang bisa didapatkan dalam berkomunitas diurai sebagai berikut :

 MEMPERLUAS PERGAULAN

Secara otomatis berkomunitas akan bertemu dengan banyak orang, artinya semakin luas pergaulan, dengan karakter dan latar belakang yang berbeda, meski mempunyai satu tujuan. 

Masing-masing anggota komunitas memulai diri dengan belajar memahami antar anggota, memilih dan memilah mana yang paling sesuai dan lebih dekat dengan apa yang dicari. 

Luasnya pergaulan mendorong untuk saling berbagi, bahu membahu dalam kebersamaan. Tukar pengalaman untuk menambah wawasan, sehingga bisa menikmati luasnya dunia dan keragaman yang ada di alam semesta.

MENGUATKAN JATI DIRI

Berkomunitas tentu saja mencari kesamaan-kesamaan yang melekat dari masing-masing individu. Perlu diketahui secara alamiah manusia memiliki kecenderungan untuk mendekat dan mencari yang sejenis.

Maka ada perasaan nyaman dalam komunitas, karena bertemu dengan individu-individu yang memiliki kesamaan. Seperti komunitas pecinta  kucing, bila dalam kesendirian para pecinta kucing merasa dirinya aneh dan kurang seru.

Begitu para pecinta kucing bertemu dalam satu komunitas, maka akan menguatkan jati diri bahwa mencintai dan memelihara secara khusus kucing adalah hal yang menyenangkan dan membanggakan. 

EKPLORASI POTENSI DIRI

Komunitas seperti Gatra Lumajang yang bergerak dalam dunia sastra dan budaya, komunitas ini mewadahi individu yang senang dengan sastra, baik sebagai penciptanya atau penikmat.

Secara perlahan, mengikuti komunitas Gatra Lumajang, tertata gaya bahasanya dan kebiasaan menulis untuk mencipta puisi dari beberapa kata menjadi beberapa bait dan seterunya.

Dalam komunitas potensi diri akan semakin tereksplorasi karena sistuasi yang diciptakan, dengan begitu akan tumbuh secara kuat potensi yang dimiliki menjadi kekayaan diri setelah melalui proses asah diri.

 BELAJAR HIDUP BERSAMA

Tidak kalah penting bahwa menjadi anggota komunitas harus bisa menyesuaikan diri secara tepat, beda dengan dalam keluarga yang semuanya dilakukan bisa setengah hati, karena masih ada anggota keluarga lainnya yang akan membantu.

Berkomunitas belajar untuk hidup bersama dan bekerja bersama, bukankah dalam hidup ini selalu ditantang untuk bisa bekerja dalam tim ?, maka dalam komunitas inilah harus mampu mengambil peran dan menetapkan posisi.

Di komunitas seseorang sudah belajar menempatkan diri sesuai dengan kompetensi dan hobi, sehingga kelak bila menghadapi kebersamaan di lingkup yang lebih luas sudah terbiasa.

Karena manusia  hidup bersama, kerja dengan tim tidaklah mudah bila masing-masing individu menguatkan rasa egois, merasa mampu dan memandang orang lain tidak bisa dan tidak ada apa-apanya.

Salah satu hal yang selalu ditegakkan dalam kehidupan bersama adalah hukuman dan penghargaan, bagaimana kita mampu menghargai orang lain dan bagaimana agar tidak tereliminasi dari komunitas.

Hidup bersama yang bermula dari pembiasaan hidup di komunitas, akan menguatkan sendi sosialnya dan kerja tim dalam bekerja dan bermasyarakat.

MERAJUT JARINGAN 

Secara individu jaringan yang dimiliki sangatlah terbatas, beda dengan berkomunitas, ada banyak jaringan yang telah terhubung, baik yang sejenis atau berbeda, karena prinsip berkomunitas adalah mengasah kepekaan sosial dan membangun kebersamaan serta mengikis atau mengeleminir ego diri.

Era komunikasi telah membangun kehidupan dengan jaringan-jaringan, dengan berkomunitas akan mendapatkan banyak informasi berkaitan dan peluang ataupun informasi.

Dengan berkomunitas berarti telah membangun jejaring yang akan melancarkan urusan kehidupan, menyelesaikan hal-hal yang menjadi hambatan kerja dan lainnya.

Intinya bahwa dengan berkomunitas akan menjadikan diri memiliki ruang berkreasi dan mendapatkan pengakuan diri, ada banyak celah yang bisa dimanfaatkan dan ada jalan yang bisa dilewati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun