Mencari pasangan hidup haruslah mampu menjadi pendamping yang menyenangkan, siap membangun mimpi bersama dan mendukung apa yang hendak digapai bersama.Â
Bukankah harusnya dipahami bahwa setiap individu akan dipengaruhi siapa yang paling dekat, utamanya dekat secara fisik dalam ruang dan waktu.
Maka dalam lingkup keluarga (rumah tangga), yang paling dekat adalah pasangan (suami-isteri), di sinilah keduanya akan saling memberi pengaruh dan turut dalam melukis kesedihan atau kebahagiaan serta membangkitkan atau meredupkan gairah.
PASANGAN ITU MEGGENAPKAN
Meski kebahagian atau kesedihan pada dasarnya bukanlah bergantung dari orang lain, namun keberadaan orang lain  dalam haru biru dan suka cita sangatlah kuat.  Duka lara semakin kuat bila dilakukan oleh orang yang terdekat, kebahagiaan akan menjadi sempurna manakala yang menghadirkan bahagia itu dalam pusaran kehidupan.
Dalam istilah olah raga, pemain tunggal atau sendirian disebut single, sedang pemain berdua disebut double. Artinya bahwa jomblo itu adalah  sendirian dalam ketunggalan. Namun bila tunggal atau singgle berkumpul menjadi double sehingga memiliki arti berpasangan, berfungsi untuk menggenapkan dan melengkapi.
Sebagai yang menggenapi, menyempurnakan dan melengkapi, bukanlah hal yang remeh, keberadaannya sangatlah besar dan mempengaruhi. Betapa kebahagiaan yang diperoleh lalu disampaikan kepda pasangnnya, entah sebagai persembahan atau hanya pemberitahuan, namun sang pasangan tidak merespon dengan baik, bahkan diabaikan. "ah, gitu aja senang" ujar pasangannya. Maka rasa bahagia yang didapati menjadi hampa dan semu.
Begitu sebaliknya didapati sebuah kondisi sedih(kesedihan), kegagalan dan "berdarah-darah", ketika kenistapaan ini disampaikan kepada pasangannya, lalu sang pasangan berucap "ah, sayang kesedihan itu tak seberapa, dibanding dengan banyaknya kebahagiaan yang telah kita terima, bukankah setelah kesedihan ada kegembiraan, bukankah sesudah kesulitan ada kemudahan?"
Jadi pasangan bukan sekadar menggenapi dari sisi angka atau hitungan, secara meluas akan menggenapi apa yang dirasakan pasangannya dalam hal selaras dan sejalin dalam langkah.
PERHATIKAN WAJAHNYA
Pada pasangan yang sudah berumah tangga, tanda memiliki masangan yang membuat bahagia dan selalu menggairahkan, bukanlah pada pasangan itu sendiri, namun lebih terpusat pada diri sendiri.
Bila suami (isteri) Â wajahnya terlihat muda, pada prinsipnya dipengaruhi oleh sang isteri (suami) yang mampu meremajakan fisik suaminya, sehingga otot dan raut muka suami menjadi keceng dan tampat serasa anak muda.
Sebaliknya bila sang isteri (suami) penampakan wajahnya melebihi usianya maka pada hakikinya suami (isteri) tidak mendukung pola hidup yang sehat
Apapun tindakan yang dipilih oleh seseorang yang hidup dalam berumah tangga tidak terlepas dari dukungan atau hambatan dari-orang-orang dekatnya. Pasangan yang hidupnya selalu memaksa diri di ambang batas kemampuan dan keadaannya, akan menjadikan menua di saat dini, belum waktunya sudah terlihat seperti kakek-nenek, atau terlihat seperti lansia.
NIKMATI SENYUMNYA
Pernahkah anda melihat seseorang senyumnya mempesona, wajahnya menunjukkan kebahagiaan, bahkan seakan menebar senym tanpa henti, maka hal tersebut sebagai pertanda hatinya sangat senang. Hatinya bening karena tidak menyisakan dendam atau kemarahan apalagi penyesalan atau kekhawatiran.
 Mereka yang wajahnya berbinar menunjukkan betapa pasangan hidupnya selalu memberi aura positif, menebar kesenangan, rasa aman dan bersemangat. Sehingga hilanglah beban hidup dan menjadi lebih ringan, menjalani hidup menjadi lebih gampang, tak perlu berpikir yang mengakibatkan kesedihan. anggap urusannya mudah dan semua dijalani secara enjoy.
Banding dengan pasangan yang selalu menebar aura negatif, secantik apapan akan tampak kekalutan dan kegalaun, begitu juga seorang lelaki yang memiliki pasangan yang selalu memaksa dan menarget, segagah apapun dan setampan apapun akan tampak di raut wajahnya menahan beban yang berat seakan menyimpan amarah, seperti serigala siap menerkam.Â
TERLIHAT SAMA WALAU BEDA USIAÂ
Bahagia tidak bisa datang dengan sendirinya tanpa ada perantara dan penyebab, karena hidup ini tidak seperti jeruk minum jeruk, harus ada gelas atau bejananya.
Lihatlah Tuhan yang Maha Sempurna, menyempurnakan wajah pasangan suami istri sesuai dengan kondisi jiwanya walau beda usia, salah satu pasangan yang usianya lebih tua, menjadi sederajat dengan wajah usia pasangannya yang lebih muda. Inilah rasa bahagia itu, menjadikan semuanya seperti baru kemarin sore, masih belum lama, terasa sebentar, karena kebahagiaan sering berlalu begitu cepat, sehingga seakan-akan bisa menahan laju usia.
 Sementara ada pasangan yang berbeda usia, kemudian keduanya menjadi menuju kesedarajatan pada usia yang lebih tua, sebagai pertanda bahwa hidupnya sangat jarang mengenyam gizi cinta dan protein kasih sayang, raganya cepat menua dan jiwanya mengering. karena setiap kesedihan lebih mudah dikenang dan dirasakan dalam waktu luang, melepas kesedian sangatlah lawa, walau baru saja terasa sudah lama, yang muda cepat menua karena betapa beban hidupnya melebihi usianya.
TAMU ISTIMEWA
Tulisan ini teriinspirasi dari pernyataan teman lama, beberapa hari lalu dipertemukan teman yang terpisah jarak, ruang dan kelekatan informasi selama dua puluh delapan (28) tahun.Â
Sangat terkejut dan terharu begitu mendengar teman lama ada di kotaku, lalu kami berjanjian untuk bertemu, panjang lebar kami bernostalgia, ada beberapa candaan dan kilas balik tentang masa lalu bersama.
"ah, kamu terlihat awet muda" ucap sahabat lama ini, "ah, beginilah adanya" jawabku, Â ia memuji kami masih begitu tampak muda sebagaimana kami masih kuliah.
di akhir perjumpaan beliau berujar, "kalian awet muda, karena kalian selalu berbagi bahagia, pasangan anda awet muda karena anda selalu menghiburnya"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI