Telur asin mudah didapat di warung dan tempat lain-kain. Bukan sebagai makanan pokok, tapi keberadaannya menjadi penting untuk pemanis dan pelengkap. Begitu juga sambal yang selalu nongkrong di atas makanan.
Cara menikmati telur asin nuha sambal  memang beda, sesuai namanya ada suka asinnya dan penyuka sambal adalah pedas puoool. Maka di sinilah kenikmatan telur asin dan sambal.
Pada sisi lain, para pecinta telur asin senang dengan warna kuningnya tidak menua dan putihnya padat, asinnya hanya nama yang melekat di telurnya. Lalu mengutuk telur asin karena asinnya keterlaluan.
Begitu halnya penikmat sambal, tidak makan kalau tidak ada sambal, tetapi rasa lombok tidak boleh pedas, lalu dituklah lombok itu karena bikin gerah.
Para pengutuk asin bagi telur asin dan pedasnya lombok, pada hakekatnya adalah mengingkati nama yang melekat. Maka janganlah menikmati telur asin lalu mengutuk asinnya.
Lombok dicipta dengan cita rasa pedas sebagai pengungkit selera makan. Lalu ada yang terkoyak karena terlalu janganlah mengutuk pedasnya, tapi sadarlah levelnya, sesuaikan kemampuan dan citavrasa yang dimaui.
Seperti halnya dalam kehidupan telah terbiasa mengutuk yang jelas atas bau nyinyir yang masih dibuktikan. Berulang-ulang dilakukan. Mengapa terjadi ? ya karena manusianmemiliki sifat penasaran dan tidak jera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H