Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Love

Percakapan tentang Cincin

6 Mei 2023   22:42 Diperbarui: 6 Mei 2023   22:52 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cincin bagi suami isteri memiliki kesakralan dan harus dijaga (Hamim Thohari Majdi)

Kokok ayam membangunkan Jo dari tidurnya, masih belum sempurna pandangan matanya, samar seperti ada bayangan. Setelah ke luar dari kamar tidur, Jo melihat cincin tergeletak di atas tikar yang digelar  semalam karena ada tamu, hampir memenuhi ruang tamu.

"Dinda, lihat sini!" Perintah Jo kepada istrinya yang turut bangun di pagi buta. Dinda tidak paham apa yang dikatan suaminya "ada apa? cepat katakan saja"  Jawab Dinda sambil bermalas-malasan. Maklum Dinda baru saja bagun stelah jam dinding melewati dua angka setelah jam dua belas. 

Rupanya Jo tidak merespon apa yang diharap oleh Dinda, Jo mengulang agak keras "ke sini, cepat, lihat ini" sampil menunjuk benda berbentuk lingkaran, mata Jo mulai melotot, nadanya mulai meninggi.

Sementara Dinda semakin emosi, menahan diri duduk di sudut kasur pegas sambil menggerak-gerakkan badannya. "Kamu..." ucap Dinda sambil menghela napas, dan tatapan matanya menajam memandang Jo dengan penuh keganasan.

Dinda semakin kesal, hatinya mengeras, mendongkol, karena Jo tidak mengerti sikapnya. Dinda memang sedikit temperamental, mudah tersulut amarahnya walau masalah yang sepele, baginya hal yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan atau diyakini adalah salah, dunia harus mengikuti kemauan dan persepsinya, "ah, mana nungkin" guman Jo dalam hatinya.

MEMAKSA ORANG LAIN PAHAM

Dinda dan Jo sering mengalami konflik dalam brrkomunikasi, jo ingin Dinda menuruti apa yang dikatakan, tanpa sanggah dan langsung setuju. Dinda ingin Jo tidak perlu mengulang, "Dinda tidak ingin Jo mengulang-ngulang melakukan apa aku tidak suka" ucap Dinda kepada Jo sambari menuju tikar.

"Lo... mana yang dua? " Dinda ngomong sendiri, "biasanya jadi satu kalau aku melepas tiga cincin ini" Samblil menyibaskan

tikar. 

"jangan!!! Jo mencegah Dinda agar tidak menyibaskan tikar, Jo khawatir dua cincin ada di tikar, kalau dikibaskan akan terlempar, barang kecil sulit dicari.

Komunikasi Jo dan Dinda dalam hal cincin yang ada di atas tikar menjadi perseteruan, perdebatan panjang. Jo bersikeras memberikan peringatan kepada Dinda agar tidak sembrono dalam menempatkan sesuatu. Sedang Dinda memaksa Jo tidak semaunya sendiri, harus menuruti dirinya

Pemahaman kemudian menjelma menjadi kemauan yang orang lain harus mengikutinya, akan menjadi hambatan serius. Menjadikan komunikasi tidak sehat alias sakit, tidak efektif dan tidak harmonis. Padahal tujuan komunikasi adalah tersampainya pesan dengan benar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun