Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jangan Merasa Cukup dengan Berkata Aku Bekerja Untukmu

5 Mei 2023   13:18 Diperbarui: 5 Mei 2023   13:27 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bekerja adalah salah satu kewajiban untuk menegakkan sendi ekonomi keluarga, apapun bentuknya baik bekerja melalui pikiran, dengan keuangan dan sejenisnya, Namun yang memunculkan permasalahan adalah ketika bekerja sepenuh jiwa dan raga, harus hadir di tempat kerja dalam waktu tertentu dan bersifat rutin.

Maka akan memisahkan jarak dengan pasangan, terpisah oleh waktu dan ruang. Kemudian bila hal demikian itu dijalani dalam kurun waktu yang cukup lama, maka akan menimbulkan kegelisahan. Karena berkurangnya waktu untuk berkencan.

Kencan dalam konteks rumah tangga adalah mengalihkan aktivitas rutin atau kerja produktif yang memiliki (menghasilkan) keuangan.  Kencan yang dibutuhkan di sini adalah bagaimana antar pasangan memberikan perhatian secara penuh atas pasangannya, baik secara fisik maupunn batin dan mengintimkan komunikasi.

AKU KERJA KERAS AKU BUTUH ISTIRAHAT

Sering didengar seseorang (suami/ayah) berkata "aku seharian kerja keras, aku butuh istirahat, jangan ganggu aku". kata-kata tersebut bila ditelaah secara tekstual memang benar adanya, bekerja keras banting tulang peras keringat. Tujuannya adalah mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga. 

Namun banyak yang dilupakan bahwa dalam berumah tangga tidak hanya memenuhi unsur keuangan, ada kepuasan batin, pemenuhan kebutuhan seksualitasa, kebutuhan berinteraksi sosial, kebutuhan rekreasi dan lainnya sesuai dengan harapan dan pandangan hidup masing-masing.

Kerja keras kemudian melupakan posisi diri sebagai salah satu pasangan, bahwa ada orang lain yang memerlukan perhatian, memerlukan waktu khusus untuk bersepi-sepi dari riuhnya aktivitas pekerjaan. Saling berbicara dan saling mendengar, bukan saling menghujat dan saling mencari alasan pembenar (karena sering muncul konflik dalam berkomunikasi).

Keluarga atau pasangan tidak lagi menjadikan kerja sebagai kebutuhan prioritas yang arahnya kepada pemenuhan kebutuhan materi. Namun ada  kebutuhan-kebutuhan naluriah lainnya atas berkumpulnya seorang laki-laki dan perempuan yang ini harus terpenuhi dan tidak boleh diabaikan begitu saja.

AKU HARUS LEMBUR

Melaksanakan tugas lembur dengan kuantitas minimal dan dilakukan secara terjadwal, mungkin masih bisa dimaklumi. Namun ketika kata lembur menjadi alasan, misal enggan berada di rumah karena akan melakukan hal-hal yang tidak diingini atau sekadar menuruti kebutuhan dan perintah pasangannya. Atau hanya membuang-buang waktu dan parahnya bila lembur ingin dikatakan orang sibuk, wah yang terakhir ini bahaya.

Memang tidak bsa dipungkiri dalam dunia kerja ada pekerjaan-pekerjaan tertentu yang harus dilaksanakan di luar jam kerja bahkan di luar hari kerja. Dalam hal ini maka antar pasangan harus saling memahami dan mendukung, bukan justru melemahkan bahkan sedikit melarang atau tidak setuju. Tuntutan dari dunia kerja akan memiliki dampak kepada karier atau keberlanjutan pekerjaannya.

Lalu apa yang harus dilakukan oleh pasangan ketika ada yang lembur, ya tentu saja tetap menjalin komunikasi yang baik, bukan justru memutus komunikasi, kecuali pekerjaannya tidak boleh berbanyak=banyak atau terlalu sering menggunakan alat komunikasi.

Aku harus lembur dan rinduku menemanimu, cintaku menyelimuti dari dinginnya angin dan sayangku menghangatkan tubuhmu. lembur yang romantis.

KENCAN HARUS DIAGENDAKAN

Banyak para pasangan yang telah menjalani rumah tangga melewati tahun kedua dan seterusnya, menganggap kencan tidak perlu, cukup makan di rumah saja agar hemat, jangan terlalu sering berjalan-jalan buang-buang uang percuma saja. "kita sudah tua, kita sudah menjadi suami isteri, tidak usah kencan, kaya anak muda aja"

Anak muda kencanya lebih mengarah kepada kebutuhan birahi, kedekatan fisik melahirkan situasi yang sahdu dan bersama selalu adalah rencana kehidupannya. Sehingga bagi anak muda kencan itu wajib.

Orang yang sudah berumah tangga juga wajib menjadwalkan kencan ria dan bisa dilakukan secara sederhana di rumah saja, juga boleh kencan di tempat lain untuk mendapatkan suasana baru agar menghadirkan semangat baru pula.

Tanpa mengagendakan kencan dalam rumah tangga, selamanya akan muncul dan berucap aku sibuk bekerja, tidak ada waktu bagi kita berduaan.

BUATLAH SEMUA SITUASI SEPERTI BERKENCAN

Masih banyak yang memisahkan antara rekreasi dan bekerja, ada yang memisahkan antara kerja dan kencan. Maka kini saatnya mengubah pola berpikir bahwa setiap proses bekerja adalah rekreasi ada saja suasana yang membuat tersenyum dan bahagia, bukan berpikir dan bekerja hingga jemu dan lelah lalu berekreasi.

Katakan pada diri sendiri bahwa ketika berjalan dan berkelana dalam waktu di luar pekerjaan adalah bonus kehidupan, sedangkan dalam pekerjaan selalu ada hiburan dan waktu berkencan.

 Keseimbangan kerja dan kencan  seperti musim kemarau membutuhkan hujan dan musim dingin banyak-banyaklah berapi-api. Di situlah semua kondisi menjadi menyenangkan 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun