Mengapa pelanggaran selalu diulang-ulang? salah satu jawabannya adalah karena merasa tidak bersalah (merasa apa yang dilakukan adalah sah-sah saja) sebagai wujud mempertahankan hidup, sehingga tidak ada keinginan untuk menyesal dan berjanji tidak mengulangi. Sebaliknya pelanggaran diulang karena ada perasaan bangga, sebab hukuman atau sanksi tidak begitu terpengaruh bagi dirinya.Â
Adalah kewajiban bersama bagi setiap individu untuk menanamkan nilai-nilai spiritual dan nilai luhur budaya, sehingga terwujud kontrol sosial dan adanya kendali ruhaniah. Â Bisa disimak bagaimana agama menanamkan nilai luhur, bahwa malu adalah sebagian dari ukuran keagamaan seseorang. Tentu malu melakukan hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Malu yang menjadikan dirinya rendah dan direndahkan orang lain, juga malu untuk merendahkan harga diri orang lain.
Mari bertanya kepada diri sendiri setebal apa dasar rasa malu kita? atau mungkin sudah aus dan menipis, saatnya untuk diperbarui direcovery agar menjadi lebih tangguh dan memiliki sensitifitas seperti alam mengirim kode darurat. Dengan begitu akan membentang harapan atas apa yang ingin diwujudkan dari mimpi-mimpi yang sudah dibangun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H