Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Baik Buruk Kan Bertemu Jodohnya Seperti Air dan Minyak Tak Pernah Bersatu

26 Maret 2023   18:57 Diperbarui: 26 Maret 2023   19:03 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isi dunia ini berjodo-jodoh, masing-masing ada pasangannya. Untuk mencapai harmoni harus ada kesamaan dan perbedaan. Sebab harmoni adalah keselarasan dari perbedaan yang tertata dan tersengaja.

Masakan yang tersaji dengan lezat adalah rangkaian bahasan dan reseb yang diolah oleh juru masak yang bening hati bermuara samudera, menampung apa yang akan dimasak menjadikan makanan yang menggoda dan memikat.

Tak terbayangkan ketika kebaikan disandingkan dengan keburukan, akan terjadi konflik dan kegaduhan, saling berebut benar dan saling menyalahkan. Bagi yang merasa benar akan menyalahkan yang dianggap buruk. Sebaliknya yang disalahkan akan memoertahankan diri dengan kesalahannya sebagai sebuah "kebenaran:",  (pembelaan dan bertahan adalah sifat hakiki manusia benar atau salah selalu diorrjuangkan)

Hidup ini mencari yang sejenis, dalam ruang yang melingkupi. Misal seseorang bersda di tempat asing (kuar negeri), maka yang menjadi fokus pencarian adalah mencari orang senegara, "senang bertenu" dengan orang Indonesia. Lalu turun ke propinsi, kabupaten bahkan ke RW dan RT. 

Banyak didapati sekarang grup atau kelompok komunitas adalah untuk menvari kesamaan, dengan berada dalam komitas kesenangan (hobi) yang sama memunculkan kebanggaan dan kegembiraa, rasa diterima dalam komunitas adalah hal yang luar biasa, apa kata orang itu urusan kesekian.

Adanya komunitas grup-grup kecil atau perkumoulan apapun adalah wujud mencari kesamaan. Kesamaan yang dipaksakan (gabung dalam kelompok yang berbeda) akan melakukan dua hal yang harus dipilih satu saja, ikut mengidentifikasi diri lalu berperilaku seperti anggota kelompoknya. 

Benar kata orang, bisa jadi salah menurut orang kain. Salah kata orang bisq jadi brnar dalam pandangan orang lain. Tidak ada kelompok yang "merasa salah' walau dalam pandangan sosial adalahbsalah.

Tidak mungkin yang 'hitam' bergabung dan dikumpulkan dengan yang 'putih" karena menjadi tidak jelas 'abu-abu'. 

Seseorang yang sedang memadu kasih, namun tidak bisa akur dijustifikasi seperti 'air dan minya' yang tidak pernah bersatu. Artinya seseorang tidak akan memaksaan diri untuk masuk dalam karakter orang-orang yang berbeda.  

Akan bertemu pasangan dalam kesamaan dan akan menyamakan dalam kelompok yang membuatnya nyaman. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun