Anang Akhmad Syaifudin ketua DPRD Lumajang akhirnya benar-benar berhenti dari jabatannya, kemarin sore Senin 20 Maret 2023, sang penggantinya Eko Adis dilantik.
Pada tanggal 14 September 2022, saya menulis di Kompasiana dengan judul surat untuk ayah perihal pengunduran diri ketua DPRD Lumajang. Sebagaimana link di bawah ini
SAYA SALAH
Mas Anang, sapaan akrap Anang Akhmad Saifudin, dijuluki oleh Bupati Lumajang Cak Thoriq sebagai "tangan damai", Â sebutan itu memilik makna mendamaikan keruwetan apa yang adi sekitarnya dan apa saja yang dilihatnya, dan yang lebih penting adalah beliau bisa berdamai dengan dirinya sendiri. Bukankah masih banyak orang-orang yang belum bisa damai dengan diri sendiri, apalagi beralas gengsi, dan mas Anang tidak.
Jabatan ketua DPRD adalah jabatan politik yang tentunya menjadi penambah nilai diri bagi yang mendudukinya, sehingga beragam upaya untuk memperjuangkan kursi itu.  Mas Anang telah mendudukinya dan dengan seringan itu  memberikannya kepada orang lain sebelum masa kadaluarsa.
Alasannya sepele namun menarik, ketidak lancaran mengucap sila demi sila yang termaktub dalam Pancasila di hadapan para mahasiswa dianggapnya sebagai kesalahan, secara individu mas Anang geli dan "menertawakan diri sendiri" gitu aja gak hafal seolah jiwanya bergejolak. Namun mas Anang menyadari bahwa ucapan itu dilakukan di ruang (gedung) dewan sebagai simbul perwakilan suara rakyat, apalagi diucapkan oleh seorang ketua DPRD.Â
Apa jadinya bila mas Anang tidak merasa salah dan tidak mengundurkan diri, bukankah bangsa kita adalah "pelupa" (permisif-mudah mengabaikan dan mudah memaafkan), pun toh di hari pelantikan penggantinya sudah banyak orang yang tidak mengingat peristiwa penyebabnya.
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA
Tak berselang lama ketika pengunduran diri pada bulan September 2022, banyak dukungan mengalir deras untuk mempertahankan dan tetap duduk di kursi empuk ketua DPRD, di antaranya asosiasi perangkat (juga kepala)desa sekabupaten Lumajang, organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan dan organisasi kepemudaan, serta masih banyak lainnya baik secara kolektif atau seorang diri.
Apakah mas Anang tidak mendengarkan dukungan mereka ? tentu masa Anang dengan senang hati adanya dukungan dari mereka, meski mas Anang tidak menyelidik apakah niat mereka tulus atau ada modus yang dihembus? ia menganggapnya dukungan adalah dukungan yang mampu membangkitkan semangat dan kepercayaan diri.
Mas Anang benar-benar menghormati dukungan mereka, namun ia tidak bisa menyetujui dukungan itu, "mas Anang takut  bila ia tetap duduk di kursi ketua dewan karena kesalahannya tidak hafal secara lancar sila dalam Pancasila, lalu anak turunnya meniru, dan kemudian tidak memiliki rasa malu"
"Biarlah semuanya berlalu, hidup adalah resiko, seperti perjuangan resikonya adalah kemenangan" bisa jadi seperti itu yang diucapkan mas Anang.Â
Tidak bermaksud senang dengan mundurnya mas Anang lalu di gantikan Mas Eko, karena peristiwa pelantikan ketua baru di gedung DPRD Lumajang menggelar raga gamang (remang dan sayang).
Sekali lagi, kegembiraan atas sikap mas Anang yang kemarin menjadi nyata atas niat mengundurkan diri, adalah sebuah peristiwa penting, betapa seorang yang memiliki kekuasaan dan kewenangan yang besar, tidak -semena mena- dan menggunakan senjata aji mumpung, pun sebenarnya bila mas Anang tidak jadi mengundurkan diri dengan banyaknya dukungan pun dia tidak malu, dan mungkin juga  tak seorangpun mempermalukan dirinya.
Ah, masih perlu menarik napas lebih dalam lagi untuk mengucapkan terima kasih kepada mas Anang, bukan sebagai bentuk "penghinaan atau rasa puas atas kemundurannya secara negatif". Semakin berkaca-kaca mata ini, tampak begitu jelas butiran air mata seperti cahaya yang akan menerangi dunia perpolitikan  ke depan, semakin terang dan menerangi masa depan masyarakat yang diwakili, "bukankah masih ada suram dan remang bagi diri seorang wakil rakyat? semoga gednung dewan semakin terang dan muara kesejahteraan serta keadilan.
YANG UNIK PASTI SEDIKIT JUMLAHNYA
Mas anang adalah manusia unik dalam makna yang sebenarnya, karena tidak mudah seseorang yang berada di zona aman dan nyaman, dengan ringan dan riang meninggalkannya karena digigit semut. Seperti cerita gajah mati melawan semut ?
Sangat mudah mengingat mas Anang, karena beliau bukan sosok anggota (ketua) dewan sebagaimana kebanyakan, karena yang banyak itu bernama pasaran atau musimnya. Seperti durian bila musim gtiba  mudah mendapatinya.
Benda-benda antik adalah benda yang dirawat pemiliknya secara terhormat dalam waktu yang cukup lawa, mas Anang akan mewariskan keunikan dalam perspektif kemanusiaan.
Saya mengingat kembali surat yang ku tulis untuk ayah seperti link di bawah ini
Ayah, ku kirim kembali surat untukmu, balasan dari mas Anang, tentu ayah sudah dengar bahwa kemarin ketua DPRD Lumajang sudah digantikan mas Eko Adis, artinya mas Anang benar-benar mengundurkan diri.
Di tengah keharuan ini, apakah ayah bisa bercerita sejatinya apa yang dirasakan oleh ayah, sebagai ayah atas anak-anak ayah. dan kira-kira apa yang hendak diceritakan oleh mas Anang yang jug sebagai ayah kepada anak dan keturunannya?
Semoga Lumajang selalu mengenang mas Anang dan menjaga sejarah "kemundurannya dari ketua DPRD Lumajang"Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H