Pengulangan perintah dimanfaatkan anak untuk menunda apa yang dimohon, kadang, hingga ibunya lupa dengan perintahnya.
Beda dengan ayah, singkat dan padat perintahnya dan cukup sekali. perintah ayah selalu diam bila anak tidak mau diperintah.Â
Maka lain waktu bila anaknya membutuhkan perhatian atau meminta sesuatu , secara lugas ayah mengatakan "jangan diulang ya!", kalimat ini singkat tapi mudah dimengerti dan membuat anak patuh.
Wanita sebagai insan perasa, hal ini berlaku juga apa yang suami perlakukan untuk anak perempuannya, kelembutan dan spontanitas terhadap  hal-hal yang dimohon.Â
Beda ketika sang isteri meminta sesuatu, masih ada jeda, tawar menawar tentang waktu. Hal kecil ini, bagi seorang ibu menjadi besar, "perasaannya" merasa kurang diperhatikan.
Ibu membandingkan perlakukan dirinya dan kepada anaknya oleh sang suami sangat berbeda dan memiliki kelembutan lebih. Rasa dendam kecil yang disimpan berulang-ulang membuat penuh isi hati, sesak dengan bara api dendam.Â
Ibu tidak berani melampiaskan amarahnya kepada sang suami, karena kalah tinggi wibawa. karenanya sang anaklah yang menjadi sasaran amarah yang disulut oleh api cemburu, bukan cemburu asmara, tapi cemburu perhatian dan perlakuan.
Oleh karena itu, bila seorang ibu tidak bisa memberikan kasih sayangnya seratus persen kepada anak perempuannya, karena masih ada penghalang api cemburu, hilangkan kecemburuan, maka tuangan kasih sayang akan mengalir selancar sungai di musim hujan.
Pandanglah anak perempuan sebagai belahan hati, bersatunya tali pusar antara ibu dan anak. Kemarahan yang tidak jelas kepada anak perempuan segera diakhiri, karena akan menyakitkan diri sendiri juga menjadi dongkol kepada anak perempuannya.
Yakinlah bahwa sang suami menyasihi anak perempuannya, bukan hendak membandingkan atau melebihkan kasih sayang kepada isterinya, tidak ada perasaan seperti itu sedikitpun bagi seorang suami.
Dialoglah secara terbuka dan jujur, sampaikan hal-hal yang menyesakkan hati, mintalah suami untuk menjawab dan membuat sikap baru agar tidak ada kesan melindungi anak perempuanya dari pengaruh sang ibu.Â