Aneka makanan juga buah-buahan tersaji dengan rapi, tempat yang terpisah antar meja membuat tamu mudah pindah dari meja ke meja untuk bisa merasakan seluruh menu.
Ya siang tadi dalam perhelatan pesta perkawinan yang diselenggarakan di hall sebuah rumah makan. Para tamu antusias mencari makanan seleranya, masakan tradisional, nusantara dan oriental. Tinggal pilih lalu disantap.Â
Pada sebuah pesta yang menyajikan makanan dengan pola prasamanan, membuat basah lidah, inginnya semua bisa dicicipi, namun apa daya ketidak selarasan antara mulut dan perut. Tidak boleh dipaksakan agar badan tidak menanggung beban.
Sajian gratis dalam sebuah pesta atau acara, menaikkan nyali mengambil sebanyak mungkin hingga lupa ukuran porsi. Seperti tadi siang banyak yang memaksakan diri.Â
Ada yang menarik dalam pesta perkawinanan kali ini, tersaji beberapa buah di antaranya ; Â pisang, jeruk, salak. Lebih unik lagi yang berhajat menyediakan kantong plastik, kode bahwa buah-buah yang tersaji bisa dibawa pulang.
Awalnya malu-malu, ambil satu dua buah saja, melihat pembiaran tanpa batasan, pasukan berikut lebih belakang berani memenuhi isi kantong plastik, bila ditimbang lebih dari satu kilo gram.
Seperti milik sendiri saja, tanpa menghiraukan tamu undangan lain. Atau menganggap mereka tidak ada. Maka dalam hitungan menit buah-buah yang telah dilakulan isi ulang benar-benar tanpa sisa.
Etika ketika menikmati hidangan dalam sajian prasmanan perlu diperhatikan, walau semuanya berpulang kepada masing-masing individu. Namun ada orang lain yang ingin mendapatkan kenikmatan yang sama.Â
Walau tidak ada nota untuk diselesaikan keuangannya namun kasianilah makanan yang sudah diambil, lalu dibiarkan begitu saja setelah dicicipi merasa kurang selera.
Tertib dan disiplin serta menjaga harha diri dan memberikan hak kepada tamu lain, juga menghormati makanan yang disajikan untuk disantap bukan dibuang seakan tidak memiliki arti dan kurang menghormati pengundanya.