Tiga hari lalu, kami mengunjungi teman seprofesi usai dirawat di rumah sakit selama dua pekan, hasil identifikasi menunjukkan bahwa teman kami terkena penyakit jantung, penyebabnya adalah perokok pasif. Bahkan sekarang sedang menjalani cuci darah untuk menormalkan fungsi ginjal, karena efek pengobatan.
Begitu pula, akibat perokok pasif, kawan kami meninggal dunia, setelah setahun berjuang dari sakitnya, yang lebih naas, kawan kami adalah perempuan dan anggota keluarganya tidak ada yang merokok.
Asap rokok, tidak seperti asap sate  yang menggugah gairah, asap rokok menyesakkan dada dan membuat hidung gatal bagi perokok pasif, apalagi punya alergi penciuman.
Sebagian  perokok sudah menyadari bagaimana perilakunya mengganggu orang, karenanya ketika hendak menyelesaikan hajat bermain asap mencari area yang jauh dari keramaian orang dan di tempat terbuka.
Namun yang masih banyak, para perokok lebih mementingkan kenikmatan individual, sehingga tidak pernah memedulikan lingkungan sekitar ketika merokok, tidak peduli ada bayi dan keberadaan orang yang ada di sisinya, kepul rokok terus dimainkan.
Untuk menciptakan lingkungan bebas asap rokok, tidak serta merta melarang dan membumi hanguskan tembakau dan pabriknya, maka gerakan peduli perokok pasif merupakan salah satu langkah mengurangi dampak negatif perokok, sebab perokok pasif dapat diibaratkan tidak ikut makan nangka tetapi ikut kena getahnya.
Gerakan peduli perokok pasif adalah penyadaran berbagai pihak dalam menciptakan lingkungan sehat dan udara bersih serta segar, Biarkan para perokok mencari area yang tidak menggangu orang lain dan mendapatkan kenikmatan puncaknya.
Bagi pecandu cerutu, sebagaimana candu-candu yang lain, tidak bisa dialihkan apalagi dilarang, jalan yang diperjuangkan adalah difasilitasi. Larangan merokok belum optimal, sebab masih banyak yang merokok di arena yang tertera stiker dilarang merokok, tetapi tidak ada penegakan hukum atau pemberian sanksi, jadi lanjut terusss.
Kenaikan cukai rokok, belum tentu berakibat berkurangnya perokok, bisa jadi malah membuat jumlah perokok bertambah, mengingat saat ini, merokok tidak lagi identik dengan seorang lelaki, atau orang yang hidup di daerah dingin. Generasi milenial, para penikmat asap tembakau ini sudah merambah kepada para gadis, wanita yang "terhormat"