Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tragedi Cinta Transaksional

15 Oktober 2022   17:47 Diperbarui: 15 Oktober 2022   17:48 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di pelaminan inilah cinta dipermainkan (sumber Gambar : Hamim Thohari Majdi

Sedang viral pencabutan laporan KDRT Lesti Kejora, membuat banyak netizen kecewa, fenomena ini menjadi sebuah renungan dan pengajuan pertanyaan siapakah yang patut disalahkan, pihak Lesti yang mengurungkan mempertajam konflik dengan Billar sebagai bentuk rasa cinta dan masa depan keluarganya. Atau Netizen yang ingin menonton panggung keluarga Lesti semakin bersiteru dengan Billar dengan beberapa episod tayang hingga  klimaksnya  "perpisahan", kalau sudah begitu Lestikah yang lebih waras atau Netizen yang  terlalu mencintai Lesti sang idola hingga keluar dari ambang kewarasan, cinta buta.

Peristiwa Lesti Kejora menjadi viral karena terlanjur namanya telah menghiasi media semenjak ketenarannya di blantika dunia hiburan musik. Mungkin beda rasanya bila yang mengalami KDRT adalah Lesti sang gadis desa dari keluarga miskin dijadikan menantu pak Lurah yang berada di lereng gunung. Tulisan ini mengajak berkelana  tentang cinta dari jaman purba hingga KDRT dipajang di media.

Dari mana datangnya lintah dari sawah turun ke kali, dari mana datangnya cinta dari mata turun ke hati, sebuah kalimat yang mengisahkan muasal bagaimana proses hadirnya cinta seseorang. Pandangan yang terkesima membuat hati tenang dan tersimpan kenangan mendalam.

Seseorang yang sedang jatuh cinta, membuat mata "buta", menutup keberadaan orang lain dalam pandangannya, karena mata merupakan gerbang masuknya memori, maka jatuh cinta hanya memasukkan satu nama yang dicintai.

CINTA JAMAN KETERBATASAN

Cinta soal hati, maka jatuh cinta adalah jatuhnya hati kepada yang dicintai, bila cinta bak gayung bersambut, maka hati keduanya beraduk menjadi kemesraan, kerinduan, kesenangan dan melahirkan sumber energi.

Perjalanan dan kisah cinta seperti di atas nampaknya sudah mulai tergerus, hanya berlaku pada kisah cinta Siti Nurbaya, Romeo dan Juliet atau cinta monyet anak-anak yang belum mengerti arti cinta sejati dan belum bisa mengolah emosi.

Memiliki rasa cinta adalah naluri setiap manusia, cinta sesama dan cinta beda kelamin, karena Tuhan anugerahkan manusia hidup berpasangan, seperti malam dan siang, sedih dan gembira, tertawa dan kecewa. Maka kenikmatan cinta masa klasik adalah menanti putaran waktu dan berjalannya hari.

Bagaimana malam menjadikan rindu tumbuh subur bagi para pemuja cinta, begitu juga bila ada janji harus rajin menghitung hari, karena sua adalah panen dari rindu yang dikandung, wauuuw sungguh lur biasa.

Keterbatasan dalam banyak hal di jaman lampau, membuat heroiknya rasa cinta, diperjuangkan, dirawat dan dinikmati, bila sudah ada dalam dekapan pujaan hati.

CINTA ERA DIGITAL

Hari ini, rasa rindu bagi sebuah rona dan warna bercinta kurang seru atau bahkan sebaliknya lebih seru. Ketersediaan sarana komunikasi membuat semua rasa tertuang segera, rindu tak perlu menunggu waktu segera bertemu, walau secara virtual tetaplah seru.

Tidak ada lagi masa berdebar ketika tukang pos membunyikan bel sepeda pancal di depan rumah, berarti ada secarik kertas berisi untaian kata dari sang dipuja nan jauh di sana, kertas ajaib itu menjadi guling didekap dalam bayangnya, membawa pada alam mimpi, walau diksinya sangat terbatas, tetapi artinya bersyarat kuat.

Era digital cinta tidak lagi begitu tersimpan erat dihati, tidak bisa menyembunyikan sosok pujaan hati, mudah diketahui netizen, karena jejak digital dengan si dia selalu hadir dalam laman media sosialnya, sebagai simbul kebanggan atau  agar tidak dikatakan jomblo dan disambar orang.

CINTA DIJADIKAN PAMERAN

Kemesraan dalam bercinta meninggalkan jejak digital yang panjang mulai dari perkenalan, bertunangan, menikah dan hidup dalam keluarga, utamanya para selebriti yang mengundang viewer jutaan.

Baiknya, bila pamer kemesraan keluarga untuk memberi keteladanan dan hiburan. Kabar buruknya bagi pasangan yang cintanya setengah hati, separuhnya tersimpan rapi dan tidak tahu akan diberikan kepada siapa, maka tunggu saja tragedi cinta menanti di depan mata.

KDRT menjadi bagian dari aroma berkeluarga, keterbatasan pengetahuan menjadaikan KDRT sangat sederhana tentang cara mensikapi dan mencari solusi, saling menahan diri dan menjadikan orang tua atau orang yang dituakan sebagai mediator, lalu tuntas blablas angine...

Saat ini, dapur rumah tangga seperti asap sate, semerbak di mana mana, apalagi sang artis yang gemar gelar masalah privasi ke publik. Sudut-sudut rumah hingga kolong kasur, sepertinya tidak ada lagi yang tersembunyi, ibarat jarum jatuh di malam hari tampak di balik kaca, sendok dan gelas jatuh ngaring bunyinya hingga ke pegunungan.

Tragedi cinta yang telah bertengger di media masa, tidak mungkin hilang dengan sendirinya, ketika obyek berita memiliki banyak penggemar. Karenanya bila pasangan suami istri masih yakin saving cintanya mendekati seratus persen, jangan mengumbarnya.

Cinta telah dijalin dengan logika semuanya memiliki makna transaksional, nalar harus bisa mencerna, bagaimana mungkin kalau rasa dibantah dengan logika? Apapun yang menurut logika benar, tetapi hati merasakan tersiksa, tentu hatilah yang menjadi panglima.

Logika dalam cinta adalah menuntun rasa kepada cinta yang rasional tidak menjadi bucin (bucin) saling menghargai berimbang kasih sayang dan merajut bersama bahagia.

Awal jatuh cintah indah menjadikan rasa yang bisa didefinisikan, ketika cinta sudah masuk dalam dekapan, mahligai rumah tangga telah mengarungi bahteranga di sanalah akan didapati tragedi cinta, lalu bergantung cara mengelolanya, indah memang bila tragedi dimaknai sebai sebuah menguat dan tanpa harus ada yang tersakiti.

Namun bila tragedi menunjukkan garis finish, stop... berpikirlah berpikirlah, dinginkan hati, dinginkan hati lalu cari solusi.

Jangan ada transaksi dalam tragedi cinta, bila salah kalkulasi rugi  dan menghancurkan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun