Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tragedi Cinta Transaksional

15 Oktober 2022   17:47 Diperbarui: 15 Oktober 2022   17:48 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

CINTA ERA DIGITAL

Hari ini, rasa rindu bagi sebuah rona dan warna bercinta kurang seru atau bahkan sebaliknya lebih seru. Ketersediaan sarana komunikasi membuat semua rasa tertuang segera, rindu tak perlu menunggu waktu segera bertemu, walau secara virtual tetaplah seru.

Tidak ada lagi masa berdebar ketika tukang pos membunyikan bel sepeda pancal di depan rumah, berarti ada secarik kertas berisi untaian kata dari sang dipuja nan jauh di sana, kertas ajaib itu menjadi guling didekap dalam bayangnya, membawa pada alam mimpi, walau diksinya sangat terbatas, tetapi artinya bersyarat kuat.

Era digital cinta tidak lagi begitu tersimpan erat dihati, tidak bisa menyembunyikan sosok pujaan hati, mudah diketahui netizen, karena jejak digital dengan si dia selalu hadir dalam laman media sosialnya, sebagai simbul kebanggan atau  agar tidak dikatakan jomblo dan disambar orang.

CINTA DIJADIKAN PAMERAN

Kemesraan dalam bercinta meninggalkan jejak digital yang panjang mulai dari perkenalan, bertunangan, menikah dan hidup dalam keluarga, utamanya para selebriti yang mengundang viewer jutaan.

Baiknya, bila pamer kemesraan keluarga untuk memberi keteladanan dan hiburan. Kabar buruknya bagi pasangan yang cintanya setengah hati, separuhnya tersimpan rapi dan tidak tahu akan diberikan kepada siapa, maka tunggu saja tragedi cinta menanti di depan mata.

KDRT menjadi bagian dari aroma berkeluarga, keterbatasan pengetahuan menjadaikan KDRT sangat sederhana tentang cara mensikapi dan mencari solusi, saling menahan diri dan menjadikan orang tua atau orang yang dituakan sebagai mediator, lalu tuntas blablas angine...

Saat ini, dapur rumah tangga seperti asap sate, semerbak di mana mana, apalagi sang artis yang gemar gelar masalah privasi ke publik. Sudut-sudut rumah hingga kolong kasur, sepertinya tidak ada lagi yang tersembunyi, ibarat jarum jatuh di malam hari tampak di balik kaca, sendok dan gelas jatuh ngaring bunyinya hingga ke pegunungan.

Tragedi cinta yang telah bertengger di media masa, tidak mungkin hilang dengan sendirinya, ketika obyek berita memiliki banyak penggemar. Karenanya bila pasangan suami istri masih yakin saving cintanya mendekati seratus persen, jangan mengumbarnya.

Cinta telah dijalin dengan logika semuanya memiliki makna transaksional, nalar harus bisa mencerna, bagaimana mungkin kalau rasa dibantah dengan logika? Apapun yang menurut logika benar, tetapi hati merasakan tersiksa, tentu hatilah yang menjadi panglima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun