Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aremania untuk Sebuah Harga Diri Berjuang Harga Mati

2 Oktober 2022   17:04 Diperbarui: 2 Oktober 2022   17:07 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertandingan Arema dan Persabaya di stadion Kanjuruan Malang, sabtu malam 1 Oktober  2022 menjadi catatan lebih kelam dalam dunia persepak bolaan nasional. Biasanya, tragedi terjadi kericuhan antar suporter yang sedang berlaga. Saling memancing emosi dan unjuk kekuatan.

Pertandingan tadi malam sejatinya suasananya aman nyaman sepanjang, terbukti  jalan di perkotaan malang tampak lengang, hanya berseliwuran kendaraan bermotor roda dua dan roda empat dengan membawa identitas "Ongis Nade" (Singo Edan). 

Tak tampak satupun identitas bonek, suporter fanatik Persebaya, ternyata ada penangkalan secara dini  pembersihan zona dari bonek dan arek Suroboyo, kali ini bonek patuh tidak mendekat kota malang apalagi masuk di stadion kanjuruan. Artinya kanjuruan sudah dibirukan oleh identitas Aremania, harusnya satu suara satu bahasa menikmati sepak bola.

Seperti halnya filosofi bola adalah bundar tak bisa diprediksi tanpa sisi yang bisa di antisipasi. Di luar lapangan bahkan di beberapa media sosial marak postingan yang intinya "Arema tidak boleh kalah di kandang", dalam kontek firasat adakah suatu pertanda khusus ? Akal sehat tidak mencerna hanya sebuah kata penyemangat pasukan singo edan agar gigih mempertahankan sandangan  sebagai jago kandang.

Wal hasil skor akhir Arema kalah satu gol dengan Persebaya ( 2 -3). Selama pertandingan suasana dalam stadion terlihat aman dan tidak ada gesekan antar suporter. 

HARGA DIRI

Keberadaan komunitas atau perkumpulan sangat dipengaruhi oleh sebuah harga diri, seseorang mau bergabung karena akan menambah dan menaikkan harga diri, ada nilai tambah ketika harus bergabung dan menjatuhkan pilihannya. 

Semakin banyak yang bergabung, semakin tinggi harga diri sebuah komunitas, karena memiliki banyak pasukan dan amunisi. Seperti halnya persepak bolaan melahirkan penggemar yang fanatik siap menjadi garda terdepan dalam setiap suasana.

Kewajiban anggota komunitas adalah merawat dan meningkatkan harga diri kelompoknya, sesuai dengan potensi dan kapabilitas yang dimiliki, maka suporter di samping penyemangat di tepi rumput hijau pada setiap pertandingan, juga menjadi aset ketika identitas komunitas seperti player, kaos, bendera dan lainnya dikomersialkan untuk menyuntik imunitas komunitas.

Harga diri sebagai anggota komunitas diperjuangkan dan mendarah daging bahkan menjadi bagian dari nafas hidupnya. Tanpa suporter sebuah klub tidak memiliki makna istimewa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun