Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Manfaat Makan Malam di Luar

20 September 2022   07:11 Diperbarui: 29 September 2022   21:20 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makan adalah rutinitas bagi umat manusia, menurut konsep dasar dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok jasadi agar bisa menghadirkan energi untuk melakukan aktivitas keseharian. 

Pada tingkatan selanjutnya makan dengan terpenuhi empat sehat lima sempurna bertujuan untuk memberikan hak penuh setiap organ tubuh sehingga memiliki ketahanan dan sehat bugar.

Pada tingkatan lebih tinggi dari sekadar mengusir lapar dan bisa hidup, artinya bukan hidup untuk makan, tetapi makan untuk hidup, maka makan akan memiliki cara yang lebih luas dan bentuk serta jenisnya sangat bervariasi.

MAKAN APA

Beberapa pekan lalu ada anak usia delapan tahun meninggal dunia, kabar ini mengejutkan karena sekecil itu anak mengalami penyakit komplikasi, organ-organ penting dalam tubuh telah rusak dan tidak berfungsi, hasil diagnosis dokter menyatakan bahwa si kecil ini sering mengonsumsi minuman kemasan dari pabrik dan jajanan yang banyak perasanya.

Rasanya miris, penyakit yang semestinya diderita oleh orang-orang tua karena pola hidup dan pola makan yang tidak dikontrol, kini menjalar kepada anak-anak. Oleh karena itu ayah dan bunda, mari perhatikan apa yang dimakan oleh anak-anak, sudahkah memenuhi kadar gizi yang diperlukan. 

Bagi ayah bunda yang memiliki aktivitas, jangan sepenuhnya menyerahkan makanan anak-anak tersaji oleh dapur sebelah (warung, rumah makan dan sejenisnya) tanpa terlebih dahulu memastikan bahwa makanannya layak dimakan anak.

Kecukupan akan empat sehat lima sempurna menjadi ukuran penting, utamanya bagi anak-anak usia balita dan masa pertumbuhan. Pada masa ini anak-anak harus dikontrol, karena akan menjadi kebiasaan di masa dewasa.

Kontrol ayah bunda bertujuan untuk memperhatikan makanan dan minum apa saja yang biasa anak-anak konsumsi, bolehlah sekadar mengikuti tren mencoba makanan-makan baru agar bisa turut merasakan dan memberi penilaian, namun yang kurang mengandung gizi dan kurang berkualitas dihindari.

Makan malam di luar bersama keluarga ada rasa sensasional (Sumber Gambar: Hamim Thohari Majdi)
Makan malam di luar bersama keluarga ada rasa sensasional (Sumber Gambar: Hamim Thohari Majdi)

MAKAN DENGAN SIAPA

Kenikmatan santap makan tidak saja bergantung dengan apa yang dimakan, namun praktiknya dengan siapa seseorang makan menjadi pelengkap, biasa menjadikan makan semakin gairah, atau sebaliknya nafsu makan hilang begitu saja.

Dengan orang-orang yang mencintai dan dicintai membuat semua hidangan nikmat, bahkan sekadar nasi putih dan lauk satu buah ceker ayam, nikmatnya nggak ketulungan. Ayah bunda hembuskan rasa kasih sayang dalam menyajikan makanan, buatlah suasana syahdu, sehingga anak-anak merasakan sensasi tersendiri.

Sebaliknya makan dengan orang-orang yang dibenci, menjadikan masakan yang terhidang tak sedap dipandang dan nikmat dimakan. Rasa benci kepada anak yang dipendam oleh orangtua akan memengaruhi suasana meja makan, tatap pandang kecurigaan dan kebencian seperti peperangan antar bangsa. 

Suasana pemaksaan tidak mampu membangkitkan selera, bahkan semakin eneg. Ayah bunda kemarahan dan kebencian tidak baik, semakin berbahaya bila dibawa di arena makan, bisa meracuni makanan yang tesaji.

Maka jadikan makan bersama selalu menghadirkan gairah, biasakan dalam keluarga tradisi makan bersama, minimal sehari sekali, di waktu semua anggota keluarga bisa, misalnya ayah bunda bisa sarapan bersama bila jam keberangkatan kerja dan sekolah anak-anak tidak berjauhan. Atau di waktu makan malam, sebab biasa waktu malam anggota keluarga komplit berada di rumah.

Kebersamaan di meja makan, bisa menghadirkan nafsu makan yang tidak begitu disukai, namun karena melihat ayah bunda makan dengan lahap, lambat laun anak akan terbiasa dengan makanan apa yang disajikan, bukan mencari dan menanyakan yang tidak ada.

Fungsi makan bersama di samping menambah keakraban, juga memastikan anak-anak mau mengonsumsi makanan empat sehat lima sempurna (nasi, sayur, lauk, buah dan susu) dan terpenuhi asupan gizinya, makan dalam pendampingan orangtua menjadikan anak merasa nyaman dan bahagia.

MAKAN DI MANA

Makan apa atau apa yang dimakan sangat penting, makan dengan siapa menentukan gairah dan kelahapan, terakhir makan di mana juga memiliki andil dalam menikmati sajian makanan. Untuk itu perlu ada relokasi tempat makan secara temporer, berpindah tempat dalam waktu tertentu.

Ayah bunda, agar anak-anak selalu makan dengan lahap buatlah agenda sesekali makan di luar, baik membahwa makanan masakan sendiri lalu dimakan di tempat rekreasi atau di warung-warung yang diperbolehkan membawa makanan dari luar atau sengaja makan di warung, rumah makan atau restoran.

Tidak perlu di tempat yang mewah, karena kenikmatan dan kebahagiaan bukan tentang baik dan buruk, murah, dan mahal. Lebih dari itu adalah suasana hati yang dihadirkan. Bukan mengajari anak untuk terbiasa makan dan jajan di luar, tetapi suasana baru atau suasana lain dari rumah akan merefresh suasana kekeluargaan.

Anak-anak merasa senang dan bangga bersama orangtuanya, perasaan ini penting agar anak-anak tidak terbiasa makan di luar bersama teman-temannya yang tidak jelas dan makan sembarangan, maka penting bagi ayah bunda untuk mengetahui tempat anak-anak nongki, agar di kemudian hari ayah bunda tidak gagap dengan pergaulan anaknya dan tempat-tempat yang biasa disinggahi anak-anak.

Tidak saja makan di luar memberikan manfaat yang luar biasa untuk membangun keakraban lebih dalam dengan anggota keluarga, namun kesyahduan makan malam di luar, suasana sangat romantis, ada remang yang dihadirkan oleh pancaran lampu-lampu, ada keheningan yang menguras kerak hati, alunan musik yang disajikan membuat renyah rasa yang sudah kayu.

Makan malam di luar jangan sekadar menghabiskan sajian di meja makan dan mendapatkan kekenyangan lalu pulang, tapi nikmatilah setiap tahapannya. 

Jadikan awal berbicara ketika memesan makanan, hadirkan cerita-cerita yang membuat anak-anak tertarik untuk menceritakan apa yang dialami, setiap sesuap buatlah suasana seperti rindu yang tak tertahan, saling pandang mata, dan sesekali ada komunikasi non verbal lain seperti mengambilkan makan untuk anak atau suami istri, ada rasa yang beraduk dengan kasih sayang, bumbu cinta menjadikan semuanya laksana sedang di taman surga.

Tumbuh dan menguat raga dari

Asupan gizi yang tersaji

Bukan perihal kenyang

Atau sudah makan

Jangan abaikan suara

Dendang dalam pencernaan

Demo badan membahayakan

Tanpa daya dan ogah digerakkan

Dengan apa menjadi sempurna

Bersama siapa menambah rasa

Di mana adalah taman hati

Dalam waktu yang pasti untuk dinikmati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun