Secara bahasa yang asli, hobi merupakan kesenangan atau kegemaran seseorang melakukan sesuatu dalam upaya mengusir kejenuhan, bersifat rekreatif. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, menggiring peradaban kepada area yang lebih luas termasuk hobi.
Saat ini sulit dibedakan antara hobi dan profesi, sebab banyak hobi yang bisa menambah pendapatan, lalu menjadi lebih dominan mengembangkan hobi karena memberi lebih banyak nilai ekonomi.
Contoh seorang teman memiliki hobi memancing, awalnya adalah untuk rekreasi dan membuang beban pikir serta sekadar mencari ikan untuk lauk pauk keluarga. Ia menikmati hobinya, sehingga ikan banyak menghampiri dan memakan umpan ia sebar, lalu terjerat pancing.Â
Kian hari hasil pancingan kian banyak, sehingga bisa berbagi ke sanak keluarga, lalu tetangga dan kawannya membeli ikan darinya, karena murah dan segar.
Seorang teman mendatangi sang guru untuk menuang kekesalan dan mengeluh karena dipindah ke tempat lebih jauh dan beban kerjanya semakin bertambah, bahkan ada beberapa pekerjaan yang tidak dikuasai.Â
Lalu sang guru katakan kepadanya "bersyukur, kamu diberi kesempatan untuk menikmati tempat yang belum kau kunjungi dan pandangan sepanjang perjalanan akan membuatmu bertambah senang" lalu sang guru melanjutkan nasihatnya "tidak semua orang diberi kepercayaan, berarti orang lain mempercayai kamulah orang yang tepat untuk bisa menyelesaikan, maka jangan kecewakan mereka, berusahalah, kerjakanlah, pasti ada jalannya".
Ia melakukan apa yang dinasihatkan oleh gurunya, maka dia menekuni profesinya dengan penuh kegembiraan, dijalani bekerja secara santai seperti sedang rekreasi dan menjalankan hobi, akhirnya ia bisa membetulkan printer yang ngadat, mengetik dengan cepat, dan mengerjakan apapun dengan penuh semangat, lalu penghasilnya bertambah dan memiliki tambahan profesi.
Melihat banyaknya peluang profesi yang dihasilkan dari kesungguhan menekuni hobi, maka bagi ayah bunda memiliki tanggung jawab untuk mengeksploarasi hobi anak menjadi sebuah profesi, bagaimana caranya, simak narasi dalam tulisan ini.
PAHAMI KEBIASAAN ANAK
Untuk bisa memahami hobi anak, caranya sangat sederhana meskipun ayah bunda tidak memiliki pengetahuan khusus tentang ilmu perkembangan dan kepribadian. Seperti seorang istri memahami hobi suami dan sebaliknya seorang suami pasti tahu hobi istrinya.
Lakukan pengamatan (memahami secara serius) kebiasaan anak setiap hari, perhatikan apa yang selalu diulang, misal setiap hari sang buah hati membawa buku dan alat tulis periksa apa yang dilakukan dengan alat tulisnya, mengambar, menulis atau sekadar corat coret. Maka sang buah hati memiliki hobi memainkan pena.
Ada juga anak yang setiap hari main pasir, diangkut dengan truk dan dibongkar di tempat lain, atau hanya menaikkan dan menurunkan muatan truk di tempat yang sama, maka ketahuilah bahwa sang buah hati ada kecenderungan untuk memiliki armada truk, atau ahli bangunan dan sejenisnya yang membutuhkan pasir dan jasa truk.
Kalau saja ayah bunda belum paham dalam menafsir hobi anak, bisa berselancar googling mencari informasi atau datangi gurunya di sekolah. Bisa juga ke psikolog dan teman ayah bunda. Carilah cara yang tepat dan bisa dilakukan oleh ayah bunda, maka akan tahu hobi sang buah hati.
AJAK LIHAT PAMERAN DAN IKUTKAN LOMBA
Setelah ayah bunda mengetahui kebiasaan sang buah hati, ajaklah mereka ke pameran atau expo, seberapa antusias mereka mengamati yang digelar, apa yang dikatakan oleh mereka, itulah yang diinginkan.
Misal di pameran properti sang anak menyatakan "ayah, bangunan rumah yang di stand nomor 12 sangat unik dan menarik, perpaduan rumah adat dengan bangunan ala Eropa".
Orangtua lain yang sudah mengetahui anaknya memiliki hobi menyanyi atau menari, rayu mereka untuk mau mengikuti lomba. Ingat, tujuan mengikutkan lomba pada saat pertama, bukan menuntut atau menginginkan anak menjadi juara, tetapi bagaimana sang anak mampu menampilkan secara optimal apa yang biasa dilakukan di rumah.
Dari hasil melihat pameran dan mengikut sertakan dalam sebuah event, ayah bunda bisa menajamkan hobi mereka dengan cara diikutkan kursus atau masuk dalam sebuah komunitas, sehingga dapat pendampingan secara tepat dan penanganan yang cepat. Akhirnya anak akan tumbuh bersama hobi yang telah dibangun sejak dini.
JANGAN DIPAKSA SAMA DENGAN ORANGTUA
Kepada anak tidak boleh serta merta memaksa anak memiliki hobi seperti orangtuanya, perlakukan anak sebagaimana sang istri tidak boleh memaksa hobi suami seperti hobinya atau melarang hobi suami karena tidak suka dan sebaliknya.
Anak-anak memiliki dunia sendiri, memiliki ruang yang lebih luas dari orangtuanya, memiliki waktu yang lebih panjang dari ayah bundanya. Mereka akan hidup bukan masa atau zaman orangtuanya, ayah bunda harus mampu memprediksi kehidupan apa yang akan terjadi ketika sang buah hati sudah dewasa dan apa saja yang perlu disiapkan agar anak menjadi siap dan sigap menghadapinya.
Pemaksaan menekuni hobi anak seperti hobi orangtuanya, menjadikan anak masuk dalam lorong waktu masa lalu orangtua, bukan masa depan yang akan dijalani, sehingga anak tidak siap dan harus beradaptasi secara gagap dengan kehidupan baru seiring dengan perputaran waktu dan bertambahnya usia.
BOLEH DIARAHKAN MENJADI PROFESI
Ayah bunda boleh mengeksplorasi hobi anak untuk ditekuni secara totalitas, sehingga menjadi ahli di bidangnya, mampu dijadikan wahana rekreasi dan ada hasil atau karya yang terbukti.
Contoh yang masih hangat, hobi Farel Prayoga bernyanyi, mengantarkan dirinya telah menyandang gelar sebagai penyanyi cilik, seperti masa kecil Agnes Monica, Joshua, Chikita, dan Trio Kwek Kwek. Mereka telah menghasilkan banyak rupiah dan meningkatkan ekonomi keluarganya.
Terlepas dari pro dan kontra adanya pandangan anak dikomersialkan, karena sejak dini sudah dipaksa memiliki hobi, namun tujuannya adalah bagaimana sang anak sudah memiliki kegemaran tidak sekadar coba-coba, tetapi sudah mengarah kepada sebuah profesi seperti youtober cilik yaitu ; Aqilla (Aqilla"s Diary), Hanna Callista, Little Princess Shinta, Zara Nugroho atau Zara Cute. Boram anak asal Korea (Boram Tobe Vlog dan Boram Tobi toysreview), Gaby dan Alex berasal dari Inggris. Vlad dan Niky dari Amerika.
Kesuksesan mereka tentu mendapat restu dari ayah bundanya, bahkan orangtua mendampingi dan memfasilitasi, karena tidak mungkin anak-anak bisa secara mandiri menjadi youtuber sukses.
Setiap hari dan diulang-ulang
Karena ada senang dan riang
Walau tanpa harus tahu tentang
Maka yang dewasa beri jalan terang
Â
Bagi anak biasa karena tak berpikir akibat
Orangtua harus arahkan menjadi lebih hebat
Tanpa cegah, tanpa debat
Dorong perkuat semakin cepat
Â
Bukan menjadikan mereka seperti orangtua
Tapi pastikan mereka bisa berkarya
Dengan segala dukungan dan usaha
Semuanya menjadi jaya di masa depannya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H