Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Membangun Generasi Bermula dari Malam Pertama

12 Agustus 2022   11:23 Diperbarui: 12 Agustus 2022   11:43 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Diwajibkannya manusia untuk menikah di antaranya adalah memperbanyak keturunan, sebagai penyambung tahta keluarga, juga penyubur kebaikan orang tua dan penerang kehidupan di masa akan datang.

Menyiapkan generasi yang berkualitas, bukanlah berbicara pola pengasuhan saja, harus dimulai dari bagaimana reproduksi itu dilakukan, cumbu rayu dan hubungan intim suami istri yang didasari pencarian kenikmatan dan kepuasan seksual, pada akhirnya akan membuahkan keturunan.

TATA NIAT

 Di saat malam pertama, atau awal dilakukannya hubungan intim, jarang sekali dicita-citakan untuk memiliki keturunan. Hubungannya dijalani sebagai bagian tahapan berumah tangga, bebas untuk menyalurkan hasrat biologisnya.

Karena  itu suami istri  perlu memahami bahwa hubungan biologisnya akan berdampak kepada kehamilan, akan lahir buah hati dari padu padan kasih mencapai puncaknya. Sehingga suami istri menjadi lebih hikmat dalam menjalani peristiwa sakral ini.

Hal yang utama adalah menata niat, memberikan ruh dan energi dalam hubungan biologis, semoga ada anugerah dan barokah.  Bila pembuahan ini berhasil, maka akan menjadi keturunan yang sholeh dan sholehah.

Niat yang utama dalam melakukan hubungan intim adalah "Bismillah, Allahumma jaanibnaasy Shaithona wajaanibisy syaitoona ma razaqtana" dengan menyebut nama Allah, jauhkan kami dari gangguan setan dan jauhkanlah setan dari rizki yang Engkau anugerahkan kepada kami.

Pengertian anugerah dalam doa tersebut adalah anak, pembuahan yang berhasil, positif hamil. Permohonan jauhkan setan adalah sifat-sifat syaitoniah yang akan merasuk dalam diri anak yang dikandung.

Doa dia atas menunjukkan, bahwa pembentukan diri anak (karakter) sudah dimulai saat pertemuan hasrat biologis orang tuanya, entah disengaja atau kebetulan (tidak ada niatan untuk menghasilkan keturunan, hanya menjalankan rutinitas saja).

Bila susah atau tidak sempat melafalkan doa yang lengkap, cukuplah dengan mengucap "bismillah" Rasulullah menyatakan, setiap amalan yang tidak dimulai dengan menyebut asma Allah, akan tertolak. Harapan-harapan kepada anak bisa saja meleset atau tidak sesuai, karena tidak diniatkan dan membaca doa.

DI MASA TIGA BULAN

Bukti fisik bahwa bayi itu tumbuh dan kehamilan sudah memulai ada beban, yaitu di usia tiga bulan kehamilan, saat ini ruh sudah ditiupkan dalam jasadnya janin, catatan tentang kehidupannya. Ibarat sebuah mobil, masa nol sampai menjelang tiga bulan, masih berupa kerangka dan bodinya, hanya bisa dilihat bentuknya  belum bisa dimanfaatkan karena belum ada mesinnya. Maka usia tiga bulan sudah ada dinamo dalam bayi yaitu ruh, yang menggerakkan dan sebagai tanda-tanda kehidupan.

Di kalangan orang sepuh, dalam menyambut usia janin ketiga bulan, perlu adanya wujud syukur, berterima kasih kepada sang pemilik kehidupan. Maka dilaksanakanlah ritual "neloni", agar nikmat ini banyak diketahui sanak saudara, pemberitahuannya dengan cara memberikan berkat, ada yang berupa nasi, kue atau bentuk lainnya.

Suami dan istri sudah harus mulai hati-hati dalam bersikap, karena apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya sang janin bisa mengetahui dan apa yang dirasakan oleh kedua orang tuanya akan berpengaruh kepada rasa yang dikandung janinnya.

Orang tua membiasakan diri dengan tilawah al-qur'an, memperbanyak pengetahuan tentang cita-cita anak yang diinginkan, misal ingin memiliki anak penghafal qur'an, maka orang tua bila memungkinkan untuk membiasan menghafal, bila tidak mungkin, putarlah muratal dari syekh-syekh yang mashur.

 Intinya apa yang dilakukan oleh orang tua, itulah salah satu cermin, kelak anaknya akan seperti apa. Bila sudah tahu seperti ini, maka siapkan mentalitas fokus kepada pengasuhan anak dalam kandungan.

TUJUH BULAN JANGAN BERLALU

Masa tujuh bulan, sudah mendekati kelahiran, masa sepertiga akhir, orang tua bersiap-siap menanti kelahiran jabang bayi. Maka orang tua harus siap berkaitan dengan persalinan dan nama sang bayi. Perlu diingat untuk memudahkan penyelesaian data kependudukan, sebisanya nama anak antara yang ditulis dan yang diucapkan sama, misal Ahmad, sama yang ditulis dan diucap, beda dengan akhmad atau achmad, masih perlu klarifikasi tentang abjadnya. Atau mengikut nama-nama artis dari manca negara, semakin ruwet.

Nama anak harus memilik arti dan harapan, nama adalah ikon yang akan dibawa anak selama hidupnya misal Jamal artinya indah, kelak anaknya menjadi orang yang cinta keindahan dan pencipta lingkungan indah, menjadi direktur atau bos pembersih lanti atau alat cuci, nama yang baik akan menjadikan anak bangga dan percaya diri. Nama sekenanya dan tak bermakna menjadikan anak seperti tanpa tujuan.

Ritual yang dilakukan pada masa tujuh bulan ini orang menyebutnya "tingkepan", sebagai bentuk syukur kandungannya semakin membesar dan mendekatkan pada waktu kelahiran. Meminta tambahan doa kepada sanak saudara, tetangnnya dan kerabat dekat.

TERENCANA

Ada sebagian pasangan suami istri tidak menginginkan punya anak segera, ingin menikmati bulan madu hingga tahun madu bertahun-tahun. Hal ini tidak bisa terjadi secara alami, harus direncanakan. Salah satu caranya adalah menggunakan alat kontrasepsi, mengikuti program keluarga berencana dalam sekian tahun baru merencanakan punya anak.

Tentu ada alasan tertentu ketika pasangan suami istri subur menunda kehamilan, selain berkaitan dengan bulan madu, ada juga karena masih menyelesaikan study, ada tugas berat yang menyita banyak waktu di luar rumah, karena hubungan jarak jauh suami istri.

Rumah tangga yang merencanakan kehamilan dan jumlah buah hatinya, akan memudahkan dalam pengasuhan dan kesiapan mental serta kebutuhan fisiknya. Dan perlu diyakini bahwa setiap kelhairan Allah sudah menyediakan rizkinya, jangan takut tidak bisa menghidupi anak atau anaknya tidak bisahidup sejahtera.

Bila terlanjur hamil di luar perencanaan maka suami istri tidak boleh berusaha untuk menggugurkan kecuali dengan alasan medis yang mengakibatkan buruknya situasi ibu ataupun bayinya. Yakinlah akan takdir yang Allah berikan, syukuri dan jalani dengan senang dan riang.

Telah aku taklukkan garangnya ombak samudera

Kuselami dalamnya lautan, ku temukan keindahan

Kan kubawa sebagian tuk bekal di hari kemudian

Menjadi buah hati pelipur lara kekecewaan

Semoga nikmat ini adalah anugerah

Menumbuhkan generasi saleh salehah

Menuntun kedua orang tuanya ke jannah

Senang dipandang dan akhlaknya indah

Tuhanku, berilah jeda untuk menyebutMu

Ketika mempertemukan hasrat dan nafsu

Bertemu dalam naunganMu

Berlayar dalam bahteraMu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun