Sikap yang cenderung sensi, jangan ditangkap oleh suami sebagai bentuk penurunan kadar cintanya, atau tidak lagi mau diperhatikan serta pudarnya kesetiaan. Semuanya berjalan alami, bahkan dalam keadaan sadar, para perempuan maunya tidak bersikap aneh, namun kodrat dan sunatullah juga yang membuatnya tidak biasa berbuat lebih banyak atau mengelak.
Cara tepat untuk mengetahui datangnya bulan (menstruasi) sang istri adalah menggunakan kalender hijriah, yang dihitung berdasarkan perputaran bulan. Karena kalender miladiyah (kalender umum) Â berpijak pada perputaran matahari, sehingga datangnya bulan tidak tepat tanggalnya alias berubah setiap bulannya.
BANGUN KOMUNIKASI
Di masa sebelum datangnya Islam, wanita-wanita yang sedang datang bulan (haid) ditempatkan di kandang kuda, dijauhkan dari pergaulan sosial atau diasingkan. Kebiasaan ini menjadikan wanita tidak memiliki nilai tatkala menstruasi, dan layaknya seperti hewan.
Agama Islam melakukan reformasi bagaimana memperlakukan wanita ketika haid, masih bisa didekati dan didekatkan kulitnya antara suami istri, asal tidak melakukan hubungan intim. Hal ini memberikan penegasan bahwa perlu ada dukungan dan perhatian yang sama oleh suami bukan diabaikan.
Bangun komunikasi yang harmonis, istri harus menceritakan siklus haidnya, dan perilaku atau kebiasaannya ketika menstruasi, suami juga harus memahami dan menerima keadaan istri, tidak perlu dibandingkan atau membadingkan dengan wanita lain. Karena setiap orang memiliki keunikan tersendiri.
Saling terbuka dan saling memahami merupakan gerbang untuk tetap bahagia, walau tiba masa menstruasi, bahasa-bahasa romantis tetap boleh disajikan, komunikasi non verbal juga tidak terhalang, yang utama adalah menjaga batas-batas dari yang masih bisa ditoleransi hingga batas yang terlarang.
MENGURAI EMOSI
Hubungan intim tidak sakadar untuk melampiaskan hasrat biologis, lebih dari itu ada keterkaitan dengan kondisi batiniah yang lain seperti emosi. Kestabilan dan kelabilan emosi dapat dijadikan tolok ukur, bagaimana ritme seseorang menditribusikan seksualitasnya.
Menahan dan menunda kebutuhan seksual, bukanlah pengalihan yang sempurna, ada efek yang menyertai yaitu bergolaknya emosi, mudah marah, mudah tersinggung, bicaranya meledak-ledak, menunjukkan ketidak tenangan dan sangat terburu dalam mengambil keputusan dan tindakan.
Bahkan dari sisi lain misal hasrat makan justru meningkat, semata untuk menghibur diri, melupakan hasratnya yang sudah di ujung ubun-ubun. Bangunlah kepribadian melalui distribusi seksual yang tepat. Ingat, kepuasan seorang suami berbeda dengan sang istri dalam masa kebahagiaannya, sang istri bisa bertahan merasa lebih lama  hingga seminggu, namun suami hanya bertahan sampai lima hari.