Di suatu Hari Ada seorang anak yang duduk di bawah pohon Mangga, di merenung meratapi kehidupan, Dia menatap kelangit dan dia berkata "Kapan Aku Akan bisa Membahagiakan orangtua"
Lalu setelah itu dia pulang , di saat sampai di depan rumah dia melihat seorang Ayahnya yang sedang  membelah bambu di bawah terik matahari, dia memandang Ayahnya sambil mengeluarkan tetesan Air mata, dan disaat dia masuk ke dalam kamarnya dan dia membuka jendela tiba-tiba cuaca berubah mendung, dan tidak lama dari itu hujan lebatpun terjadi, karna dia takut ada di dalam rumah maka dia keluar,  di saat dia keluar dia bertatapan dengan ibunya yang ada di depan teras dengan ke adaan ibu yang basah kuyup sambil membawa kayu bakar, anak itu kembali meneteskan Airmata,
Sepintas Puisi
Ayah Dan ibu, Setiap hari kau rela mengeluarkan keringat Demi Anak-Anakmu yang Belum Tau apa-apa, Kau berangkat tak mengenal Panas yang Datang dari sinar matahari, dan kau berangkat tampa melihat hujan yang membasahi diri.
Ayah dan Ibu, Betapa malu Aku kepadamu, Aku belum bisa berbakti kepadamu, ibu bagaimana Aku akan bisa membalas jasamu, sedangkan ibu telah rela menggendongku dari sembilan bulan dalam kandungan hingga tau isi alam,Â
Ibu maafkan Aku yang setiap harinya hanya selalu menyusahkan mu, dan Ayah maafkan anakmu ini yang belum bisa berbakti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H