Mohon tunggu...
Mukhamad Hamid Samiaji
Mukhamad Hamid Samiaji Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Peneliti

Penulis, freelance, dan design grafis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Orangtua Wajib Kenali Sakit Perut Anak!

27 Oktober 2023   17:00 Diperbarui: 27 Oktober 2023   17:06 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ibu!" teriak Keyla.

"Kamu kenapa sayang? Siang-siang begini teriak-teriak" jawab Ibu.

"Ibu, Keyla perutnya sakit sekali!" kata Keyla memegang perut menahan rasa sakit.

"Kok bisa sakit? Kamu jajan sembarangan tadi pagi di sekolah ya?" tanya Ibu cemas.

"Nggak tau, Bu" jawab Keyla.

Kejadian seperti di atas tentu pernah kita jumpai pada anak-anak kita. Bagi kita yang sudah cukup dewasa tentu sudah mengetahui penyebab dan bisa membedakan rasa sakit yang dirasakan sehingga dengan cepat dan mudah bisa segera mencari penanganan yang tepat dan mengetahui apa yang sudah semestinya dilakukan. Misalnya, saat merasa perut melilit disertai dengan gejala maag, maka kita akan menghindari makanan yang dapat memperparah maagh. Caranya adalah dengan meminum obat maag, menjaga pola makan, dan menghindari makanan yang bisa menimbulkan maag. Akan tetapi, kasus ini akan berbeda saat yang mengalami adalah anak-anak.

Ya, anak-anak cenderung belum bisa membedakan rasa sakit yang dirasakan. Mereka hanya tahu bahwa bagian tubuhnya sakit dan tidak bisa menjelakan lebih lanjut sama seperti halnya apa yang dialami oleh anak kecil bernama Keyla di atas. Bahkan, seringkali anak baru akan mengatakan sakit kalau sudah merasa tidak nyaman dan merasa lapar yang akut. Dari sinilah, terkadang orang tua menjadi bingung untuk membedakan apakah sakit perut yang dirasakan anak itu merupakan hal biasa atau justru gejala penyakit yang memang serius.

Untuk memudahkan dan membantu memahaminya, maka berikut ini akan disajikan penjelasan secara sederhana perihal sakit perut yang normal dan serius.

Pertama, sakit perut normal.  Sakit perut ini biasanya terjadi dalam waktu sementara, kurang lebih hanya sekitar tiga jam saja. Penyebab dari sakit perut seperti ini pada umumnya disebabkan karena sembelit, alergi, asam lambung, radang tenggorokan, infeksi telinga, kembung, cemas, maupun koloik.

Kedua, sakit perut serius. Sakit perut macam ini biasanya disertai dengan gejala lain yang cukup serius. Terkadang sakit perut ini tidak akan hilang bahkan bisa semakin memburuk dalam kurun waktu duapuluh empat jam. Penyebab dari sakit perut serius ini di antaranya adalah usus buntu, tukak lambung, adanya sumbatan pada pencernaan yang terjadi di usus, hernia, tumor, kanker, dan beberapa penyakit kritis yang lainnya.

Jika anak mengeluh sakit pada bagian perut, maka lakukanlah beberapa hal berikut.

Pertama, berikan makanan ringan yang aman pada anak. Misalnya biskuit, roti kering, ataupun nasi. Berikan dalam porsi kecil, namun sering.

Kedua, hindari memberi makanan yang dapat memperparah sakit perut anak, seperti makanan asam, pedas, ataupun goreng-gorengan.

Ketiga, jangan langsung memberikan anak obat tanpa izin dokter. Sebab jika hal itu dilakukan bisa jadi akan berdampak memperburuk keadaan anak.

Keeempat, perhatikan kondisi anak selama kurun waktu tiga jam. Jika keluhan sakit perutnya membaik, maka sakit perut yang dialami anak adalah wajar atau normal. Namun, jika setelah tiga jam tidak juga membaik, atau sakit perut dalam kurun waktu tiga jam tersebut disertai gejala lain yang cukup parah, seperti muntah berlebihan, demam, perut mengeras, dan beberapa gejala lain, maka segera bawa anak ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Inilah keempat cara yang sederhana yang membuat kita menjadi tahu langkah apa yang harus dilakukan saat melihat anak-anak kita sakit perut. Dari sini, kita sudah tidak perlu bingung dan khawatir lagi dengan mengetahui sebab musabab rasa sakit terlebih sudah mengetahui pula tindakan untuk mencegah atau mengobati rasa sakitnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun