Mohon tunggu...
Abdul Hamid Al mansury
Abdul Hamid Al mansury Mohon Tunggu... Ilmuwan - Apa aja ditulis

Santri Darul Ulum Banyuanyar Alumni IAI Tazkia Wasekum HAL BPL PB HMI 2018-2020 Ketua Bidang PA HMI Cabang Bogor 2017-2018

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Anas Urbaningrum Setelah Halaman Pertama

18 April 2023   23:38 Diperbarui: 19 April 2023   22:11 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat Anas Urbaningrum keluar dari Lapas Sukamiskin. Foto diambil dari grup WA Sahabat Anas

Sudah satu pekan (11/04) Anas Urbaningrum dinyatakan bebas bersyarat dari hukumannya. Sebagaimana isi pidato terakhirnya sebelum menghuni Lapas Sukamiskin "ini baru halaman pertama". Penjemputan Mas Anas di Lapas Sukamiskin disambut dengan sukacita. Ini menandakan Mas Anas semacam punya magnet yang luar biasa atau punya daya tarik yang begitu kuat terhadap para junior, teman, sahabat, loyalis dan dan seterusnya. Meskipun tidak semua setia padanya.

Ketika Mas Anas baru masuk penjara, ketika itu juga saya resmi menjadi kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada tahun 2014. Saat itu pula saya baru tahu kalau Anas Urbaningrum merupakan Ketua Umum PB HMI 1997-1999.

Selama mendekam di Lapas Sukamiskin Mas Anas sering menulis pesan-pesan pendek diatas secarik kertas yang senantiasa menginspirasi setiap orang yang membacanya.

Magnet atau daya tarik Mas Anas menggerakkan saya untuk mengunjungi ke Lapas Sukamiskin, Bandung pada tahun 2019 lalu. Padahal sebelumnya saya tidak pernah kontakan, tidak pernah berhubungan dengannya apalagi bertatap muka secara langsung. Blas, sama sekali tidak kenal.

Pada November 2019, setelah mengelola Latihan Kader II HMI Cabang Tasikmalaya, saya pulang dari Tasikmalaya ke sekretariat HMI Cabang Bogor. Ditengah perjalanan saya menyempatkan silaturrahmi ke dua kader HMI Cabang Kabupaten Bandung; Dandy dan Rizki.

Ditengah obrolan saya bertanya "Lapas Sukamiskin dekat tidak dari sini?" "dekat bang" jawab Rizki. "Ayolah kita kesana! Silaturrahmi ke Mas Anas" ajak saya. Dengan senang hati, Rizki mengantarkan dan menemani saya untuk bertemu dengan Mas Anas.

Setelah saya dan Rizki melakukan registrasi dan mengisi buku tamu akhirnya saya diperbolehkan masuk dengan terlebih dahulu diperiksa oleh sipir. Kami pun tidak diperkenankan membawa barang apa pun kecuali kartu kunjungan.

Mau bertemu dengan siapa mas? Tanya sipir, "Mau ketemu Mas Anas pak" jawab saya, kemudian sipir terbut memberikan petujuk arah kepada kami "Mas lurus saja, terus masuk ke tempat besuk diujung sana, nah Pak Anas biasanya duduk di meja pojok kanan".

Konon kabarnya, meja-meja tempat besuk didalam Lapas Sukamiskin sudah terkavling-kavling oleh para narapidana kasus korupsi. Tentunya dari segi fasilitas Lapas para koruptor berbeda dengan Lapas narapidana lainnya.

Kami pun betemu dan diterima dengan baik oleh Mas Anas yang saat itu tengah ditemani oleh istri tercintanya. Kemudian kami memperkenalkan diri dan mendiskusikan banyak hal, diantaranya dinamika HMI saat itu, mendiskusikan proses Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan Mas Anas ke Mahkamah Agung (MA) pada Juli 2018 terkait kasus yang menjeratnya yang akhirnya pada tahun 2020 pengadilan menyunat hukumannya. Diskusi-diskusi lainnya pun terus berlanjut.

Diujung diskusi saya meminta dua pesan singkat Mas Anas diatas secarik kertas untuk kader HMI yang akan mengikuti training Ideopolitorstratak (Ideologi, Politik, Organisasi, Strategi dan Taktik) tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Latihan (BPL) PB HMI serta training Ekonomi-Politik tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh BPL PB HMI bekerjasama dengan INDEF (Institute for Development of Economics and Finance).

Kami tidak mengabadikan apapun dari hasil silaturrahmi dengan Mas Anas kecuali dua pesan tersebut.

Selasa 11 April 2023, Mas Anas resmi bebas dengan syarat menjalani wajib lapor selama tiga bulan. Bebasnya Mas Anas disambut meriah penuh sukacita oleh para junior, teman, sahabat dan loyalisnya. Ribuan orang menunggu didepan pintu Lapas Sukamiskin dan dilanjutkan dengan berbagai rangkaian acara seperti pidato dari Mas Anas, buka puasa bersama, serta ada juga yang mengadakan santunan anak yatim seperti di Kab. Pamekasan sebagai wujud rasa syukur atas bebasnya beliau.

Melihat fenomena tersebut, "Mas Anas tidak menjadi bangkai fisik dan bangkai sosial" sebagaimana telah disampaikan dalam pidato pertamanya di hadapan ribuan orang di halaman Lapas Sukamiskin. Masa depan cerah tengah menunggu Mas Anas di medan juang. Tinggal menunggu waktu saja.

Bebasnya Mas Anas tentu membawa dampak positif bagi satu pihak, dan negatif pihak lain. Bagi HMI, ia menjadi salah satu tokoh muda teladan inspiratif. Ia akan semakin leluasa menebarkan ilmu, memberikan motivasi dan inspirasi seperti di forum-forum pelatihan HMI.

Bagaimana dengan partai yang pernah di nakhodainya, Partai Demokrat? Menurut penulis, stabilitas internal maupun eksternal partai sedikit banyak akan terganggu. Ketika Mas Anas resmi menjadi penghuni Lapas Sukamiskin saja banyak tokoh elit Partai Demokrat keluar dari partai tersebut, misalnya saja I Gede Pasek Suardika, Saan Mustopa yang keduanya turut menjemput Mas Anas di Sukamiskin.

Tentu kedepannya akan ada kejutan-kejutan lain bagi partai berlambang bintang mercy tersebut. Sekali lagi, "Ini baru halaman pertama".

Komentar Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ketika ditanya soal bebasnya Mas Anas ia menjawab "tidak ada urusan dengan saya". Bagi penulis itu merupakan jawaban cuci tangan dan kurang bijak. Harusnya tidak seperti itu jawaban seorang politisi sekelas ketua umum. Bagaimana pun Mas Anas sudah tercatat dalam sejarah partai bahwa ia merupakan mantan ketum partai Demokrat, pendahulu AHY.

Isu balas dendam tengah gencar diberbagai media. Berdasarkan pengamatan pribadi penulis terhadap pribadi Mas Anas rasanya tidak mungkin Mas Anas akan melakukan balas dendam terhadap mantan partainya termasuk kepada keluarga hambalang. Isu balas dendam hanya gorengan media saja.

Bisa saja balas dendam Mas Anas menggunakan cara lain. Saya meyakini ia akan menari dengan indah diatas panggung politik. Bermain dengan soft (lembut). Misalnya dalam bentuk prestasi politik di masa yang akan datang yang akan membuat partai Demokrat menyesal di kemudian hari. Dato' Anwar Ibrahim, Perdana Menteri Malaysia telah memberikan contohnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun