Mohon tunggu...
Abdul Hamid Al mansury
Abdul Hamid Al mansury Mohon Tunggu... Ilmuwan - Apa aja ditulis

Santri Darul Ulum Banyuanyar Alumni IAI Tazkia Wasekum HAL BPL PB HMI 2018-2020 Ketua Bidang PA HMI Cabang Bogor 2017-2018

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Simbol dan Sejarah Lailatul Qadar

9 Mei 2021   15:22 Diperbarui: 9 Mei 2021   15:26 1860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu, ayat berikutnya menyebutkan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dari darah. Kalau kita kaitkan pada sabda Nabi diatas bahwa kita diberikan pengetahuan yang harus kita sadari bahwa asal-muasal kita yaitu dari tanah dan air yang mengalir dalam tubuh kita berbentuk darah.

*****

Kalau kita tilik dari penjelasan diatas, maka lailatul qadar adalah sebuah momen di malam hari di bulan Ramadhan yang tidak semua umat Islam -- tetapi semuanya berpotensi -- mendapatkan momen tersebut yang entah kapan akan terjadinya. Yang jelas, hanya manusia yang mempunyai pengalaman ruhani yang tinggi yang akan mendapatkan momen lailatul qadar.

Dengan kesadaran akan asal-muasal kita, maka konsekuensi logisnya adalah rendah hati. Sifat itulah yang akan membawa kita pada kedamaian, keselamatan dan kebahagiaan sampai kita benar-benar kembali pulang kepada asal-muasal kita. Lawan dari rendah hati adalah sombong. Sifat tersebut merupakan sifat iblis yang dengan sombongnya merasa lebih baik dari pada Nabi Adam AS dan sifat itulah yang harus kita hindari karena akan membawa kita pada kesengsaraan dan kesesatan baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Melihat awal mula turunnya wahyu (al-Qur'an) kepada Nabi Muhammad SAW menunjukkan bahwa kita tidak diperkenan hanya memikirkan kedamaian, keselamatan, dan kebahagiaan diri sendiri baik di dunia maupun di akhirat, akan tetapi juga untuk seluruh umat manusia serta seluruh alam semesta karena memang itulah watak Islam yang rahmatan lil a'lamin, tentu dengan bekal ilmu sebagaimana wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yaitu iqra' (membaca).

Lalu apa makna seribu bulan? Secara matematis, seribu bulan sebanding dengan 83,33 tahun. Sementara itu, rata-rata usia manusia paling tua setelah Nabi Muhammad SAW adalah sekitar 60-an tahun, lebih dari itu adalah bonus belaka. Maka, sejatinya orang yang mendapatkan lailatul qadar ia akan menebarkan kedamaian, keselamatan dan kebahagiaan sepanjang hidupnya. Wallahu a'lam bil shawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun