Mohon tunggu...
Abdul Hamid Al mansury
Abdul Hamid Al mansury Mohon Tunggu... Ilmuwan - Apa aja ditulis

Santri Darul Ulum Banyuanyar Alumni IAI Tazkia Wasekum HAL BPL PB HMI 2018-2020 Ketua Bidang PA HMI Cabang Bogor 2017-2018

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mewujudkan Pemikiran Nurcholish Madjid

18 Oktober 2018   21:18 Diperbarui: 19 Oktober 2018   17:10 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cak Nur menjelaskan bahwa Sekularisasi tidaklah dimaksudkan sebagai penerapan sekularisme, sebab "secularism is the name for an ideology, a new closed world viewwhich function very much like a new religion." Dalam hal ini, yang dimaksudkan ialah setiap bentuk liberating development. 

Proses pembebasan ini diperlukan karena umat Islam, akibat perjalanan sejarahnya sendiri, tidak sanggup lagi membedakan nilai-nilai yang disangkanya Islami itu, mana yang transendental dan mana yang temporal. 

Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa sekularisasi tidaklah dimaksudkan sebagai penerapan sekularisme dan mengubah kaum Muslimin menjadi sekularis. Tetapi dimaksudkan untuk menduniawikan nilai-nilai yang sudah semestinya bersifat duniawi, dan melepaskan umat Islam dari kecenderungan untuk mengukhrawikannya.

Didalam pidato tersebut Cak Nur melontarkan"Islam,Yes, Partai Islam, No!" yang memicu perdebatan luas. Beliau menjelaskan bahwa sangat sedikit ummat Islam yang tertarik terhadap partai Islam. Jika menganggap perjuangan ide-ide yang Islami melalui partai-partai Islam itu tidak menarik, absolut memfosil dan justru kehilangan dinamika. Ditambah lagi partai-partai Islam hanya sebagai sarang para koruptor. Jadi, disinilah pentingnya sekularisasi, bahwa memilih partai itu bukan merupakan sesuatu yang sakral, itu hal biasa saja.

Dua tahun menjelang wafatnya pada tahun 2003, Cak Nur sempat bersedia dicalonkan sebagai presiden untuk pilpres 2004 dengan alasan Cak Nur gundah dengan kondisi politik saat itu. Bahkan beliau menyiapkan 10 plaform membangun kembali Indonesia sebagaimana terekam dalam karya terakhirnya "Indonesia Kita". 

10 platform tersebut diantaranya adalah (1) mewujudkan good governance (2) menegakkan supremasi hukum (3) melaksanakan rekonsiliasi nasional (4) merintis reformasi ekonomi dengan mengutamakan pengembangan kegiatan produktif dari bawah (5) mengembangkan dan memperkuat pranata demokrasi: kebebasan sipil, pembagian tugas dan wewenang yang jelas antara pemerintah, perwakilan dan pengadilan (6) meningkatkan ketahanan dan keamanan nasional (7) memelihara keutuhan wilayah Negara (8) meratakan dan meningkatkan mutu pendidikan (9) mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat (10) mengambil peran aktif dalam usaha bersama usaha menciptakan perdamaian dunia. 

Meskipun beliau menarik kesiapannya karena kondisi politik saat itu belum bebas dari politik uang (money politic), semoga diantara dua capres yang akan berkontestasi pada 2019 melanjutkan 10 platform diatas.

Melihat pemikiran-pemikiran Cak Nur diatas, sungguh beliau adalah seorang Intelektual Muslim yang seratus tahun melampaui masanya. Memang pemikiran beliau mendapat tanggapan negatif yang berlebihan pada saat itu, tetapi beda dengan sekarang yang masih relevan dengan kondisi bangsa saat ini apalagi menjelang pilpres 2019 yaitu perlunya kita membaca, memahami dan melaksanakan apa yang sudah digagas oleh Cak Nur sejak puluhan tahun yang lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun