Terlebih-dahulu saya ucapkan selamat datang mahasiswa baru di kampus yang kau impikan. Tempat di mana dikau akan menjalani-menimpa berbagai proses yang akan menentukan masa depanmu kelak. Kau ingin menjadi apa dan ingin seperti siapa serta ingin menciptakan sejarah yang bagaimana langkah kakimu di mulai dari sini. Karena di tempat inilah kau akan berproses untuk menguji mimpi dan nyalimu.
He, Kau mahasiswa, sudahkah kau bersyukur pada tuhan dengan posisimu saat ini? Posisi di mana kau saat ini menjadi seorang MAHA-atas kesiswaan yang baru saja kau lepaskan! Di mana di luar sana banyak orang yang sejawat denganmu tidak dapat merasakan “indahnya” dunia kampus dan “menggembirakannya” kehidupan mahasiswa. Mungkin kau pernah melihat, seorang anak berjualan es keliling demi menghidupi diri dan keluarganya, atau dengan anak-anak yang berjajar di lampu merah sambil lalu bernyanyi-nyanyi seraya mengadahkan tangan demi mendapatkan sesuap nasi untuk keberlangsungan hidupnya. Kau orang Beruntung?, Tentu saja! Kau dan mereka yang baru memasuki bangku perkuliahan adalah si Bejo. Kita beruntung, karena kita dapat merasakan nikmatnya menempuh pendidikan tinggi.
Lantas, sekarang apa? [Saat kau telah berstatus mahasiswa], Apakah kau sudah cukup puas menjadi mahasiswa? Sudah bahagia menjadi mahasiswa?. Sudahkah kau membayangkan kau akan jadi apa 10 tahun ke depan, hal apa saja yang akan kau lakukan, serta capaian apa yang telah kau rengkuh selama itu? Serta dunia akan jadi seperti apa setelah 10 tahun kau tapaki(?). Coba kau fikirkan! Aku tak bermaksud untuk ‘mengganggu’ hari-hari bahagiamu menikmati status baru sebagai mahasiswa, silahkan nikmati. Namun, jangan keterlaluan! Tau kenapa? Karena cerita yang harus ditulis oleh mahasiswa bukan hanya sekedar cerita tentang nilai akademik. Melainkan juga ada nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai keilmuan, nilai-nilai dalam berbangsa dan bernegara yang juga harus kau tuliskan dalam sejarahmu sendiri.
Dunia saat ini berkembang begitu cepat, teknologi menjadi salah satu pemicunya. Kalau kau berjalan pelan dapat dipastikan apa yang kau raih di masa depan terlalu lawas di era nya.
Jauh sebelum menjadi mahasiswa, aku yakin kau punya tujuan jelas mau ngapain saat ‘menjadi’ mahasiswa atau pasca mahasiswa. Entah itu dengan tujuan menggapai mimpi-mimpi atau hanya sekedar untuk menggugurkan rasa gengsi. Namun, yang pasti, untuk mencapai tingkat tertinggi ‘kenyamanan’ mu kelak di hari tua tak cukup dengan cara duduk menerima materi kuliah, sesekali mengacungkan pertanyaan setelah itu pulang, dan hal itu berulang tiap hari saat kau berstatus sebagai mahasiswa. Itu tidak cukup. Kau juga harus berinteraksi dengan teman-teman mu, mencari pengalaman sebanyak-banyaknya serta berorganisasi dengan baik. Sebagaimana yang Najwa Shihab katakan dalam suratnya untuk mahasiswa baru UI, “Kuliah itu bukan tentang nilai dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Kuliah itu sebenarnya tentang pengalaman, orang-orang yang kalian temui, serta skill yang kalian dapatkan selama berkuliah”.
Lalu di mana kau akan mendapatkannya? Di organisasi! ya, dengan cara berorganisasi kau akan mendapatkan semuanya. Kau akan banyak bertemu dengan orang-orang baru, kenalan baru, pengalaman baru, serta skill yang akan di asah dalam organisasi tersebut. Hal ini kau tidak akan dapati di bangku kuliah. Kalau kamu mahasiswa hukum, fokus yang akan kalian pelajari adalah yang bersangkutan dengan beracara, mengkaji UUD, atau membela client. Cukup yang bersangkutan dengan program studi yang kau ambil. Selebihnya itu dari mana kau akan dapatkan? Ya di organisasi.
“Maka dari itu, biarkan petualangan membawamu ke sana kemari. Dalam ungkpannya Bung Eko di laman Indoprogress.com menyatakan, "Kampus memberi kamu pengalaman yang tak dapat kamu peroleh di mana-mana. Diantaranya dengan berorganisasi. Tempat di mana kau dilatih untuk menjadi pemuda-pemudi yang berani, kreatif dan revolusioner.. Dilatih di sana kamu untuk melawan apa yang memang sepatutnya kita lawan. Memusuhi korupsi, pelanggaran hak asasi manusia hingga membela mereka yang ditindas. Disanalah kamu dilatih memimpin, peduli dan melindungi. Tak ada mata kuliah satupun yang bermuatan itu semua. Di organisasi pintu untuk mendapatkan pengetahuan mengenai itu. Maka jangan ragu-ragu untuk masuk ke dalamnya. Jangan kuatir karena disanalah kau akan tersesat di jalan yang benar. Walau kamu tak dijanjikan IP tinggi atau menang lomba, tapi kamu memiliki pengalaman yang lebih berharga ketimbang jadi juara.”.
Wallahu a'alamu
Sekilas tentang penulis:
* Sekjend. FKMS Indonesia dan Founder RBB Alfiyah Institute
** Pernah aktif di organisasi internal kampus (BEM FAI, DPM Unipdu, LPM Unipdu) dan beberapa organisasi eksternal di lingkungan Jawa Timur maupun Nasional.
*** Bagian dari keluarga besar PMII Komisariat "Umar Tamim" Unipdu Jombang, yang terlahir dari rayon Fak.. Agama Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H