Mohon tunggu...
Hamid Anwar
Hamid Anwar Mohon Tunggu... Administrasi - PNS Kelurahan

Pegawai kantor yang santai, sambil mengelola blog pribadi http://hamidanwar.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata Keluarga ke Bali, Habis Berapa Ya?

30 Agustus 2024   11:20 Diperbarui: 30 Agustus 2024   12:11 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, dokpri

Kira kira mendekati jam maghrib kami telah sampai di Legian Sunset Residence yang berada di Jalan Shri Laksmi. Proses check in dilayani petugas yang ramah dan tidak memerlukan waktu lama. Hanya butuh memperlihatkan id card serta meninggalkan deposit sebesar 200.000,- rupiah.

Kamar kami berada di ujung sebuah lorong lantai 1. Sebuah kamar dengan model loteng. Saya sengaja memilih kamar ini karena memiliki dua ruangan kamar. Satu kamar di bawah dengan dua single bed, dan satu kamar kingbed di atas. Tentu saja, jenis kamar ini sangat cocok untuk saya yang menginap sekeluarga berempat. Anak anak bisa tidur di atas sementara kami bisa memanfaatkan kamar bawah. Untuk urusan fasilitas, terbilang lengkap mulai dari AC atas bawah, televisi, kamar mandi, mini pantry, kulkas, microwave hingga tempat jemur pakaian. Satu kekurangan adalah tidak adanya kompor mini dan sandal. Dengan harga kisaran 700 ribu semalam, saya kira adalah harga yang wajar dengan fasilitas yang ada.

Perjalanan kami dari Bedugul hingga Legian tadi membutuhkan tiga jam termasuk terjebak macet di Dalung. Untuk itu, malamnya kami manfaatkan full untuk beristirahat. Saya hanya membungkus makan malam di kawasan Jalan Nakula yang ternyata juga sangat ramai termasuk adanya foodcourt serta pasar yang menjual aneka makanan street food. Di sana juga bertebaran kafe kafe tentu dengan harga harga yang tinggi. Tampak beberapa pemuda asing duduk duduk di depan sebuah minimarket yang bersebelahan dengan kios minuman alkohol.

#Hari Ketiga Jumat 23 Agustus 2024

Selamat pagi, Legian. Pagi ini kami merencanakan untuk melihat lihat suasana sekilas di Pantai Legian. Sebenarnya untuk menuju Pantai ini kami bisa berjalan kaki dari hotel dengan waktu tempuh sekitar 20 menit. Tetapi mengingat kami membawa serta anak anak maka kami memutuskan untuk naik mobil saja. Sepagi itu, aktivitas masyarakat masih banyak yang belum aktif. Salah satu keramaian adalah di perempatan Jalan Padma. Di sana tampak cukup ramai dengan adanya beberapa penjual nasi campur khas local street food. Tentu saja, menu nasi campur babi adalah salah satu yang banyak dijual.

Pantai Legian pagi itu cukup lengang. Meski sudah ada beberapa warga lokal maupun wisatawan asing yang sudah bermain di pantai. Anak anak langsung saja antusias untuk bermain pasir pantai yang lembut ini. Sepenglihatan saya sekilas kawasan ini lebih bersih dibandingkan kawasan Pantai Kuta. Garis pantainya juga cukup panjang. Fasilitas parkir maupun toilet dan tempat bilas juga tersedia dengan baik.

Anak anak bermain di pantai kurang lebih hingga satu jam sebelum akhirnya kami memutuskan untuk bilas dan kembali ke penginapan. Di Legian Sunset Residence, sarapan disajikan pukul 8 hingga pukul 11 WITA di restoran lantai 2. Beberapa menu yang tersaji antara lain main course Indonesian, roti rotian, salad, buah, pudding dan aneka minuman. Terbilang cukup biasa untuk kelas bintang tiga. Untungnya, harga kamar yang telah kami bayar telah termasuk untuk sarapan sekeluarga.

Sekitar pukul 10 lebih, kami telah bersiap dan berkemas untuk melanjutkan kegiatan hari ini. Sebagaimana jadwal yang telah dirubah, kami akhirnya memutuskan untuk mengunjungi Ubud Monkey Forest. Sejujurnya kawasan Ubud lebih mudah dijangkau dari Denpasar namun karena kemarin terlanjur kesorean, kami ganti mengunjungi Ubud pada hari ini. Kembali lagi, saya memanfaatkan fasilitas map untuk menuju ke Ubud mengingat banyaknya ruas jalan satu arah di Denpasar sehingga rawan membingungkan.

Ternyata perjalanan ke Ubud juga tidak secepat yang saya bayangkan. Kira kira kami membutuhkan waktu satu setengah jam melewati Kota Denpasar. Masuk kawasan Ubud, kami disambut suasana semacam kampung turis. Bagaimana tidak, karena terhampar di sepanjang jalan itu tersedia kios kios yang dijadikan kafe kafe ataupun menjajakan souvenir lengkap dengan wisatawan asing yang berlalu lalang di trotoar.

Untuk memasuki Ubud Monkey Forest, tiket yang dibanderol adalah Rp. 60.000 untuk dewasa dan Rp 40.000 untuk anak anak. Harga tiket ini adalah untuk WNI dan pada weekdays. Parkiran cukup ramai dan lobby tiket juga teramat ramai oleh wisatawan asing.

Setelah mendapatkan tiket dan memanfaatkan fasilitas toiletnya yang bersih kami segera memasuki area Sacred Ubud Monkey Forest. Saya sengaja mengajak keluarga ke sini karena ingin menikmati daerah Ubud yang dikenal sejuk serta memiliki kawasan menarik tempat kera kera hidup liar yang berpadu dengan lebatnya hutan tropis serta kompleks Pura yang eksotis. Terlihat memang, kebanyakan wisatawan yang berkunjung adalah wisatawan asing dengan prosentase kira kira hampir 80 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun