"ada yang bisa dibantu bawa barang-barang, mas?" tawarnya
"terimakasih, Pak barang kami cuma sedikit nanti saya angkat sendiri" jawab saya.
Penginapan yang saya booking ini seharga Rp. 237,500,- per malam. Saya sengaja mencari penginapan yang menawarkan pemandangan bagus. Awalnya, saya berharap bisa menginap di Kaki Bukit Panderman, namun karena kesalahan teknis pemesanan, saya akhirnya memilih hotel yang juga bisa dipesan lewat OYO ini dengan pertimbangan dekat dengan pusat kota, dan pemandangannya asssooooyyy..
Kamar kami, sebagaimana pesanan berada di lantai 2. Dari balkon, kami bisa memandang dengan lepas Gunung Banyak dan gagahnya Gunung Arjuno di sebelah utara. Hawa di Kota Batu juga sejuk-sejuk syahdu sehingga makin menambah keceriaan keluarga kecil saya. Eh ternyata, tampak pula di Panderman tengah diadakan latihan paralayang yang bisa kami saksikan langsung dari jendela kamar. What a lucky us.
Impian saya ketika sampai di penginapan hanya satu. Segera mandi, shalat ashar dan pingin tidur karena nguantuk sekali. zzzz
**
Selepas maghrib, kami jalan jalan sebentar ke kota. Menurut referensi dari Pak Bayu, kami bisa memesan nasi goreng enak yang berada dekat dengan ruko Bank BRI. Kami datangi kedai tersebut dan membungkus nasi goreng. Mumpung di Malang, tidak ada jeleknya menikmati bakso. Kami memutar melihat suasana alun-alun Batu yang tampak sangat ramai. Saking ramainya, saya sampai lupa kalau sekarang musim corona.
Saya tidak pernah tertarik untuk berkegiatan di keramaian, makanya saya langsung ngegas mencari warung bakso yang rekomended. Sempat jalan kaki sebentar di sepanjang trotoar Jalan Panglima Sudirman, akhirnya kami menemukan sebuah warung bakso Cak Man. Langsunglah kami pesan dua porsi bakso komplit dan teh tawar panas. Untuk menghangatkan badan yang mulai flu dan greges tanda positif covid minta istirahat.
"semua bakso di Malang itu enak" kata istri saya meyakinkan.