Mohon tunggu...
Hamid Anwar
Hamid Anwar Mohon Tunggu... Administrasi - PNS Kelurahan

Pegawai kantor yang santai, sambil mengelola blog pribadi http://hamidanwar.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Meminang Corolla untuk Menandingi Pak Lurah

26 Maret 2021   11:37 Diperbarui: 26 Maret 2021   12:30 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Corolla SE Saloon Tahun 1986 (dokpri)

20 Juta itu ya duit. Tepatnya duit utang.

Corolla ketika saya bawa ke Dieng 2018 
Corolla ketika saya bawa ke Dieng 2018 

**

Selama lima tahun memiliki Corolla, saya tidak lantas selaras dengan pola pikir Pak Lurah. Saya termasuk orang yang tidak suka aneh-aneh. Corollanya saya diamkan aja apa adanya. Yang penting penak ditumpaki. Lak yo ngono..

Suatu hari di perjalanan dari Ngawi menuju Semarang, AC nya mati. Panas sekali pemirsa. Setelah itu dilanjutkan lagi dengan menyalanya indikator aki sebagai tanda bahwa pengisian akinya tidak jalan. Sebagai junior IT, saya lalu menepi, mematikan mesin mobil, lalu menyalakan lagi. Seperti merestart komputer, Corolla pun hidup kembali normal. Tapi tidak lama. Ternyata kerusakan ada di carbon brush alternator yang sudah aus, minta ganti. Murah kok hanya 50 ribu saja.

Suatu hari yang lain, saya menginjak lubang yang cukup dalam di hutan Mantingan. Di sana tiba-tiba suara mesin mobil menjadi ngebrong. Mirip lah sama suara knalpot Civicnya pak lurah. Saya menepi, membuka kap mobil, mengendap-endap melihat bagian bawah mesin, dan akhirnya saya sadar kalau saya tidak mudeng tentang mesin mobil. Mampirlah saya di sebuah bengkel di Sragentina sana. Tetapi toh sama saja. Ia tidak tahu darimana suara aneh berasal, mungkin ia mengira saya memang sengaja membuat knalpot ngebrong.

Owalah ternyata penyebabnya adalah knalpot saya ambrol. Bolong. Ini saya ketahui saat sampai rumah dan mobil saya cuci. Yo pantes aja suaranya garang. Keesokan harinya saya bawa ke kantor untuk saya pamerkan sebagai tandingan suara mesin mobil pak Lurah. Ia pun tertawa saja, alih alih memberi uang saya untuk ganti knalpot.

Yang terbaru ini, Corolla saya sangat-sangat boros. Perjalanan Ungaran Semarang PP yang hanya sekitar 60 Km butuh pertalite 100 ribu. Ternyata, penyebabnya adalah platina yang sudah jelek. Sudah tidak bisa di stel lagi. Harus ganti, harganya lima ribu lebih mahal dari carbon brush yang tadi.

Selain itu, perawatan Corolla saya tidaklah repot repot amat. Paling ganti olie 4000 Km sekali, tune up sekitar 2000 Km sekali. Dengan begitu, kami sekeluarga sudah bisa jalan-jalan kemana ingin pergi. Eh ada satu lagi, ding. Yaitu kalau mobil saya parkir, akinya selalu saya lepas karena ada kelistrikan yang konslet. Kalau tidak dilepas, baru dua hari mobil diam aki sudah ngadat minta disetrum. Kok ndak dibenerin? Ra duwe duit je..

Begitulah suka duka menandingi pak lurah. Daripada beli Nmax hayoo, harganya paling murah 24 juta tapi kepanasan dan kehujanan. Ha mbok mending beli Corolla, masih turah 4 juta, tur di sawang wes ndhemes..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun