Sedianya, saya ingin mengarahkan Xenia rentalan melalui jalan nasional Ngawi--Maospati--Magetan, sekaligus menghindari jalan rusak di sekitar Jogorogo.Â
Namun, perjalanan pagi tadi (13 Maret 2021) bersama keluarga, membuat saya putar haluan dan memilih melalui alternatif Ngawi--Jogorogo--Kendal--Magetan. Ya, pagi tadi saya ingin ke Mojosemi Forest Park karena Dayu, anak saya beberapa hari terakhir ngeyel pingin lihat taman dinosaurus.
Menurut peta dan pengalaman, Mojosemi ini terletak sedikit lebih tinggi dari Telaga Sarangan. Melihat rute yang cukup menantang serta banyaknya anggota keluarga yang pingin ikut, maka saya memutuskan untuk memperpalkan motuba corolla. "Daripada kenapa-napa" kata istri.
Akhirnya sekira pukul setengah Sembilan tadi kami meluncur ke Sarangan berangkat dari Paron, Ngawi. Perjalanan dari Paron, berniat mengisi bensin di SPBU Jambangan.Â
Namun tak dinyana, stasiun pengisian BBM ini justru tutup. Yasudah, akhirnya terpaksa saya lanjutkan perjalanan ke Jogorogo "lagian masih dua strip" batin saya.
Sampai Jogorogo, kami segera membelokkkan setir ke SPBU dan ternyata sama saja. Tutup. Yasudah terpaksa kami belikanlah pertalite eceran yang harganya kira kira seribu lebih mahal perliternya. Tak apalah.
***
Perjalanan melewati jalur tikus ini sedikit banyak mengalami kendala seperti beberapa ruas jalan yang rusak, beberapa perbaikan jalan, dan tentu saja skill mengemudi harus diutamakan karena berulangkali jalanan meliuk tajam naik turun.Â
Dan akhirnya, sekitar empat puluh lima menit perjalanan telah sampailah kami di Jalan Lingkar Magetan serta langsung memilih arah Sarangan.
Dalam perjalanan kali ini, sengaja kami mengajak beberapa sanak famili dengan total 9 orang, termasuk di dalamnya anak saya dan satu ponakan yang masih bayi. Jarang bisa kumpul begini.
Setelah sekadar membeli jajan di minimarket daerah Plaosan, kami segera menanjak menembus dinginnya lereng Lawu. Perjalanan melewati jalur ini tentu bukan yang pertama kali bagi saya.Â
Namun, menyetir mobil melalui jalur ini adalah kali pertama buat saya. Bisa dibilang saya cukup yakin untuk perjalanan ini, tinggal ikuti petunjuk jalan yang ada seperti himbauan menggunakan gigi 1 ketika menanjak dan menikung, harus benar-benar dilaksanakan. Apalagi, muatan saya full.Â
Beda cerita kalau hanya berdua saja misalnya, pasti pakai gigi dua sudah aman. Tanjakan-tanjakan yang cukup curam berada di jalur sekitar Telaga Wahyu hingga atas Telaga Sarangan.
Akhirnya pukul sepuluh kami telah sampai di Mojosemi Forest Park. Tempat ini berada di kanan jalan jika dari Sarangan. Tepatnya persis setelah jembatan besi Kali Jumog.Â
Tinggal ikuti aba-aba tukang parkir, kita bisa parkir secara leluasa karena luasnya lahan parkiran. Tapi harus tetap berhati-hati karena lokasinya selain naik turun, juga becek.
***
Tiket masuk siang weekend ini sebesar 25 ribu untuk dewasa dan 20 ribu untuk anak-anak. Dari parkiran menuju ke loket, mata dimanjakan dengan rindang dan tingginya pepohonan di hutan Mojosemi.Â
"Duingin dan seger banget udaranya" batin saya sembari mengela nafas panjang, bersyukur perjalanan tidak ada kendala.
Daya tarik utama Mojosemi sekarang ini adalah dengan adanya Taman Dinosaurus yang beberapa waktu belakangan sempat viral yaitu video beberapa orang tampak menurunkan makhluk purba jenis Triceratops dari atas truk. Benar saja, untung kami sampai masih agak pagi sehingga masih belum terlalu ramai.
Dari loket, kita sudah dihidangkan pemandangan nan elok serta beberapa spot menarik untuk berfoto. Bagi yang membawa anak-anak, jangan khawatir karena ada beberapa permainan yang seru untuk dicoba seperti berkuda, atau main di indoor playground.Â
Nah bagi yang remaja atau dewasa, main ATV atau naik Jeep sepertinya menantang adrenalin juga.
Dayu tidak sabar ingin segera melihat Dino Park. Taman ini berada di sebelah belakang yang pintu masuknya berawal dari tempat pertunjukan Dino Show.
"Pteranodon, Bapak!" teriak Dayu kegirangan ketika melihat dinosaurus terbang tersebut hinggap dan menyapa pengunjung di pintu masuk, serta bisa bergerak karena adanya sensor khusus. Dayu memang senang dengan Dinosaurus, ia telah hafal beberapa nama dinosaurus salah satunya Pteranodon itu.
Di Taman Dino ini, kita bisa berkeliling melalui jalanan konblok dan di beberapa titik, akan dijumpai sebuah replica dinosaurus dalam ukuran yang (mungkin) mendekati ukuran sebenarnya serta dilengkapi dengan sensor mekanis gerak sehingga ketika pengunjung mendekat, ia akan bergerak serta mengeluarkan suara auman.Â
Ada cukup banyak replica dinosaurus yang dipajang diantaranya T-Rex, Triceratops, dan Stegosaurus.Â
Ketika pengunjung ingin berfoto, maka dengan sedikit keahlian serta angle foto tertentu, akan didapatkan foto yang bagus karena perpaduan replica dino serta lebatnya hutan Mojosemi. Menarik!
Lepas berkeliling menikmati Jurassic Park ala Magetan ini, pengunjung juga bisa melihat pertunjukan "dino show" dengan tambahan tiket sepuluh ribu per orang.Â
Di tempat pentas ini, kita akan dihibur dengan sebuah tarian dan cerita pendek mengenai hubungan antara manusia jaman dulu dengan dinosaurus.Â
Berbeda dengan replica dino, dino show ini murni digerakkan oleh manusia, ala barongan atau barongsai. Meski terlihat sangar namun tampak anak-anak sangat terhibur apalagi di akhir sesi, pengunjung diperbolehkan berfoto dan atau memegang dinonya.
Di perjalanan pulang, Dayu saya tanyain :
"Sudah puas kan lihat dino di Taman Dinonya?"
"Belum Bapak"
"Lho kenapa belum?"
"Soalnya Dayu pinginnya lihat Dino yang beneran, bukan cuma patung yang pakai mesin, dino beneran itu adanya di hutan malam, Bapak"
Ohya, di masa pandemi ini, untuk berkunjung ke Mojosemi Forest Park, cukup dengan memenuhi protokol kesehatan ya, seperti mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dan tentunya memakai masker.Â
Sesekali bolehlah lepas masker ketika tidak dikerumunan, dan hirup udara segar Mojosemi sedalam dalamnya dan rasakan kedamaian..
Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI