Mohon tunggu...
Hamid Anwar
Hamid Anwar Mohon Tunggu... Administrasi - PNS Kelurahan

Pegawai kantor yang santai, sambil mengelola blog pribadi http://hamidanwar.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Yang Tersisa dari Mudik: Pengalaman Mogok di Gunung

11 Juli 2018   08:59 Diperbarui: 11 Juli 2018   09:10 2901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, sumber : cintamobil

Minggu, 17 Juni 2018

Mendekati tengah hari, sudah pukul 10,30 siang hari ke tiga lebaran tahun 2018. Mobil tua saya menanjak dari Kota Boyolali ke arah Selo, hendak ke Magelang. Baru ini saya beranikan diri mengendarai mobil lewat sini. Kalau urusan skill, saya kira saya berani saja, tapi urusan mobil, nanti dulu karena saya bawa Corolla yang usianya lebih tua tiga tahun dari usia saya.

Selepas melewati jembatan bailey karena jembatan Cepogo yang tengah di rehab, terdengar suara berdesis dari kap mobil saya.

Jembatan Cepogo, sumber KR Jogja
Jembatan Cepogo, sumber KR Jogja
"Mas, mas, ada apa ini kok mobile ngeses.. kemebul kape..(translate : mas, ada apa ini kok mobilnya bunyi berdesis, ada asap keluar dari kap)" perangah istri saya keheranan.

Saya segera melihat indikator suhu bahwa ia bergerak naik, dan kap mobil mulai menyemburkan asap.

 

Ilustrasi, sumber : cintamobil
Ilustrasi, sumber : cintamobil
Dengan sigap, saya segera mencari tempat yang aman untuk menepi.

Panik? Tentu saja, terlebih istri saya, takut mobilnya terbakar mungkin ya. Tapi saya berusaha tenang, karena saya percaya pasti ada solusi dari permasalahan yang sedang saya hadapi. Saya buka kap mobil dan menemukan air panas memancar dari sebelah belakang mesin, dekat dengan waterpump. Setelah air berhenti, saya lihat radiator dan air ternyata sudah habis. Segera saya isi kembali namun ternyata air tersebut langsung mengucur lewat sebelah bawah mesin.

Lokasi dimana mobil saya mogok. Pribadi
Lokasi dimana mobil saya mogok. Pribadi
"Mobil ini tidak bisa dipaksa jalan. Harus menunggu bantuan" ucap saya kepada istri yang mulai tenang. Kami berhenti di sebuah tikungan jembatan dengan pemandangan lereng gunung Merapi serta jurang. Ditemani tanaman tembakau yang menghijau. Tidak ada pemukiman, hanya sawah dan lalu lintas yang ada. 

**

Seminggu sebelumnya, kami mudik dari Semarang ke Ngawi via tol fungsional Salatiga -- Solo. Rasa-rasanya, mobil kami adalah mobil tertua yang lewat jalan ini. Hahaha.. Meski begitu, mobil masih anteng dibawa hingga 120 km/h. Tapi sayanya aja yang takut. Saya bertahan sekitar 100 km/h selama di tol. Sesampainya di tanjakan Kalikenteng, yang sedang viral kala itu, mobil kami melaju dengan mantap dan tidak ada kendala. Hingga akhirnya perjalanan ke Ngawi yang butuh 5-6 jam, bisa kami tempuh 3,5 jam saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun