Sadarkah kita bahwa selama ini kita telah terkungkung dalam sebuah ekosistem besar bernama ekosistem Google? Apakah itu ekosistem Google? Istilah ini merujuk pada sebuah kondisi di mana kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari sistem Google.
Coba kita lihat pola hidup manusia zaman kekinian berikut:
Bangun pagi karena alarm dari smartphone Android, Android buatan Google. Sambil menunggu sarapan memutar musik melalui smartphone Android. Karena tidak ada sarapan, maka order makanan melalui ojek online yang aplikasinya diunduh dari playstore. Playstore adalah produk dari Google.
Mau berangkat ke kantor, timbul notifikasi di layar smartphone bahwa jalur ke kantor relatif ramai lancar. Berkat informasi dari Google Maps. Sampai di kantor langsung ngecek email di Gmail, kemudian setelah itu browsing menggunakan Google Chrome.
Saat jam makan siang, buka lagi Google Maps, dan pencet 'nearby restaurant'. Pilih salah satu restaurant dan baca review orang yang pernah datang. Begitu juga melihat foto-fotonya.Â
Meluncurlah kita ke sana dengan dipandu driving mode-nya Google Maps. Sesampainya di tempat makan, mumpung agak senggang waktunya, nyalakan laptop sambil membuat postingan blog di Blogger. Blogger milik Boogle. Oiya, jangan lupa tambahkan iklan supaya bisa kita monetisasi blognya, pakainya google adwords atau google adsense. Selesai makan dan ngetik, merasa puas kemudian memposting review atas rumah makan tersebut di google map.
Kembali ke kantor, tiba-tiba ada komputer rekan kantor yang datanya rusak karena infeksi virus. Takut datanya hilang, di upload-lah ke Google Drive. Kerjaan sudah banyak yang selesai saatnya santai-santai dan iseng-iseng merencanakan liburan. Pencat pencet aplikasi pemesanan hotel yang sudah di-download dari Google Play Store. Pesanan sudah dilakukan, tinggal bayar memakai saldo di google wallet.
Oiya, untuk liburan besok, lupa belum beli kemeja pantai. Karena mau liburan ke pantai. Yaudah pencet pencet lagi aplikasi online shop yang sudah di-download dari google play store. Setelah dibayar, mau melihat status kiriman ekspedisi tapi nggak tahu alamat tracking-nya, yaudah ketik keyword-nya di google search.
Tibalah hari traveling. Awalnya lupa, tapi alhamdulillah muncul pengingat dari Google Calendar di smartphone bahwa kita mempunyai reservasi di salah satu hotel untuk hari ini. Pagi hari, pantau kondisi lalu lintas di google maps. Nyalakan lagi driving mode.Â
Sesampainya di lokasi wisata, bingung mau kemana dan makan apa. Nyalakan google voice, kemudian bilang OK google, kuliner dekat sini, atau OK google, tempat wisata dekat sini. Klik hasil searchnya dan otomatis masuk ke google maps. Lihat-lihat review-nya, jika bagus, datangi jika tidak ya sudah. Setelah didatangi, kembali lagi bikin review di google maps. Point kita sebagai local guide pun bertambah. Bangga.
Masih lapar, cari tempat cemilan secara konvensional. Ketemulah kita dipenjual kuliner tradisional yang belum banyak di kenal orang, dan belum terdaftar di google map. Maka kita tambahkan tempat tersebut lengkap dengan keterangan serta fotonya. Publish!
Saat perjalanan pulang dari tempat wisata, tiba-tiba macet. Buka lagi google maps, lihat penyebab kemacetan. Kemudian, search another route alias rute lain yang statusnya hijau.
Sesampainya di rumah, posting foto foto wisata di media sosial dengan smartphone Android yang buatan google itu. Eh tapi sebelum di upload, perlu diedit dulu fotonya pakai Picasa, yang buatan google itu. Kurang cukup, upload video perjalanan biar makin eksis, di Youtube.Â
Youtube juga saat ini telah diakuisisi oleh google. Karena laptop kita habis diinstal ulang, maka muncul notifikasi saat sign in di youtube, minta otorisasi berdasar nomor ponsel yang tertanam di smartphone android. Maka di layar hp muncul notifikasi dari google, "is this you that just sign in using chrome?" klik yes.
**
Nah, sekarang ini, Google sebagai raksasa internet telus melakukan inovasi. Sebagai contoh nantinya, akan ada google lens, di mana ketika kita menggunakan kamera dengan smartphone pixel (buatan google), maka gambar yang kita foto otomatis akan muncul dengan segala informasi. Misal, kita memotret seekor kucing, maka otomatis layar akan memberikan deskripsi terhadap kucing tersebut.Â
Selain itu, nantinya toko-toko online pada akhirnya akan saling terintegrasi dengan nama google home di mana semua penjual dan konsumen akan saling berjual beli melalui server besar bernama google home ini.
Inilah era ekosistem google. Pelan-pelan google akan semakin mengungkung dunia kita. Namun di saat yang sama, kita juga akan terbantu dengan berbagai kemudahan yang ada.Â
Bukan tidak mungkin, semua smartphone akan berbasis google baik fisik maupun OS nya, dan semua komputer maupun laptop pun mungkin pada akhirnya akan berujung pada sistem operasi google/chrome karena lebih mudah dan lebih terintegrasi dengan berbagai layanan google yang kini mencakup hampir semua lini kehidupan ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI