PPN atau Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak yang harus dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari transaksi jual beli barang maupun jasa dalam pendistribusiannya dari produsen kepada konsumen. Fungsi dari PPN adalah sebagai sumber  penerimaan negara yang memiliki peran signifikan. Dana yang diperoleh dari PPN ini akan digunakan untuk mendanai keberlangsungan dari sebuah negara, seperti pendidikan, pembangunan infrastruktur, kesehatan dan lainnya.  Selanjutnya, PPN juga dapat digunakan pemerintah untuk menjalankan berbagai kebijakan terutama yang berkaitan dengan stabilitas harga. Kebijakan tersebut nantinya dapat membantu dalam mengendalikan inflasi, sehingga perekonomian negara berjalan dengan stabil.Â
Latar belakang dari kenaikan tarif PPN menjadi 12% yang akan berlaku pada awal tahun 2025 mendatang adalah untuk kebutuhan pendanaan dari program-program pembangunan yang krusial, dengan meningkatnya kebutuhan anggaran pemerintah perlu memiliki sumber pendapatan tambahan. Dengan meningkatnya pendapatan negara dari pajak, pemerintah dapat lebih mandiri untuk membiayai progam-progamnya yang berlangsung tanpa harus mengandalkan pinjaman dari luar negeri.Â
Namun, kenaikan tarif PPN tersebut memiliki dampak terhadap masyarakat luas, salah satunya adalah mahasiswa yang berada di perantauan. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga atau BEM Unair menolak adanya wacana terhadap kenaikan Pajak Pertambahan Negara atau PPN sebesar 12%. Penolakan tersebut dilakukan oleh BEM Unair setelah melakukan kajian komprehensif mengenai dampak kenaikan PPN terhadap masyarakat. Terlebih jika kenaikan tarif PPN juga diberlakukan pada transaksi digital atau transaksi online yang mana hal tersebut sering digunakan masyarakat.
Sebagai mahasiswa rantau, kenaikan PPN tentu berdampak terhadap pengeluaran. Jika pada masa SMA/SMK mereka tidak perlu memikirkan biaya untuk tempat tinggal, listrik, air, internet bahkan kebutuhan sehari-hari seperti makan, namun saat mereka tinggal jauh dari orang tua semuanya dilakukan sendiri. Menghadapi kenaikan tarif PPN yang akan  berlangsung, skill dalam mengelola uang sangat dibutuhkan oleh setiap mahasiswa khususnya mahasiswa baru yang berada di perantauan.
Lalu bagaimana cara menghadapi kenaikan PPN bagi mahasiswa rantau? Â Berikut ini strategi yang wajib diterapkan oleh mahasiswa baru di perantauan.
1. Dahulukan Kebutuhan daripada Keinginan
Kebutuhan harus lebih diprioritaskan dan didahulukan daripada pemenuhan keinginan. Salah satu kebiasaan buruk mahasiswa yang harus dihindari adalah boros, kurangnya pertimbangan dalam membeli barang-barang yang dirasa tidak perlu dan pergi kesana kemari hingga terkadang lupa waktu. Hal tersebut dilakukan lantaran mereka merasa bebas dan memiliki hak untuk melakukan apapun karena berada jauh dari jangkauan orang tua.  Sebagai upaya untuk mengurangi konsumsi hal yang diluar kebutuhan, maka diperlukan kesadaran diri untuk dapat manajemen pengeluaran. Sebelum memenuhi keinginan, pastikan kebutuhan dasar sudah terpenuhi. Jika kebutuhan tidak didahulukan maka akan berdampak terhadap keberlangsungan hidup, sedangkan keinginan dapat ditunda karena belum tentu kita  membutuhkannya pada saat itu.
2. Optimalkan Pengeluaran
Membeli bahan makanan mentah yang masih segar dan memasak sendiri di kos dapat meminimalisir pengeluaran daripada makan di luar terus menerus. Selain itu, dengan mengolah makanan sendiri kita juga bisa memastikan makanan yang akan dikonsumsi terjamin sehat dan bersih, sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit. Selanjutnya, hal yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan fasilitas yang tersedia di kampus, seperti isi ulang air minum, perpustakaan, WIFI, ruang belajar dan lainnya dengan bijak dan optimal dapat meminimalkan pengeluaran bagi mahasiswa.
3. Mencari Sumber Pendapatan Tambahan
Sebagai seorang mahasiswa memang memiliki tugas utama untuk belajar dan mengikuti perkuliahan. Namun, untuk mendapatkankan penghasilan tidak harus menunggu lulus kuliah. Mencari sumber penghasilan tambahan bagi mahasiswa rantau dapat memberikan keamanan finansial yang lebih besar. Uang yang didapat dari penghasilan sendiri bisa digunakan untuk menghadapi berbagai situasi yang tak terduga seperti, kebutuhan pokok habis dalam waktu yang bersamaan, iuran yang mendadak, uang saku yang diberikan orang tua dirasa kurang dan lainnya. Hal yang bisa dilakukan seorang mahasiswa untuk mendapatkan penghasilan tambahan diantaranya, mahasiswa bisa memanfaatkan keahliannya untuk menjadi freelancer di platform online, menjadi tutor privat untuk anak sekolah atau mahasiswa lain, konten kreator, bekerja part-time sesuai kemampuan diwaktu luang, menjadi responden survei, menjadi asisten dosen, menjadi jasa fotografi, Â menjadi penulis di website, buku, naskah film dan lainnya.Â
4. Memanfaatkan Potongan Harga
Mencari potongan harga bagi bagi mahasiswa sangat penting karena dapat mengurangi beban finansial, menghemat pengeluaran untuk membeli kebutuhan lainnya, serta memberikan kesempatan untuk menikmati produk dan layanan dengan harga yang terjangkau. Selain itu, mahasiswa juga dapat memanfaatkan kartu tanda mahasiswa (KTM) untuk mendapatkan potongan harga yang disediakan di berbagai tempat dan layanan, seperti toko buku, rumah makan, angkutan umum, atau layanan tertentu , karena banyak penyedia yang memberikan diskon khusus sebagai bentuk dukungan untuk meringankan beban biaya pendidikan.
Itulah beberapa strategi yang bisa dilakukan oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa rantau yang tinggal jauh dari orang tua untuk menghadapi kenaikan PPN yang pastinya mengeluarkan lebih banyak biaya untuk keberlangsungan hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H