Identitas buku
Judul buku : Selamat Tinggal
Penulis     : Tere Liye
Penerbit    : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku : 360 halaman
Cetakan    : Pertama, 2020
ISBN Â Â Â Â Â Â : 9786020647821
Harga      : Rp85.000
Pendahuluan
'Selamat Tinggal' merupakan salah satu novel terbaru Tere Liye yang dirilis dalam versi cetak di akhir tahun 2020. Sebelumnya novel ini telah lebih dulu hadir dalam versi digital yang rilis di Google Play pada Mei 2020. Pada versi digital buku ini masih dalam versi unedited version, atau belum ada sentuhan editing dari penerbit. Secara garis besar isi novel ini sangat erat dengan kehidupan kita sehari-hari, yaitu tentang sebuah kepalsuan, cinta pertama, patah hati, masa perkuliahan dan tentang realitas masyarakat Indonesia saat ini.
SinopsisÂ
Kita tidak sempurna. Kita mungkin punya keburukan, melakukan kesalahan, bahkan berbuat jahat, menyakiti orang lain. Tapi beruntunglah yang mau berubah. Berjanji tidak melakukannya lagi, memperbaiki, dan menebus kesalahan tersebut.
Mari tutup masa lalu yang kelam, mari membuka halaman yang baru. Jangan ragu-ragu. Jangan cemas. Tinggalkanlah kebodohan dan ketidakpedulian. "Selamat Tinggal" suka berbohong, "Selamat Tinggal" kecurangan, "Selamat Tinggal" sifat-sifat buruk lainnya.
Karena sejatinya, kita tahu persis apakah kita memang benar-benar bahagia, baik, dan jujur. Sungguh "Selamat Tinggal" kepalsuan hidup.
Selamat membaca novel ini. Dan jika kamu telah tiba di halaman terakhirnya, merasa novel ini menginspirasimu, maka kabarkan kepada teman, kerabat, keluarga lainnya. Semoga inspirasinya menyebar luas.
---
Novel ini berkisah tentang Sintong Tinggal, mahasiswa tingkat akhir jurusan Fakultas Sastra yang mendapat julukan 'mahasiswa abadi' karena belum juga lulus di tahun ke tujuh kuliahnya.
Sehari-hari Sintong bekerja paruh waktu sebagai penjaga toko buku bajakan bernama 'berkah' milik pakliknya di dekat kampus.
Bagi seorang Sintong yang memiliki jiwa literasi hal itu tentu membuatnya resah. Dimana baginya mahasiswa yang seharusnya memiliki tingkat intelektualitas tinggi malah terjun di dunia ilegal yang justru merampas hak kekayaan intelektual orang lain. Namun apa yang bisa Sintong lakukan, ia hanya bisa diam dan mengeluh dalam hati, karena ia sendiri telah berjanji akan membantu usaha pakliknya sebagai balas budi karena telah mengurus segala keperluannya.
Tidak hanya Idealismenya yang tergadaikan karena menjadi penjaga toko buku bajakan, tapi perihal kuliah yang tak selesai-selesai juga menambah beban pikiran Sintong. Sintong bukannya tidak mampu menyelesaikan skripsinya. Hanya saja hidupnya saat ini seperti kelabu, dia tidak memiliki gairah sama sekali semenjak patah hati karena cinta pertamanya.
Saat menjadi mahasiswa awal, Sintong termasuk mahasiswa aktif dalam kegiatan akademik dan non akademik. Ia sering mengirimkan tulisannya ke surat kabar dan sering di muat dalam koran nasional. Sintong juga aktif di kegiatan pecinta alam, ia pernah mendaki 14 gunung dan bahkan ia pernah menjadi pemimpin redaksi majalah di kampusnya.
Sebagai penjaga toko buku, Sintong sering bertemu dengan banyak orang. Salah satunya adalah Jess, seorang mahasiswi baru Fakultas Ekonomi yang lumayan menarik hatinya. Jess terlihat tak masalah dengan profesi sambilan Sintong, namun teman akrab Jess yang bernama Bunga seringkali menampakan dengan jelas ketidaksukaannya pada Sintong. Semakin hari Jess dan Sintong semakin akrab, diam-diam Jess ternyata menyimpan perasaan pada Sintong. Namun Sintong masih belum bisa move on dari masa lalunya yang menyakitkan dengan gadis bernama Mawar Terang Bintang.
Suatu hari Sintong secara kebetulan menemukan sebuah 'harta karun' di gudang buku bajakan pakliknya. Harta karun itu adalah salah satu dari lima mahakarya yang ditulis oleh seorang penulis besar bernama Sutan Pane, yang hilang dari catatan sejarah literasi nasional. Sintong memutuskan untuk menjadikan Sutan Pane sebagai kajian dalam penulisan skripsinya dan telah mendapat persetujuan pembimbingnya. Pilihan itu membawa Sintong menjajaki dan menelusuri kisah hidup Sutan Pane dan mencoba mengungkap misteri alasan hilangnya penulis besar itu serta karya-karyanya.Sintong berhasil menemui beberapa orang narasumber yang memberinya banyak informasi baru. Namun informasi-informasi yang ada belum juga dapat mengungkap misteri mengapa Sutan Pane menghilang. Pencarian jejak Sutan Pane membangkitkan kembali gairah kepenulisan dalam diri Sintong, dari kamar kosnya, Sintong mulai mengasah lagi kemampuan menulisnya dengan membuat tulisan-tulisan yang kemudian dimuat di koran nasional.Â
Disisi lain, Paklik dan Buliknya meminta Sintong membantu mengembangkan bisnis buku bajakan ke tingkat yang lebih luas dengan membuka toko online. Sintong yang sudah lelah dengan bisnis ilegal itu terpaksa menurut. Ironisnya, di saat Sintong sedang berusaha memahami Sutan Pane di sisi lain Sintong seakan-akan malah 'mengkhianati' Sutan Pane dengan mendukung hal sebaliknya.
Belum lagi datang kabar tiba-tiba tentang cinta pertama Sintong, Mawar Terang Bintang, yang masuk penjara dan meminta Sintong untuk menemuinya.
Kasus apa yang membuat cinta masa lalu Sintong masuk penjara? Bagaimana dengan Jess, gadis sempurna di mata Sintong yang telah mengungkapkan rasa sukanya terhadap Sintong? Juga soal Bunga, dua sahabat karib ini ternyata menyimpan rahasia dibalik kehidupannya yang terlihat sempurna. Apakah Sintong akan keluar lingkaran bisnis buku bajakan itu? Dan apakah Sintong dapat mengungkap misteri di balik hilangnya Sutan Pane?
Kelebihan
Novel ini menggunakan bahasa yang mudah di pahami terlebih penggunaan bahasa kekinian dengan istilah-istilah yang kita pakai sehari-hari menjadi kelebihan utama novel ini. Karakter tokoh utama yang unik dan sangat kontadiktif membuat cerita menjadi sangat menarik. Beberapa tokoh pendukung juga memiliki karakter kuat yang tidak sia-sia. Pemilihan tema yang sangat menarik, jarang ada penulis yang mengangkat isu pembajakan dan plagiarisme walau sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Kekurangan
Bagi saya, penulis terlalu fokus dan memberikan porsi besar terhadap pesan yang ingin beliau sampaikan terhadap dunia pembajakan. Namun, menurut saya itu terlalu banyak sehingga seakan-akan saya sedang membaca curhatan seorang penulis. Kisah-kisah lainnya yang terselip dalam buku ini tidak diceritakan terlalu dalam, salah satunya misteri Sutan Pane yang menurut saya pada beberapa bagian terkesan 'dipaksakan', dan pada akhirnya kembali lagi ke topik pembajakan, sehingga hampir semua tokoh di sekitar Sintong terlibat di dunia pembajakan itu.
Penutup
Terlepas dari kekurangan novel ini, saya sangat merekomendasikannya. Selain novel ini sangat menarik dan cocok untuk menjadi bacaan di waktu senggang, novel ini dapat menjadi cerminan. Segala pendapat dan kritik dalam novel ini akan menjadi tamparan keras bagi siapapun yang pernah terlibat di dunia pembajakan baik sebagai penjual maupun pembeli. Melalui buku ini kita juga disadarkan mengenai betapa buruknya tindakan pembajakan itu, kerugiannya bagi si pembuat karya hingga imbasnya pada dunia industri secara luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H