Mohon tunggu...
Mohamad Hamid Abdillah
Mohamad Hamid Abdillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiwa

MAHASISWA, TRAVELING, BUDIDAYA, GAME

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Situs Candi Agung Gumuk Kancil Banyuwangi

18 Januari 2021   23:15 Diperbarui: 19 Januari 2021   10:53 4156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petilasan Maharsi Markendya ada di lereng Gunung Raung khususnya di Candi Agung Gumuk Kancil sebenarnya umat Hindu seluruh Nusantara bahkan seluruh Dunia itu harus tau bagaimana tonggak sejarah di petilasan Maharsi Markendya di lereng Gunung Raung khususnya ini harus dimengerti darimana cikal bakal Bali, darimana cikal bakal Hindu Nusantara. Jadi, jangan sampai meninggalkan leluhur, atau bahkan sampai melupakan leluhur, karena beliau Maharsi Markendya adalah salah satu guru yang membuka bagaimana Bali, sebelum ada saat ini, dan harapan kami untuk pemerintah Indonesia baik itu masyarakat yang di luar Indonesia pun harus melihat sejarah, jangan sampai kita semua meninggalkan leluhur, dengan demikian keajegan jagad akan bisa dijaga.

SHR I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III meninjau bahwa ada situs yang terkait perjalanan sejarah leluhur ajaran Hindu, bagaimana kita sebagai warih dari generasi muda senantiasa diingatkan dengan perjalanan sejarah dari empu Markendya yang dipercaya pada abad ke-7 atau ke-8 telah memulai sejarah penting untuk membangun (Babad) kea rah Bali, sehingga dengan adanya situs ini pertama ada sebuah bukti arkeologi dan bukti akademis bahwa sejarah Hindu yang berkaitan dengan Balidwipa dan Jawadwipa itu benar adanya

Pada masa pandemipun Candi Agung Gumuk Kancil tetap melaksanakan prosesi ritual pada umumnya, akan tetapi di masa ini warga setempat dan para peziarah tetap melangsungkan sembahyang menunaikan kewajibanya akan tetapi hanya lingkup Banyuwangisaja bahkan dibatasi beberapa saja. Situs Candi Agung Gumuk Kancil ini di ziarahi oleh ajaran Hindu saja akan tetapi warga lainya yang memiliki keperluan spiritual, yang ingin ritual, dan semacamnya dengan izin pemangku Hindu disana, harapan kami tetap lestarikan warisan peninggalan ajaran apapun karena wujud dari rasa toleransi dan juga saling menghargai, untuk generasi penerus tetaplestarikan kearifan lokal sesuai keyakinannya masing-masing tanpa merendahkan identitas ajaran apapun, kita semua tetap satu dalam kebhinekaan, yang notabenyadi Banyuwangi Multi kultural ragam kepercyaan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun