Hasrat manusia terhadap agama adalah fitrah yang Allah tanamkan pada tiap individu. Sebagaimana kebutuhan manusia terhadap makan dan minum begitu pula kebutuhan manusia terhadap agama. Bahkan kebutuhan  terhadapa agama melebihi segalanya.
Di tengah perkembangan zaman yang begitu masif kebutuhan spritual manusia makin tergerus. Bahkan praktek ibadah hanya sebatas ritual yang tidak sampai membasahi hati dan memuaskan dahaga spritual. Praktek ibadah mulai kering dari tujuan yang sebenarnya yaitu menyucikan jiwa serta sebagai sumber ketenangan.
Praktek ibadah sperti sholat jika tidak dijiwai hanya menghasilkan gerakan kosong tanpa nilai. Ruh dari ibadah adalah menghadirkan niat dan penjiwaan secara spritual dari awal hingga akhir.Â
Hati yang gelisah pasca ibadah adalah tanda hati belum mendaptkan nutrisinya, masih belum tuntas secara spritual. Walaupun semua gerakan sholat dari takbir hingga salam ia tunaikan dengan baik, tetapi jika kondisi hati tidak karuan maka apalah nilai dari ibadah sholat itu.
Memantapkan hati saat ibadah memang tidak mudah, butuh usaha yang maksimal serta rajin berdoa untuk itu. Hati yang hadir saat ibadah adalah ciri derajat ihsan, yaitu beribadah seolah menyaksikan Allah SWT dengan hati. Dalam sebuah hadis ketika Malaikat jibril bertanya tentang ihsan, maka dijawab oleh Rasulullah SAW : "yaitu engkau menyembah Allah seakan engkau menyaksikanNya, jika tidak maka ketahuilah Allah menyaksikanmu".
Ada dua derajat ihsan dalam hadis ini, yang pertama menyaksikan Allah dengan hati saat ibadah. Derajat ini hanya bisa dicapai ketika hati dipenuhi cahaya keimanan, begitu kuatnya cahaya keimanan tersebut ia mampu menembus yang ghaib seperti nyata, gambaran akhirat surga dan neraka terindra dengan jelas di hati. Adapun derajat yang kedua yaitu selalu merasa diawasi dan dipantau setiap lintasan pikiran, hati dan gerakan fisik.Â
Ibadah yang sampai pada derajat ihsan sudah pasti membuahkan ketenangan, khusyu, keteguhan jiwa serta keyakinan yang kokoh. Ibadah semacam ini juga dapat mewarisi sifat rajaa mengharapkan ampunan dari Allah serta sifat khouf yaitu takut atas murka Allah SWT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H