Mohon tunggu...
Muhammad Hamid Habibi
Muhammad Hamid Habibi Mohon Tunggu... Guru - Calon guru

Belajar lagi... Belajar mendengarkan, belajar memahami, belajar mengatur waktu, belajar belajar belajar... belum terlambat untuk belajar...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Andai Sistem di Penjara Meniru Pabrik Es Krim Campina

1 Agustus 2018   08:03 Diperbarui: 15 Agustus 2018   15:10 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang menggunakan kaca dan ada kunjungan dari masyarakat dok. Pri

Beberapa pekan ini kita dihebohkan dengan tertangkapnya kepala lapas suka miskin oleh penyidik KPK. Kalapas ini diduga melakukan penyelewengan dan menerima suap untuk fasilitas mewah yang bisa diperoleh para terpidana di dalam penjara. 

Terbukti saat operasi tangkap tangan tersebut KPK juga menemukan kamar penjara yang memiliki fasilitas wow bagaikan apartemen. KPK menunjukkan bahwa ada penjara mewah di lapas sukamiskin. 

Bayangkan saja, di kamar lapas yang seharusnya bisa bikin terpidana jera dan bertaubat malah diberi fasilitas mewah yang membuat mereka nyaman layaknya di rumah sendiri. 

Fasilitas mewah tersebut antara lain AC, toilet terpisah, kulkas, televisi bahkan ditemukan beberapa narapidana yang memiliki sel dobel yang dimodifikasi layaknya rumah bertingkat. 

Tentunya semua fasilitas mewah tersebut bukanlah pemberian yang cuma-cuma. Para tersangka korupsi ini harus membayar (menyuap) Kalapas tadi agar mendapat fasilitas di dalam sel penjaranya.

Yang lebih mengejutkan lagi, saat OTT KPK kemarin ditemukan dua narapidana yang tak ada di dalam selnya. Sungguh aneh bukan? Salah satu terpidana beralasan sedang keluar berobat. 

Jujur saya sangat tidak percaya alasan tersebut, apalagi setelah terungkapnya kasus Papa Bakpao yang pura-pura opname beberapa waktu yang lalu. Sebegitu mudahkah para narapidana keluar masuk penjara? Apakah kondisi mereka kritis (mau mati) hingga harus perawatan di luar penjara? Tak adakah tenaga medis yang memadai di lapas mewah sukamiskin ini?

Masih banyak lagi pertanyaan di benak hati saya yang belum terjawab.

Namun kiranya boleh memberikan usul, alangkah baiknya jika sistem penjara khususnya sukamiskin ini meniru sedikit sistem yang ada di pabrik es krim Campina. Tentunya dengan tujuan agar napi bisa lebih terkontrol dan tidak semaunya sendiri, toh mereka sedang di hukum bukan darmawm wisata kan?

Berikut beberapa hal yang bisa diterapkan di lapas suka miskin yang terinspirasi dari kunjungan saya ke pabrik es krim Campina kemarin:

Pertama: memaksimalkan penggunaan CCTV dan layar televisi yang ada.

Ada yang unik di pabrik Campina saat kita mau membuang sampah di sana. Kita harus membuang sampah dengan dipilah sesuai aturan yang ada dan di atas tempat sampah ada CCTV yang mengawasi. 

Jika ada yang nakal membuang sampah tak pada tempatnya maka siap-siap saja untuk malu karena wajah anda akan terpampang di seluruh televisi yang ada di pabrik. Hukuman yang cukup membikin jera bukan?

Ruang menggunakan kaca dan ada kunjungan dari masyarakat dok. Pri
Ruang menggunakan kaca dan ada kunjungan dari masyarakat dok. Pri
Kedua, mengganti dinding sel dengan kaca transparan.

Hal ini dilakukan bukan untuk mengurangi hak privasi narapidana namun untuk sebuah keefektifan. Toh para napi dihukum juga karena mencaplok hak-hak rakyat bukan. 

Dengan dinding kaca transparan inilah kita akan mengetahui kegiatan napi di dalam sel. Selain itu, kita bisa hemat energi karena tak perlu lagi menyalakan lampu di siang hari. Seperti yang diterapkan di pabrik es krim Campina.

Ketiga, adakan visit tour untuk masyarakat.

Pabrik es krim Campina setiap harinya selalu menerima visit tour dari berbagai kalangan. Tak kurang 100 peserta datang setiap harinya, hal ini dilakukan untuk memberikan edukasi kepada peserta dan menunjukkan bahwa pabrik ini dijalankan dengan kualitas yang baik.

Hal ini seharusnya juga dilakukan di lapas suka miskin. Dengan adanya visit tour setidaknya ada tiga manfaat langsung yang bisa diterima. Pertama bagi pihak lapas, mereka akan bekerja lebih baik lagi karena setiap hari ada pengunjung yang datang dan menyaksikan secara langsung sistem di lapas.

Kedua bagi masyarakat hal ini dijadikan edukasi bahwa korupsi adalah suatu kejahatan, dengan datang ke lapas mereka akan tahu apa saja kasusnya, siapa saja yang terkena kasus, berapa lama di hukum serta menambah kepercayaan masyarakat akan sistem penjara benar-benar dijalankan dengan baik. 

Ketiga bagi para napi, tour visit ini akan membuat efek malu karena setiap hari akan ada yang melihat mereka dihukum karena kasus korupsi yang mereka lakukan. 

Sayangnya hal ini akan menjadi percuma jika para napi sudah tak memiliki rasa malu di dalam dirinya. Sudah waktunya penjara terbuka pada masyarakat, sehingga lebih mudah untuk mengawasinya. Jangan seperti selama ini yang tertutup tapi penuh tipu muslihat. 

Semoga bermanfaat 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun