Mohon tunggu...
Muhammad Hamid Habibi
Muhammad Hamid Habibi Mohon Tunggu... Guru - Calon guru

Belajar lagi... Belajar mendengarkan, belajar memahami, belajar mengatur waktu, belajar belajar belajar... belum terlambat untuk belajar...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sahur Satu Nampan, Tambah Kekompakan Warga Kontrakan

18 Mei 2018   12:50 Diperbarui: 18 Mei 2018   13:20 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati santap sahur bersama dok.pri

Sahur merupakan moment yang sangat menegangkan selama bulan puasa. Bagaimana tidak, jika kita telat bangun atau malah ketiduran alamat kita tak makan sahur. Dampaknya kita bisa lemes seharian saat berpuasa. Agar sahur menjadi ringan, maka perlu adanya kebersamaan sehingga semua bisa menikmati santap sahur.

Saat imsak sudah mendekat, maka kita harus segera makan sahur biar kuat puasa seharian. Biasanya kita bisa beli nasi dan lauk di warung dekat rumah, atau jika terlalu jauh kita bisa memakai jasa ojek online yang punya fasilitas pesan antar makanan misalnua go-food atau grabfood. Namun kedua cara tersebut tidak kami pilih, karena menurut kami yang notabene anak kontrakan dua cara tadi cukup banyak menguras isi dompet.

Sebagai warga kontrakan yang baik, moment sahur bisa menyatukan kita. Bagai lidi satu yang gampang patah, kami bisa menjadi banyak lidi yang tak gampang patah jika bersatu. Sahur pun lebih nikmat karena kami menyiapkan, makan hingga membereskan bersama-sama.

Diawali Bantingan Beli Bahan

Bagi orang malang dan sekitarnya, bantingan merupakan istilah dari iuran. Jadi untuk membuat makan sahur, malam sebelumnya tepatnya setelah shalat taraweh kita ada bantingan sukarela. Biasanya satu orang maksimal 5.000 saja sudah cukup untuk membeli bahan di pasar terdekat. Dengan anggota kontrakan sekitar 7 orang, terkumpullah uang 35.000.

Uang itu bisa digunakan setidaknya untuk membeli telur seperempat kilo, bawang merah dan putih secukupnya, cabe, krupuk, sayur-sayuran seperti kangkung, sawi, bayam yang setiap hari bisa ganti biar ndak bosen. Untuk masalah nasi jangan khawatir karena beras stok di kontrakan yang di bawa dari kampung halaman masih tersedia.

Oya jangan lupa juga membeli penyedap rasa alias micin agar santap sahur lebih terasa gurih. Biasanya dua orang uang bertugas pergi ke pasar, setelah balik bahan-bahan tadi diletakkan di dapur yang nantinya akan dibuat santap sahur.

Mulai Masak Jam 2 Pagi

Alarm sudah di setting pukul dua pagi, dari tujuh orang warga kontrakan yang bangun duluan maka wajib hukumnya membangunkan yang lain. Tak semuanya yang dibangunkan sih, hanya beberapa orang yang memang hobi dan bertugas memasak. Sementara warga lain masih dipersilahkan istirahat sampai jam 3 nanti. Dengan mata agak ngantuk, yang pertama dilakukan adalah memasak nasi di magiccom. Caranya sangat mudah tinggal bersihkan beras, beri air secukupnya lalu masukkan ke magiccom dan tunggu 30 menit nasi sudah matang.

Masak bersama dipandu Chef Oles ahli masak di kontrakan dok. Pri
Masak bersama dipandu Chef Oles ahli masak di kontrakan dok. Pri
Langkah kedua, kupas dan bersihkan semua bahan. Dengan dipandu chef Oles yang memang paling ahli memasak di kontrakan berbagai menu sahur siap disajikan. Malam ini kami memasak sayur rawon isi sawi (bukan daging), tahu bumbu kecap, telur dadar dan sambel bawang segar ekstra pedas.

Makan Bersama Satu Nampan

Setelah satu jam an berkutat di dapur, Maka jadilah hidangan santap sahur hari ini. Setelah diracik di atas nampan dan seluruh warga kontrakan sudah bangun, acara santap sahur bersama dimulai. Dengan ditemani acara tv yang lucu-lucu, sahur pun terasa lebih menyenangkan.

Santap sahur sambil nonton tv dok. Pri
Santap sahur sambil nonton tv dok. Pri
Walau mata masih ngantuk dan rasa malas masihlah ada, kami membuat lingkaran di sekeliling nampan. Uniknya rasa malas makan tadi berangsur hilang saat makan bersama seperti ini. Ditambah dengan krupuk yang renyah, acara santap sahur kami berjalan dengan lahap.Kami memang selalu makan bersama, dengan alas nampan yang cukup besar satu porsi makanan jumbo siap dihabiskan.

Bagi kami, makan bersama seperti ini bisa menambah kekompakan dan tali persaudaraan. Walaupun kita bukanlah saudara sedarah, namun pengalaman makan satu nampan setiap hari ini semoga bisa menjadi pengalaman tak terlupakan hingga tua nanti.

Setelah makan usai maka hal yang terakhir dilakukan adalah kora-kora alias cuci piring. Karena kami tak pakai piring, maka kegiatan terakhir adalah cuci nampan dan alat masak yang digunakan tadi. Agar saat masak selanjutnya bisa langsung dipakai.
Salam dan terima kasih. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun