Mohon tunggu...
Muhammad Hamid Habibi
Muhammad Hamid Habibi Mohon Tunggu... Guru - Calon guru

Belajar lagi... Belajar mendengarkan, belajar memahami, belajar mengatur waktu, belajar belajar belajar... belum terlambat untuk belajar...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tolong, Jangan Merokok di Depan Anak!

8 Maret 2018   12:20 Diperbarui: 8 Maret 2018   13:51 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh penjual yang merokok di depan anak-anak sekolah dok.pri

Peraturan tentang merokok saat berkendara memang sedang hangat-hangatnya. Walaupun aturannya tidak tersurat secara langsung namun banyak pihak yang menganggap bahwa merokok juga bisa mengalihkan konsentrasi saat berkendara, namun banyak pula yang menyangkal.

Pendapat kedua ini menyatakan merokok malah menambah konsentrasi saat berkendara terutama menghilangkan bosan dan kantuk saat mengendarai mobil atau kendaraan yang lain. Buktinya banyak sopir bus atau truck yang kuat berkendara selama berjam-jam sambil merokok tentunya.

Kali ini saya memang akan membahas tentang merokok, namun bukan terkait masalah rokok saat berkendara. Menurut saya ada masalah yang lebih urgent lagi yang harus segera kita atur bersama, apa itu? Merokok di depan anak-anak.

Jamak di sekitar kita yang merokok di depan anak-anak, entah itu anaknya sendiri atau anak yang sekadar lewat saat itu. Tanpa ada rasa sungkan, was-was apalagi berdosa kita biasa saja merokok di depan anak tersebut. Hal ini tentu sangat memprihatinkan, karena ada beberapa dampak negative yang bisa ditimbulkan antara lain:

Pertama, anak akan mengikuti kebiasaan kita. Keren, mungkin itu sekilas pandangan anak pada orang yang merokok. Mereka merasa orang yang merokok itu orang yang keren, apalagi anak-anak sering dengar dari para perokok bahwa rokok itu rasanya enak. Tanpa dibicarakan pun jika kita mau sebentar melihat wajah para perokok kita juga bisa menyimpulkan bahwa merokok itu enak.

Selain itu karakter anak yang dominan mencontoh perilaku orang disekitarnya juga akan berdampak pada anak. Jika di sekitar anak tersebut banyak orang yang merokok, maka suatu saat sang anak akan mencoba merokok walau dengan sembunyi-sembunyi bukan?

Kedua, kesehatan anak rentan terganggu. Yang paling rawan terkena dampak rokok bukanlah perokok itu sendiri tapi para perokok pasif yang ada di sekitarnya. Jika dari kecil sudah menjadi perokok pasif tentu saja akan berbahaya nantinya.

Ketiga, anak makin sulit dinasehati. Kita akan lebih sulit menasehati anak jika kita ternyata juga melakukannya. Misalnya ada orang tua yang merokok menegur anaknya agar tidak merokok, pasti nasehat tersebut dianggap sebagai angin lalu bagi si anak, la ayahnya tiap hari merokok di depannya. Bisa jadi si anak menganggap merokok bukanlah hal yang berbahaya karena dia punya bukti hidup yakni ayahnya sendiri merokok setiap hari. Hal ini seperti peribahasa ayah merokok sabil berdiri, anak merokok sambil berlari alias sembunyi.hehehe

Tidak hanya di sekitar rumah yang menjadi tanggung jawab keluarga, namun seyogyanya larangan merokok di depan anak juga di laksanakan di mana pun si anak beraktivitas. Seperti yang sudah diterapkan di banyak sekolah bahwa guru tidak boleh merokok di sekolah atau minimal jangan sampai di depan murid-muridnya.

Sayangnya saya sendiri sering melihat banyak orang yang acuh merokok di depan anak. Sering saya melihat penjual jajanan anak SD yang dengan santai berjualan sambil merokok. Tentu hal ini tidak baik buat anak-anak, padahal mereka ini berjualan di depan sekolah. Memang susah melaksanakan aturan ini, namun perlu adanya edukasi buat kita semua agar kita sadar bahwa merokok di depan anak banyak kemudharatannya dan tak ada hikmahnya sama sekali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun